3 Hal yang Bisa Kita Pelajari dari Sayembara Desain Logo Kemendagri

logo kementerian

3 Hal yang Bisa Kita Pelajari dari Sayembara Desain Logo Kemendagri

Kamis 9 April 2020 lalu, Kemendagri melalui akun media sosialnya (Twitter & Instagram) mengumumkan pemenang sayembara logo Kemendagri yang baru. Biasanya sih netizen Indonesia nggak peduli-peduli amat sama logo kementerian, tapi kali ini beda, mereka mengomentari logo-logo yang menjadi pemenang dalam sayembara ini sambil terheran-heran kok bisa tiga logo ini yang dijadikan pemenang.

Ya bukan iri atau gimana ya, saya sendiri sepakat sama para netizen kalau desain para pemenang itu biasa-biasa saja, nggak modern, dan nggak mencerminkan semangat revolusi 4.0. Saya jadi bertanya-tanya ngapain coba bikin sayembara logo kalo yang dipilih hasilnya seperti itu. Mending juga beli stock vector di Shutter Stock, terus edit-edit dikit deh, jauh lebih cepat dan ekonomis.

Logo ini, meskipun kecil, punya arti yang sangat besar apalagi untuk sekelas logo kementerian. Selain harus memorable, outstanding, artistik, dan disukai banyak orang, sekurang-kurangnya logo itu harus mencerminkan identitas suatu instansi, perusahaan, atau brand. Kalau Kemendagri malah memilih logo yang biasa-biasa aja seperti itu, ya jangan disalahin kalo kita (hah, kita??) nanti melihat Kemendagri sebagai Kementerian yang biasa-biasa saja.

Tapi bagaimanapun juga sebagai orang yang selalu berpikir positif, tentu saja saya selalu mencari hikmah atau mungkin pelajaran diantara banyak kejadian absurd. Saya sudah mendapatkan pelajaran tersebut, dan inilah kurang lebih pelajarn yang saya dapatkan:

Pelajaran No. 1

Setiap perlombaan atau sayembara baik itu desain, fotografi, puisi, menari, menyanyi dan sebagainya, sudah pasti ada juri yang menilai. Seperti yang kita tahu juga, keputusan juri itu mutlak. Selera juri tidak mungkin kita paksakan, kita tidak bisa memaksa juri untuk menyukai desain logo yang memiliki style modern, dinamis walau filosofis dan penuh makna. Kalau juri yang dipilih tidak mengerti pentingnya logo, tidak update refrensi desain, kurang nyeni, ga milenial, itulah derita sesungguhnya dari para peserta sayembara.

Jadi kita sebagai orang biasa hanya bisa menebak-nebak karakter dari juri-juri tersebut. Silahkan kalian tebak sendiri bagaimana karakter dari juri di sayembara desain logo ini.

Pelajaran No. 2

Biasanya desain-desain logo yang bagus datang dari perusahaan yang memiliki persaingan kuat, mereka rela membayar mahal-mahal konsultan desain untuk membuat logo mereka. Contoh: Pepsi vs Coca Cola, kedua perusahaan tersebut sudah melakukan perubahan logo berkali-kali, Perusahaan tersebut melakukan ini ya karena supaya bisa terus mengikuti zaman, agar diterima setiap generasi. Bayangkan kalau Coca Cola atau Pepsi memajang barangnya dengan desain yang tidak menarik, ya calon pembeli ya pasti males liatnya.

Logo bagus-bagus juga sering datang dari perusahaan teknologi, ini sudah keharusan karena perusahaan teknologi harus cepat berkembang dan logo pada perusahaan pun harus mengikuti perkembangan tersebut, agar tidak dibilang ketinggalan zaman, dan tidak disukai pengguna. Jangan heran kalau hampir semua perusahaan teknologi punya logo simple, modern, dengan font sans serif.

Jadi logo-logo bagus biasanya lahir dari persaingan ketat. Apakah instansi pemerintah memiliki pesaing? Saya rasa tidak. Sampai saat ini saya berkesimpulan instansi yang memiliki persaingan ketat adalah Kementerian Pariwisata, mereka bersaing dengan negara-negara lain untuk mempromosikan dan menggaet turis mancanegara, Kementerian inilah yang mempunyai kewajiban untuk terus memiliki logo bagus, modern, dan up to date. Tapi kalau lihat logo Kemenpar yang baru kayaknya saya bisa keliru hehehe.

Pelajaran No. 3

Punya ekspetasi tinggi kalau tidak sesuai malah bikin pusing, mending ekspetasinya biasa-biasa aja, kalau ga sesuai ya biasa aja. Jadi ya jangan pernah punya ekspetasi selangit dalam hal desain di instansi pemerintahan.

Dulu kalian masih seringkan liat backdrop acara instansi dengan foto tokoh instansi kan? Tapi sebenarnya desain backdrop instansi pemerintahan sekarang sudah agak mendingan, sudah banyak juga instansi yang tidak menggunakan foto tokoh-tokoh instansi tersebut, ya walau desain backdrop tersebut masih agak kaku, dan ketinggalan zaman.

Kalau pengen berekspetasi tarulah ekspetasi kalian kepada kementerian yang dipimpin oleh mas-mas milenial. Seperti bulan januari yang lalu saat Kemendikbud memiliki acara dengan Netflix, backdrop yang digunakan oleh Kemendikbud udah keren, clean, modern, ciamik, kesukaan milenial.

Intinya adalah kalau mau membahas perkembangan desain dari instansi pemerintahan ya harus sabar, pelan-pelan, suatu saat pasti akan keren kok, saya rasa harapan itu ada, seperti kata Tatsumi dalam Akame ga Kill “Tidak penting apa alasannya. Selama ada sedikit harapan, itulah yang terpenting.”

Sumber Gambar: Twitter Kemendagri

BACA JUGA Bagi Saya Gelar S.E. Bukan Sarjana Ekonomi, tapi Sarjana Edan! dan tulisan Muhammad Ikhsan Firdaus lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version