#2 Laweyan yang bisa bikin bingung
Kota Solo memiliki sebuah daerah yang jalan dan gang di sana semua mirip. Bagi yang kali pertama berkunjung, pasti sulit membedakan dan bisa tersesat. Nama daerah tersebut adalah Laweyan.
Laweyan sendiri adalah sebuah kecamatan yang terletak di sebelah barat Kota Solo. Kecamatan ini juga terkenal sebagai kampung batik
Nah, salah satu titik yang paling membuat pusing pengunjung anyaran adalah jalanan ke arah Masjid Keraton. Ketika melintas di sini, seakan-akan semuanya sama. Bahkan Google Maps bisa nggak berguna. Ada jalan 1 arah, yang membingungkan pengendara yang baru melintas di sini.
Satu-satunya yang bisa kamu andalkan di sini adalah bertanya ke orang lokal. Tenang, orang Kota Solo terkenal akan keramahannya. Mereka pasti dengan senang hati memberi tahu arah, sekaligus tips supaya bisa “selamat” menembus Laweyan.
# Selat Solo yang menjadi ikon Kota Solo
Sekarang kita bergeser ke kuliner di mana Kota Solo punya keunikan bernama selat. Selat Solo sendiri adalah kreasi kuliner salad, modifikasi dari makanan Eropa. Begitu masuk ke Solo, para juru masak memodifikasi rasanya supaya sesuai dengan lidah para raja-raja Kasunanan Solo.
Misalnya, kecap manis menggantikan kecap inggris dan mayones. Alhasil, tercipta sebuah saus khas berwarna cokelat. Nama “selat” sendiri berasal dari Bahasa Belanda slachtje, yang artinya ‘salad’.
Selain kecap, para juru masak mengganti daging setengah matang dengan daging sapi cincang matang. Juru masak lantas menambahkan sosis, tepung roti, dan telur. Mereka membentuk campuran ini seperti lontong, membungkusnya dengan daun pisang, dan kemudian mengukusnya sampai matang.
Setelah dingin, juru masak mengirisnya dengan ukuran tebal, lalu digoreng dengan sedikit margarin. Juru masak kala itu menyajikan selat dengan sayuran rebus seperti wortel, buncis, tomat, dan daun selada, serta kentang goreng untuk memberi rasa kenyang. Maka jadilah, keunikan Kota Solo.
Nah, itulah dia 3 keunikan Kota Solo. Menurut saya, daerah lain akan sulit untuk mencontek keunikan tersebut. Jika memaksa meniru, setidaknya, tidak akan mendapatkan “rasa yang otentik”.
Penulis: Sholy Khoirudi Zuhri
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA 4 Hal yang Hanya Bisa Anda Dapatkan di Kota Solo
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.