Sisi gelap proyek kereta api Makassar-Parepare yang perlu diketahui…
Katanya, naik kereta api bukan lagi hanya sebatas mimpi bagi masyarakat Sulawesi. Kalimat tersebut, nggak salah, tetapi juga nggak sepenuhnya benar. Masyarakat Sulawesi mana yang dimaksud? Sebab, Sulawesi mencakup enam provinsi, yaitu Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Gorontalo.
Dalam program pembangunan kereta api Trans Sulawesi yang nantinya akan menghubungkan antarprovinsi di Sulawesi, memang disebutkan bahwa jalur kereta api Makassar-Parepare adalah tahap pertama dari program tersebut. Proyek ini pun sudah berjalan dan diresmikan pada bulan Maret tahun ini oleh Presiden.
Namun, sekali lagi, jika disebutkan bahwa hadirnya proyek tersebut membuat naik kereta api bukan lagi sebatas mimpi bagi masyarakat Sulawesi, saya rasa hal tersebut perlu diluruskan. Sebab, sampai saat tulisan ini saya buat, masih ada beberapa catatan penting yang membut saya sebagai warga Kota Makassar masih perlu bersabar untuk bisa benar-benar merasakan bagaimana rasanya naik kereta api.
Daftar Isi
#1 Jalur dan rute Makassar-Parepare masih sebatas rencana
Teman-teman di Pulau Jawa sana maupun di bagian barat Indonesia secara keseluruhan, mungkin mengira bahwa kami di Makassar sudah bisa merasakan seru dan nikmatnya naik kereta api. Sebab, pada bulan Maret kemarin, proyek ini pun sudah diresmikan langsung oleh Pak Presiden.
Kabar peresmian tersebut memang benar. Namun, jika disebutkan bahwa Trans Sulawesi sudah melayani rute Makassar-Parepare, bisa saya katakan hal ini masih sebatas rencana. Sampai tulisan ini saya buat, belum ada stasiun maupun kereta api yang beroperasi di Makassar.
Maksudnya gini, kalau saya sebagai warga Makassar mau naik kereta api, itu artinya saya masih harus bertandang ke kabupaten tetangga, yaitu Kabupaten Maros. Iya, perlu pergi ke Kabupaten Maros dulu untuk bisa mengakses stasiun terdekat. Tujuan keretanya pun belum sampai ke Parepare, tapi baru sampai ke kabupaten sebelum masuk Parepare, yaitu Kabupaten Barru.
#2 Pembangunan rel kereta api di Makassar sempat menjadi polemik
Satu hal yang membuat saya merasa kereta api rute Makassar-Parepare ini masih harus dikategorikan sebagai sebatas mimpi adalah konsep desain relnya yang masih menjadi polemik.
Agustus tahun lalu, sejumlah nelayan di Kota Makassar sudah melakukan aksi demonstrasi menolak konsep desain at grade yang dirancang oleh pihak Pemprov. Selain khawatir terjadinya banjir, nelayan juga khawatir bahwa proyek tersebut akan menganggu mata pencaharian dan tempat tinggal mereka.
Sementara itu, Danny Pomanto selaku Walikota Makassar juga punya keresahannya sendiri. Pertama, ia merasa keberatan karena nggak dilibatkan sejak awal rencana pembangunan rel. Kedua, ia menolak konsep at grade dan lebih memilih konsep elevated. Menurutnya, konsep at grade yang dirancang oleh Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulsel, melanggar aturan tata ruang kota dan dapat menimbulkan banjir di wilayah sekitar rel nantinya.
Selama masalah ini belum menemui titik tengah, saya rasa naik kereta api dari Makassar rasanya masih akan menjadi khayalan semata.
#3 Setelah kabar peresmian, terbitlah kabar OTT
Mereka yang antusias menyambut proyek kereta api Trans Sulawesi, tentu merasa sedikit lega ketika proyek tersebut diresmikan oleh Pak Presiden bulan Maret kemarin. Jangankan masyarakat Sulawesi Selatan maupun Sulawesi pada umumnya, teman-teman yang ada di luar Pulau Sulawesi pun saya rasa turut senang mendengar kabar tersebut. Akhirnya, setelah sekian lama menikmati modernitas, ada juga kereta api di Sulawesi.
Namun, begitulah hidup. Senang dan kesal datang silih berganti. Baru saja dibuat senang dengan kabar peresmian, bulan depannya—tepatnya bulan April—masyarakat dibuat terkejut dan kesal dengan datangnya kabar OTT dari KPK.
Kabar itu menyebutkan ada 10 orang yang menjadi tersangka dalam kasus dugaan suap dugaan suap proyek pembangunan dan pemeliharaan jalur kereta api. Korupsi ini terjadi di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Tahun Anggaran 2018-2022.
Adapun salah satu proyek yang dananya dikorupsi adalah proyek pembangunan jalur kereta api Makassar-Parepare yang baru saja diresmikan. Sangat ironis, bukan?
Meskipun saya termasuk yang antusias ingin merasakan naik kereta api, saya menyimpulkan bahwa naik kereta api dari Makassar memang sebaiknya dikhayalkan saja dulu. Mengingat transportasi publik di Makassar (baik yang dikelola Pemkot dan Pemprov) sampai saat ini masih belum memadai serta antara ada dan tiada, apalagi ditambah fakta kendala yang ada.
Penulis: Utamy Ningsih
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Keistimewaan Kereta Api Trans Sulawesi.