Hasil imbang dan kalah sekarang menjadi sahabat terdekat Barcelona. Padahal dulunya setiap pertandingan begitu mudah dimenangkan. Tapi sekarang, mau memimpin 1-0 sampai menit 89, atau memimpin 3-0 di babak pertama, juga rasanya belum bisa memastikan tiga poin bisa diraih. Ambyar wis.
Baru-baru ini, Barcelona kalah lagi, kali ini melawan sang rival abadi, Real Madrid. Meski sempat mengejar dua kali ketertinggalan, tapi serangan balik anak asuh Ancelotti emang nggak bisa diremehkan. Bek Barca kelihatan kocar-kacir dari awal menghadapi counterattack yang akhirnya menjadi petaka di babak tambahan waktu. Terhitung di enam El Clasico terakhir, Barcelona harus rela takluk lima kali beruntun dan hanya meraih satu hasil imbang.
Menjadi Cules saat ini memang sangatlah berat. Selisih 17 poin dari pemuncak klasemen di Liga, harus ikhlas menikmati Europa League, badai cedera yang tak kunjung usai. Tapi, mari lihat dari sisi yang berbeda. Kekalahan El Clasico kemarin akhirnya menyadarkan banyak pihak, termasuk saya, bahwa Barcelona dalam jalur yang benar untuk berbenah.
Bagi saya, ada beberapa alasan mengapa menjadi pendukung Barcelona saat ini begitu seru. Dan mereka seharusnya excited terhadap apa yang akan terjadi pada klub mereka, bukan malah bermuram durja.
#1 Bibit muda yang siap menerkam
Tanaman yang subur, dimulai dari bibit yang unggul. Kini, Barcelona sudah punya bibitnya, tidak sekadar bagus tapi juga cocok dengan filosofi. Bagaimana tidak? Hampir semua pemain muda kini adalah didikan La Masia. Eric, Gavi, Nico, Ansu, Puig, semuanya sudah paham betul permainan ala Barcelona sejak masih kecil. Selain itu, para pemain muda non-La Masia seperti Araujo, Pedri, Ferran, Abde juga sangat siap membawa Barca bangkit kembali.
Apabila dilihat lebih dalam, para pemain muda ini akan sangat matang beberapa tahun ke depan. Gavi baru berumur 17 tahun, Ansu Fati dan Pedri baru 19 tahun, dan yang lainnya juga masih terhitung sangat muda. Dilihat dari musim ini saja, para pemain muda justru lebih standout ketimbang para seniornya. Tidak heran apabila terus diberi jam terbang dan kepercayaan, pemuda-pemuda ini yang akan menjadi kunci permainan di masa depan.
#2 Permainan yang kian berkembang
Melihat beberapa pertandingan terakhir, termasuk El Clasico kemarin, Barcelona menunjukkan perkembangan yang signifikan. Permainan mereka seolah-olah kembali pulih selepas kepergian Ronald Koeman. Bahkan, banyak pendukung yang menyatakan bahwa mereka tetap bangga terhadap permainan tim meskipun hasilnya tidak sesuai harapan.
Hal inilah yang harusnya membuat pendukung Barcelona optimis bahwa mereka berada di jalur yang benar. Permainan menyerang dengan mengandalkan umpan satu-dua dan dua winger yang siap menusuk dari kedua sisi adalah ciri khas yang berhasil diterapkan Xavi Hernandez sejauh ini. Meski masih banyak kekurangan, tapi percayalah, cepat atau lambat, ide-ide Xavi bisa diterapkan dengan sempurna di lapangan.
#3 Manajemen yang lebih baik
Apabila Edy Rahmayadi pernah bicara, “Kalau wartawannya baik, maka timnasnya juga baik,” hal tersebut tidak berlaku di Barcelona karena yang terpenting saat ini adalah manajemennya. Kalau manajemennya baik, klubnya juga baik. Terbukti, saat era kepemimpinan Bartomeu, Barcelona kacau balau, merekrut pemain mahal yang flop sampai merekrut pemain random menjadi ciri khas Barcelona era Bartomeu.
Namun saat ini, pendukung Barcelona bisa bersenang hati. Meskipun terlihat finansial klub belum juga stabil tapi Laporta perlahan namun pasti mampu mengembalikan Barcelona ke jalur yang benar. Ditambah lagi, sang direktur olahraga, Mateu Alemany, yang menerima banyak pujian karena tetap bisa mendatangkan pemain berkualitas seperti Ferran Torres di tengah krisis yang sedang melanda.
Ketiga alasan di atas sepertinya sudah cukup untuk membuat pendukung Barcelona tersenyum lebar dan kembali optimis. Bagaimanapun, waktu yang akan menjawab, seberapa berhasil rebuild besar-besaran Barcelona kali ini. Kalau kata pendukung Arsenal sih, trust the process.
Penulis: Marshel Leonard Nanlohy
Editor: Rizky Prasetya