3 Kondisi yang Mengurangi Kenikmatan Sepiring Bakmi Jawa di Jogja

3 Kondisi yang Mengurangi Kenikmatan Sepiring Bakmi Jawa Jogja (Shutterstock)

3 Kondisi yang Mengurangi Kenikmatan Sepiring Bakmi Jawa Jogja (Shutterstock)

Warung bakmi jawa yang letaknya di samping sebuah gang di Jogja itu terlihat sangat sederhana. Sebenarnya malah tidak begitu nampak seperti warung. Hanya seperti rumah yang sengaja ruang tamunya dibuka dengan sisi samping ditaruh gerobak dan meja kecil sebagai tempat memasak. 

Jadi, warung yang saya ceritakan ini dekat dengan kos saya. Masakannya enak banget. Antrean panjang menjadi pemandangan sehari-hari. Namun, di balik kenikmatan dan kesederhanaan warung tersebut, ada tiga hal yang bisa membuat pelanggan kapok. 

Ini bukan perkara kandungan borax atau warung bekas kuburan yang biasa ditayangkan di televisi, kok. Ini soal kenyamanan saja.

Banyak warung bakmi jawa di Jogja yang tempatnya terlalu sempit

Bagi setiap pedagang makanan di Jogja, pemilihan lokasi strategis adalah langkah awal dalam membangun usaha. Nah, warung bakmi jawa yang letaknya di samping gang tepat di pinggir jalan itu sepertinya “kelewat sederhana”. 

Warung bakmi seenak dan seramai itu harusnya perlu lahan yang lebih luas. Bahkan jumlah meja makan sangatlah minim. Para pelanggan jadi sering rebutan untuk makan di tempat.

Pengalaman tidak mengenakkan saat makan di warung Bakmi Jawa ini adalah ketika harus satu meja dengan orang tidak dikenal. Suasana jadi canggung. Mau pindah tempat, tapi semua meja terisi.

Letak meja makan di warung itu sengaja dibuat mendatar dari arah utara dan selatan agar terkesan minimalis. Ya, betul minimalis. Jumlah meja makan saja hanya ada 4 buah dengan 6 kursi di masing-masingnya. 

Kursi-kursi yang dipakai dari arah selatan saja mentok kena ujung aspal jalan. Lengah sedikit bisa-bisa diserempet pengendara yang sedang lalu-lalang. 

Minimnya lahan parkir

Pelanggan warung bakmi jawa dekat kos saya ini tidak hanya dari warga sekitar dan para penghuni kos. Saking terkenalnya, ada banyak orang dari seluruh penjuru Jogja jajan di sini.

Sayang, banyaknya pembeli tidak sebanding dengan lahan parkir yang ada. Bahkan yang katanya “lahan parkir” sebenarnya tidak layak disebut lahan parkir. Bagaimana tidak, separuh jalan di gang sempit itu sengaja dipakai buat parkir motor pelanggan. Padahal aksesnya tidak begitu memadai.

Tempat mengantri bagi pelanggan yang ingin bungkus hanya dua kursi untuk duduk. Apalagi kendaraan yang mereka pakai harus terparkir di hampir separuh jalan gang. Sungguh, betapa perlunya rekondisi warung agar pembeli tetap nyaman meskipun harus menunggu lama.

Pada akhirnya mengganggu pengguna jalan

Pada akhirnya pengguna jalan mengeluh. Mereka terganggu karena beberapa hal. Misalnya, meja makan paling pojok sudah mepet jalan. Selain itu, parkir kendaraan menyita jalan.

Menurut saya, sudah saatnya warung bakmi jawa yang laris karena memang enak ini butuh lahan yang lebih luas. Jangan sampai semakin banyak warga yang protes karena akses jalan terganggu. 

Oleh sebab itu, saya doakan warung bakmi jawa di Jogja ini tetap laris. Setelah itu, pemiliknya bisa menabung dan membeli atau menyewa lahan yang lebih luas. Sungguh sayang kalau banyak warung makan enak hilang karena tidak punya tempat yang ideal. Pasti pelanggan bakal sangat sedih.

Penulis: Cicilia Putri Herlinda

Editor: Yamadipati Seno 

BACA JUGA 3 Hal Menyebalkan yang Ada di Warung Bakmi Jawa, Bikin Makan Jadi Nggak Nikmat dan Nyaman

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version