Beberapa waktu lalu saya menulis Ketemu Monyet hingga Kuliner Pinggir Jurang, Hal-hal yang Wajar di UNNES Semarang, tapi Nggak Lumrah di Kampus Lain. Tiga keunikan Universitas Negeri Semarang dalam tulisan itu menurut saya mustahil ditemukan di kampus lain. Artikel tersebut rupayany mendapat sambutan hangat. Bukan hanya dari mahasiswa aktif, alumni pun turut mengamini “keanehan” tersebut.
Respon dari pembaca adalah bukti bahwa apa yang saya tulis bukan bualan belaka. UNNES memang serandom itu. UNNES memang mirip hutan.
Padahal, bisa dibilang, apa yang saya tuliskan hanyalah permukaan. Masih banyak pengalaman kuliah di UNNES lain yang lebih absurd. Pengalaman-pengalaman yang mungkin terasa aneh di kampus lain, tapi wajar di UNNES karena mahasiswa sudah terlalu sering mengalaminya.
#1 Di UNNES, tanjakan curam dan ekstrem adalah makanan sehari-hari
Bagi mereka yang sedang kuliah di UNNES atau mungkin alumni UNNES, melewati jalan menanjak adalah hal yang tidak mungkin terhindarkan. Maklum saja, kampus ini berada di kawasan perbukitan Gunungpati. Rute sekitar UNNES selalu berupa tanjakan dan turunan curam, bahkan kelokannya terasa tidak berkesudahan.
Saya beri sedikit gambaran betapa ekstrem jalanan UNNES. Jika datang dari arah bawah seperti Jatingaleh, Kelud, atau Sampangan, biasanya orang-orang akan lewat tanjakan Trangkil. Jalur ini bisa dibilang cukup bersahabat karena sudah dibeton dan cukup lebar. Walau memang, tanjakannya membuat motor harus bekerja lebih keras. Lain cerita kalau memilih rute dari arah Ungaran karena di sana ada tanjakan Cangkiran yang lumayan panjang dan berkelok.
Sementara itu, bagi mereka yang merasa butuh rute lebih cepat dan punya kendaraan yang siap tempur, ada satu jalan alternatif yang cukup terkenal. Namanya tanjakan Bangkong atau lebih dikenal dengan “Jalur Gaza” saking menegangkannya. Jalur ini memang bisa menghubungkan UNNES dan UNDIP hanya dalam hitungan menit, tapi medannya benar-benar ekstrem: sempit, curam, dan penuh tikungan tajam. Banyak mahasiswa bilang, jalur ini cocok untuk mereka yang ingin sensasi adrenalin sebelum masuk kelas.
#2 Kampus bak kebun binatang, ada hewan menggemaskan hingga paling berbahya
Sebelumnya, saya sempat menyebutkan bahwa mahasiswa UNNES Semarang bisa saja berpapasan dengan monyet di sekitar gedung Fakultas Teknik. Sebenarnya, tidak sebatas itu. Dari pengalaman pribadi, masih banyak hewan lain yang bisa dijumpai di UNNES dan sekitarnya.
Hal ini wajar saja, mengingat wilayah UNNES dulunya merupakan kawasan hutan dan masih berada di area perbukitan. Meski kini bangunan kampus dan kos-kosan terus bertambah, hewan-hewan dari hutan masih sering mampir ke kampus dan pemukiman sekitarnya.
Beberapa kali saya masih menjumpai tupai yang tampak asyik melompat di atas kabel atau pohon buah di dekat kos. Kadang juga ada biawak berukuran lumayan besar sedang bersantai di pinggir saluran air. Dan, tak jarang, hewan yang lebih mengejutkan seperti ular pun muncul secara tiba-tiba.
Salah satu pengalaman paling menegangkan adalah ketika seekor ular viper ekor merah (jenis yang berbisa dan cukup berbahaya) masuk ke dalam kos saya. Untungnya, saya segera sadar ada sesuatu yang aneh dan berhasil mengusirnya.
Pengalaman-pengalaman semacam itu awalnya tentu bisa bikin panik. Namun, seiring waktu, kehadiran hewan-hewan ini terasa biasa saja. Bahkan, kadang saya merasa asing ketika beberapa hari tidak melihat tupai atau mendengar suara burung liar. Serasa ada yang kurang.
Dengan demikian, mahasiswa Unnes akhirnya diajak untuk terbiasa hidup berdampingan dengan alam. Bukan cuma lewat teori di mata kuliah konservasi, tapi lewat interaksi langsung dengan satwa liar yang bisa dianggap seperti “tetangga beda spesies”.
#3 Punya pilihan kos-kosan yang lokasinya ekstrem dan mistis
Lingkungan sekitar UNNES Semarang juga punya beragam pilihan kos. Ada yang dekat dengan gedung kampus hingga nyempil di antara kebun dan hutan. Biasanya, kos-kosan dengan suasana seperti ini banyak ditemukan di sekitar Gang Pete Selatan dan Cempakasari Timur.
Itu mengapa, buat kalian yang ingin kabur sejenak dari keramaian dan hiruk-pikuk kampus, saya merekomendasikan memilih kos di area ini. Meski aksesnya sering kali harus melewati jalan setapak yang sempit dan agak ekstrem, pemandangan alam yang tersaji dijamin bikin tenang dan segar.
Kalau kamu tipe yang suka tantangan dan ingin menguji nyali, ada juga kos yang menempel dengan kuburan. Misalnya, di Gang Setanjung belakang Fakultas Hukum. Ada juga di Gang Durian yang letaknya bersebelahan langsung dengan area pemakaman.
Konon, dua kuburan ini dianggap sebagai “gerbang gaib” kampus UNNES. Entah benar atau tidak, cerita-cerita mistisnya selalu jadi bahan obrolan mahasiswa secara turun temurun. Jadi, kalau mau coba sensasi berbeda sekaligus dapat suasana mencekam, kos-kosan ekstrem dan sedikit mistis ini bisa jadi pilihan menarik.
Hal-hal di atas yang membuat kuliah di UNNES Semarang jadi makin sulit dilupakan. Kampus ini punya banyak hal-hal unik yang mungkin saya yakin sulit ditemui di kampus lain. Kalian yang mahasiswa atau alumni UNNES, “keanehan” apalagi yang membekas dari kampus ini?
Penulis: Dimas Junian Fadillah
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















