Belakangan ini banyak sekali beredar video di TikTok tentang berbagi tips liburan murah meriah. Misalnya liburan ke Jogja hanya dengan bujet Rp150 ribu atau liburan ke Bali dengan bujet Rp400 ribu. Tips traveling low budget semacam ini tentu bukan cerita fiksi atau bualan semata. Sebab, biasanya tips ini merupakan pengalaman pribadi sang kreator konten yang memang sudah diuji coba sebelumnya. Maka bisa dipastikan tips semacam ini bukan kebohongan belaka.
Akan tetapi, bagi para traveler awam yang mungkin belum sempat mencicipi pahit dan asamnya sebuah perjalanan liburan yang sesungguhnya, tentu bakal menelan mentah-mentah tips tersebut. Seolah tips-tips traveling low budget itu adalah pedoman perjalanan yang wajib dicoba. Kebanyakan orang hanya fokus pada nominal murahnya bujet perjalanan tanpa memperhatikan syarat dan ketentuan yang berlaku jika menggunakan konsep perjalanan liburan semacam ini.
Sebelum menjajal berbagai tips traveling low budget yang beredar di media sosial, ada baiknya mempertimbangkan beberapa hal berikut:
#1 Perjalanan membutuhkan waktu yang lebih lama
Perjalanan murah meriah berarti kita harus siap dengan waktu tempuh yang jauh lebih lama. Kalau kita merupakan jenis orang yang selow dan mau menikmati perjalanan, tentu hal semacam ini bukan kendala. Namun kalau kita orang yang grasah-grusuh dan ingin cepat sampai ke tujuan, saya sarankan jangan pernah coba-coba mengikuti tips traveling low budget.
Saya pernah mencoba naik kereta api lokal dari Karawang ke Bandung hanya bermodalkan Rp12 ribu. Awalnya saya naik kereta dari Karawang ke Purwakarta dengan tarif Rp4 ribu dan Purwakarta-Bandung Rp8 ribu. Kelihatannya sangat ngirit dan murah meriah, tapi kalau saya disuruh mencoba lagi, mohon maaf kayaknya nggak dulu.
Waktu tempuh Karawang-Bandung kalau menggunakan kereta Cikuray biasanya hanya 3 jam. Sementara kalau menggunakan bus sekitar 2 jam. Kalau menggunakan kendaraan pribadi lewat tol bisa lebih cepat lagi, sekitar 1-1,5 jam. Lha, kalau pakai tips traveling low budget, dari Karawang ke Bandung saja saya menghabiskan waktu 5 jam! Itu belum termasuk waktu tunggu dan siap-siap di stasiun.
Nggak munafik, dengan biaya murah kadang kita memang butuh kesabaran ekstra. Kita harus siap meluangkan waktu lebih lama untuk menunggu. Kalau buat orang-orang yang sat set sat set, melakukan perjalanan low budget semacam ini sih cuma bikin tekanan batin dan tua di jalan.
#2 Ribet
Bagi kaum yang nggak mau rempong, melakukan tips traveling low budget bisa berakhir jadi malapetaka. Sebab, perjalanan semacam ini biasanya mau tak mau menuntut kita untuk berpindah-pindah dari satu moda transportasi ke moda transportasi lainnya. Ya namanya juga low budget, tentu harus cari yang murah meskipun kurang efisien.
Belum lagi kalau kita gaptek dan nggak tahu rute perjalanan yang akan kita tempuh, tentu saja ini bakal bikin perjalanan terasa melelahkan sekali. Apalagi kalau bawaan kita cukup banyak dan harus menggunakan angkutan umum. Belum sampai tujuan sih biasanya sudah capek duluan.
#3 Fasilitas ala kadarnya
Ada uang, ada pelayanan. Mungkin hukum semacam ini juga berlaku untuk sebuah perjalanan. Tak bisa memungkiri bahwa dengan bujet murah, kadang fasilitas yang kita dapatkan juga ala kadarnya. Misalnya naik kereta atau bus ya dapatnya yang kelas ekonomi. Kadang kita harus siap berdesak-desakkan dengan penumpang lainnya, panas-panasan, atau merasakan tempat duduk yang kurang nyaman.
Dulu beberapa teman saya ada yang terkecoh dengan tips traveling low budget ke Jogja modal Rp70 ribu. Setelah mencobanya, mereka kapok dan nggak mau lagi. Delapan jam di kereta tersebut katanya berasa duduk di kursi pesakitan yang menyiksa jiwa dan raga. Belum lagi kursinya berhadap-hadapan, wah bikin duduk makin nggak nyaman.
Tips traveling low budget yang beredar di media sosial tentu sangat membantu beberapa orang yang hobi liburan tapi dengan bujet pas-pasan. Tapi, kalau kita termasuk orang yang nggak sabaran dan suka mengeluh, mending diam saja di rumah seandainya uangnya memang belum cukup buat liburan. Nggak perlu memaksakan diri. Bisa-bisa bukannya healing, malah jadi pening, Bestie!
Penulis: Reni Soengkunie
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Tips Travelling (Nekat) untuk Mahasiswa Low Budget.