3 Keuntungan yang Bisa Didapatkan kalau Menikah sama Cowok Pas-pasan

Saya Bukannya Anti Menikah, Tapi Punya Pertimbangan yang Kompleks terminal mojok.co

Saya Bukannya Anti Menikah, Tapi Punya Pertimbangan yang Kompleks terminal mojok.co

Di antara para cowok—terutama yang bermuka dan harta pas-pasan—kami seringkali di buat sakit hati sama makhluk yang bernama “wadon”. Pakek “A’ lho, bukan pakek “E”. Jadinya malah serem kalo pake “E”, huhu. Saya bukan bermaksud menyalahkan kalian tanpa alasan lho ya para wedon, Eh, wadon.

Jujur saja, kelakuan kalian yang suka pilih-pilih cowok ganteng inilah yang sangat menyakiti kami. Meskipun ya kami juga sadar kalau ngeliat muka ganteng itu emang rasanya gimana gitu, tapi mbok ya berbaik hati dikit napa. Wajah ganteng kayak oppa-oppa cukup buat tamba pingin kalian aja, kalau cinta kalian, ya dicurahinnya sama kami yang pas-pasan ini.

Kami ngomong gini bukan karena hopeless atau apa lho ya, bukan. Kami cuma pengin ngajak kalian kembali ke realita kalau seberapa pun kalian memuja dan mencinta oppa dan wajah gantengnya, kalian tuh nggak akan bisa nikah sama mereka…Kalaupun mungkin nih ya, persentasenya cuma nol koma nol nol nol nol sekian persen. Ingat lho, zaman akhir stok kaum lelaki semakin menipis. Daripada kalian nggak dapet pasangan, mending terima aja kami seadanya. Itung-itung nyari pahala lah, memperbaiki keturunan kami, hehe…

Nih, ya… saya beri tahu tiga keuntungan yang kalian para wadon dapat kalau mau menikah dengan kami para cowok pas-pasan:

1. Hidup dijamin bahagia

Loh kok bisa? Ya bisa lah. Gini aja deh… coba kalian bayangkan, tiba-tiba kalian dapat hadiah kucing seharga 1 M secara cuma-cuma. Tega kalian beri makan nih kucing dengan ikan pindang? Walaupun ngoyo, nih kucing pasti kalian rawat dengan sebaik-baiknya perawatan: kalian mandiini pake sampo, kalian kasih makan wishkash, kandangnya dibuat super nyaman, bahkan bisa sampai mengalahkan perawatan terhadap tubuh sendiri. Agar apa? Ya selain meng-eman karena harganya mahal, bisa dapat untung juga nantinya kalo tambah indah, apalagi dikawinin dan beranak pinak.

Sama, Mbak Yu…. Kalau kami bisa memiliki kalian para wadon idaman kami, kami juga akan memanjakan kalian, akan kami buat dunia kalian serasa surga, walaupun ngoyo, kami nggak akan merasakannya kok jika sudah melihat senyum kalian selepas ke-ngoyo-an kami. Nggak rela kami jika harus melihat kalian sambat ini itu. Minimal, kalian nggak akan nggrengseng mikir ini itu. Jika kalian bertanya, “Agar apa?”, alasannya ya sama, “untuk meng-eman kalian”. Tapi tenang, kami nggak cari untung kok. Kami cuma cari surga karena bisa membuat istri kami bahagia, apalagi kalau kita juga punya anak. Huhu… dan tentunya kalian juga dapat surga disamping kami—dan bidadari-bidadari sebagai bonus dari Tuhan—karena membuat manusia seperti kami bisa merasa senang tak terkira. Intinya apa? Kalian itu akan selalu merasa diperjuangin gitu loh.

O iya, kalau kalian bertanya, “apakah bisa menyamai bahagianya Nia Ramadhani?”. Maka kami tak perlu menjawab, cukup rasakan sendiri. Sebab, kebahagiaan itu tak timbul dari materi, Sayang. Wuish… bijak banget kan saya? Wkwk

2. Cowok dengan muka pas-pasan itu awet

Awet? Iya lah. Sekarang ganti aja deh kata “pas-pasan” jadi “jelek”. Misal kalian nikah dengan cowok jelek yang berumur 25 tahun. 50 tahun lagi, atau bahkan se-abad pun, sebutannya masih tetap sama, “jelek”. Nggak percaya? Sekarang siapkan kopi panas dan rondho royal, agar otak kalian tambah encer.

Sudah? Oke, waktunya pelajaran. Wkw. Kalau kalian nikah sama cowok ganteng yang berumur 25… 50 tahun lagi, atau bahkan 15 tahun lagi, sudah mulai tumbuh keriput di wajahnya, kantung matanya sudah mulai me-ngglambreh, dan ubannya pun sudah mulai bermunculan. Ketika itu, di otak kalian pasti muncul pemikiran, “kok tambah jelek ya suamiku?”.

Sudah paham? Saya harap sudah lah ya… kalian kan pinter, wadon milenial gitu loh. Jadi, kalau kalian menikah dengan kami para cowok dengan muka pas-pasan, ketika kalian kumpul  sama temen-temen kalian, bacod-an temen kalian tetep sama saat umur 25 dan 40, “suamimu jelek banget sih”. Nggak akan ada perubahan drastis… jadi kalian nggak shock, walaupun sebenarnya kembali lagi, “cinta itu nggak pandang materi dan rupa. Cinta itu berasal dari hatimu, Sayang.” Hahaha.

3. Nggak akan muncul perasaan was-was di hati kalian walaupun kami jarang pulang

Sekarang, bayangin deh… kalian pernah nggak? Punya kucing—sekarang kami yang berperan jadi kucing—yang buluk, rembes, nggak terawat deh pokoknya? Nggak pernah ya? Yaudah, nggak penting kok. Kan saya cuma minta bayangin… hehe. Oke lanjut, misal nih kucing nggak pulang selama dua hari. Pasti kalian santuy-santuy aja, soalnya kalian pasti mikir nggak akan ada orang yang mau nyulik. Wkwk…

Beda dengan kalau kalian punya kucing seharga 2 M, 3 jam saja tidak pulang, pasti kalian sudah bingung nyariin. Mulai dari tanya-tanya sama warga setempat, pasang pamflet, pasang iklan di tipi, radio, dan lapor polisi. Eh, tapi saya saranin jangan lakuin yang terakhir deh, tau sendiri kan ya… hehe. Saya nggak mau bahas detil, soalnya saya takut. Wkw… andaikan Gus Dur masih ada. Huhu…

Kami juga sama seperti itu, sejauh apa pun kami keluar, nggak akan kok kami dilirik sama cewek-cewek, apalagi yang cantk. Hehe… jadi aman… tapi kembali lagi yah… “cinta yang sebenarnya itu harus dilandasi kepercayaan. Jadi harus saling percaya gitu loh… jadi kami percaya kok sama kalian, dan kalian harus percaya juga sama kami…” wkw

Oke, Mbak Yu… itu tadi 3 keuntungan jika kalian nikah sama cowok dengan muka pas-pasan dan nggak tajir. Sekarang gimana? Masih tetep ngeyel nolak kami? Atau masih ambisius jadi istrinya oppa-oppa itu? Huhu… akhir zaman loh, kaum adam semakin menipis loh. Hayo… Sekarang keputusan ada di tangan kalian, Mbak Yu.

BACA JUGA Belajar Menerima Penolakan Cinta dari Naruto atau tulisan Muhammad Rizqi Hasan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version