3 Hal yang Bisa Dibanggakan Kertasari, Kecamatan di Pelosok Kabupaten Bandung

3 Hal yang Bisa Dibanggakan Kertasari, Kecamatan di Pelosok Kabupaten Bandung

3 Hal yang Bisa Dibanggakan Kertasari, Kecamatan di Pelosok Kabupaten Bandung (I Dewa Agung Panji via Wikimedia Commons)

Kertasari merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Kecamatan ini termasuk kecamatan paling pelosok karena jaraknya yang jauh dari Soreang sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Bandung. Jarak dari Kertasari ke Soreang sekitar 52 kilometer. Selain itu, Kecamatan Kertasari juga secara jarak lebih dekat Kabupaten Garut dibanding ke Soreang.

Pengalaman saya ketika mengunjungi Kecamatan Kertasari, suasana di sana masih perkampungan, jauh dari pusat keramaian, dan mayoritas warganya bekerja sebagai petani. Lantaran berada di pelosok dan jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Bandung, tak heran apabila kecamatan ini kurang diperhatikan. Banyak jalan yang rusak di sini dan di malam hari kondisinya gelap gulita.

Meski kondisi Kecamatan Kertasari Bandung demikian, tetap ada yang bisa dibanggakan warga di sini. Misalnya 3 hal berikut ini.

#1 Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung punya Situ Cisanti yang menjadi titik 0 kilometer Citarum

Saya yakin semua orang pasti sudah nggak asing dengan nama sungai terpanjang di Jawa Barat, Sungai Citarum. Selain menjadi sungai terpanjang, yang membuat pamor sungai ini makin dikenal adalah predikatnya sebagai sungai paling kotor di dunia.

Meski memegang predikat yang cukup kontra, kebanyakan orang tak tahu di mana letak hulu atau titik 0 kilometer Sungai Citarum. Saya kasih tahu, ya. Jadi, hulu Sungai Citarum atau biasa disebut titik 0 kilometer Citarum, berada di Situ Cisanti, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung.

Situ Cisanti merupakan sebuah danau yang konon dibentuk pada zaman Kerajaan Tarumanegara yang menampung air dari 7 sumber mata air utama Sungai Citarum. Ketujuh mata air tersebut adalah mata air Pangsiraman, Cikoleberes, Cikawadukan, Cikahuripan, Cisadana, Cihaniwung, dan Cisanti. Luas Situ Cisanti kurang lebih sekitar 5 hektare dan berada di kawasan Perhutani, kaki Gunung Wayang dengan ketinggian 1.500–1.700 mdpl. Situ Cisanti sendiri memiliki kedalaman berkisar antara 1 sampai 3 meter.

Fyi, ketujuh mata air utama Sungai Citarum di Situ Cisanti memiliki air yang sangat jernih. Berbeda dengan kondisi aliran Sungai Citarum sekarang yang dipenuhi sampah dan tercampur limbah industri. Makanya Sungai Citarum sempat dijuluki sebagai sungai terkotor di dunia.

#2 Punya Gunung Artapela yang cocok buat pendaki pemula

Selain Situ Cisanti, hal lain yang bisa dibanggakan Kecamatan Kertasari adalah Gunung Artapela. Gunung Artapela memiliki ketinggian 2.194 mdpl. Secara administratif, gunung ini berada di wilayah Desa Sukapura, Kecamatan Kertasari yang berbatasan dengan Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Arti nama Artapela terdiri dari dua kata, Arta dan Pela. Arta artinya harta, benda, atau uang. Sedangkan pela artinya bersama. Konon, gunung tersebut dinamai Artapela karena pada zaman baheula tempat ini dijadikan tempat penyimpanan harta bersama.

Gunung Artapela ini cocok buat pendaki pemula karena jalur menuju puncaknya terbilang ringan dan sepanjang jalan dipenuhi hamparan perkebunan warga seperti kol, cabai, wortel, kentang, dll. Untuk menuju puncak ada beberapa pilihan jalur. Pertama, ada jalur Seven Field dengan medan yang cukup menanjak. Kedua, ada jalur Jamuju yang relatif lebih landai. Dan pilihan lainnya adalah jalur Cirawa yang paling direkomendasikan untuk dilalui para pendaki.

#3 Meski pelosok, di kecamatan ini ada RSUD Bedas Kertasari

Hal terakhir yang bisa dibanggakan dari Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung adalah kehadiran rumah sakit umum daerah. Meski termasuk daerah pelosok, kecamatan ini punya RSUD Bedas Kertasari. Seperti yang kita ketahui bersama, di wilayah pelosok sangat jarang ditemui adanya rumah sakit. Namun kecamatan ini pengecualian, ya.

RSUD Bedas Kertasari diresmikan pada 28 Maret 2023 lalu. Memang masih baru tapi fasilitasnya terbilang cukup lengkap. Ada 12 unit pelayanan kesehatan di sini. Pelayanan UGD, pelayanan ‘PONEK’ (pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif), pelayanan kesehatan ibu dan anak meliputi pelayanan spesialistik obgyn, pelayanan kesehatan bayi dan anak, spesialistik internist, spesialistik bedah, ruang operasi, pelayanan radiologi, pelayanan laboratorium, pelayanan intensif care, serta pelayanan kesehatan rujukan lainnya.

RSUD Bedas Kertasari dibangun di atas lahan kurang lebih seluas 20 ribu meter persegi, sementara untuk luas bangunannya 3.571 meter persegi. Biaya yang dihabiskan untuk pembangunan rumah sakit ini sekitar Rp26,8 miliar yang diambil dari dana APBD. Rumah Sakit ini tak hanya melayani warga Kecamatan Kertasari, tapi juga warga dari kecamatan sekitar seperti Pacet karena jaraknya masih cukup berdekatan.

Itulah 3 hal yang bisa dibanggakan warga Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung. Walaupun kecamatan ini termasuk pelosok dengan kondisi jalan rusak dan minim penerangan, tetap ada hal yang bisa dibanggakan dari tempat ini. Warga asli Kertasari merasa bangga nggak? Pasti bangga, kan?

Penulis: Acep Saepulloh
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Jalan Cibaduyut Kota Bandung dan Kabupaten Bandung, Serupa tapi (Jelas) Tak Sama, kayak Beda Planet!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version