3 Film Natal Alternatif buat Kalian yang Bosen Nonton Home Alone

3 Film Natal Alternatif buat Kalian yang Bosen Nonton Home Alone

Memasuki minggu ketiga bulan Desember, nuansa natal biasanya sudah mulai cukup kental di ruang publik. Mulai dari pusat perbelanjaan hingga stasiun TV sudah menyiapkan acara spesial menyambut hari raya natal. Ngomong-ngomong soal TV, biasanya beberapa stasiun TV bakal menyiarkan film khusus menyambut hari natal.

Namun namanya saja film khusus, karena biasanya yang ditayangkan film itu-itu terus. Ya apalagi kalau bukan Home Alone. Saking seringnya, saya malah nggak ketawa lagi tiap nonton Home Alone. Saya malah jadi merefleksikan bagaimana perubahan waktu nggak bisa terelakkan karena Macaulay Culkin umurnya sudah 40 tahun sekarang.

Daripada bosen nonton Home Alone, mending kalian coba tonton beberapa film alternatif di bawah ini. Ada beberapa film Natal yang bisa kalian nikmati menjelang tanggal 25 Desember, mulai dari anime klasik, sains fiksi underrated, hingga adaptasi novel sejarah. Daripada nonton Culkin lawan Bandit Basah tiap tahun terus. kan?

#1 Tokyo Godfathers

Di malam natal, tiga orang gelandangan dengan latar belakang berbeda menemukan suatu keajaiban di kota Tokyo. Mereka menemukan seorang bayi ditinggalkan begitu saja di tempat sampah. Saat transpuan Hana (Yoshiaki Umegami) mengusulkan kepada gelandangan pemabuk Gin (Tooru Emori) dan remaja yang kabur dari rumah Miyuki (Aya Okamoto) untuk mencari orang tua bayi tersebut, sontak mereka berdua tertawa. Mana mungkin tiga orang gelandangan dapat menemukan orang tua dari bayi tersebut di kota dengan penduduk puluhan juta orang. Namun, keajaiban natal sepertinya selalu bekerja dengan cara yang misterius.

Sebagai eksplorasi atas tema keluarga dan keajaiban, Tokyo Godfathers adalah film yang sangat cocok ditonton saat Natal. Ketiga karakter utamanya menjadi gelandangan karena alasan berbeda, tapi mereka semua merasakan pahitnya kehilangan perasaan memiliki keluarga. Lewat petualangan mereka mencari orang tua sang bayi, ketiga karakter ini sedikit demi sedikit menemukan kembali makna dari keluarga.

Di sisi lain, film karya almarhum Satoshi Kon ini juga penuh akan nuansa realisme magis seperti karya lain dari sang maestro. Mulai dari serangkaian kebetulan yang menjadi motor utama penggerak plot hingga bagaimana lanskap kota Tokyo di background film ini berinteraksi langsung dengan adegan di foreground. Seolah-olah kota Tokyo terus mengawasi perjalanan ketiga karakter di sepanjang film. Mulai dari atmosfer hingga alur ceritanya, Tokyo Godfather adalah film yang pas untuk natal kali ini.

#2 Children of Men

Pada tahun 2027, 18 tahun kemandulan massal telah mendorong umat manusia ke ambang kekacauan dan kepunahan. Theo (Clive Owen), mantan aktivis yang berakhir sebagai pegawai negeri sipil apatis, menemukan dirinya diculik oleh Fishes, teroris pendukung hak imigran. Grup teroris pimpinan mantan istrinya, Julia (Julianne Moore), tersebut meminta pertolongan pada Theo untuk mengawal seorang perempuan muda bernama Kee (Claire-Hope Ashitey). Permintaan itu sulit diterima bagi seseorang seperti Theo yang telah kehilangan harapan terhadap umat manusia. Semuanya berubah saat Theo menemukan bahwa Kee adalah harapan yang dicari oleh umat manusia itu sendiri.

Film garapan sutradara Alfonso Cuaron ini sering di juluki sebagai salah satu film paling underrated di abad ke-21. Menurut saya ini bukan klaim omong kosong lantaran Cuaron memang sutradara yang sangat alih dengan motif dan penyampaian informasi secara visual, sehingga filmnya nggak terasa seperti eksposisi panjang. Apalagi sinematografi Emmanuel Lubezki juga berhasil memfokuskan perhatian kamera pada informasi yang Cuaron ingin penonton cerna.

Lewat arahan Cuaron, kisah perjalanan Theo dan Kee bisa dilihat sebagai alegori perjalanan Yusuf dan Bunda Maria. Di saat bersamaan, Cuaron juga memberikan komentarnya terhadap militerisme, imigrasi, dan sebagainya lewat banyak referensi terhadap isu-isu kontemporer dalam setiap adegan film.

Bagi saya, film ini adalah sebuah peringatan akan betapa mudahnya manusia dimakan ketakutan di hadapan krisis dan juga sebuah cerita bahwa seberapa jauh umat manusia masuk ke dalam krisis, harapan pasti selalu masih ada. Children of Men adalah tontonan wajib bagi kalian yang ingin film natal berbeda dari biasanya.

#3 Silence

Saat berita murtadnya Pastor Cristovao Ferreira (Liam Nesson) tersebar keluar dari Jepang, Pastor Sebastiao Rodrigues (Andrew Garfield) dan Francisco Garupe (Adam Driver) mengajukan diri untuk mengecek kebenaran berita tersebut. Lewat bantuan nelayan Kristen bernama Kichijiro (Yosuke Kubozoka), Rodrigues dan Garupe mendarat di Jepang untuk menemukan bahwa pemeluk agama Kristen hidup di bawah persekusi Pemerintahan Shogun. Di tengah represi, Rodrigues berusaha melayani  kebutuhan iman para jemaatnya. Namun, pergulatan iman Rodrigues sendiri mendapat cobaan terbesar di hadapan penderitaan tiada henti.

Proyek personal dari sutradara kawakan Martin Scorsese ini menghabiskan waktu 2 dekade hanya untuk persiapan. Semuanya karena Scorsese ingin memastikan bahwa adaptasi novel Shusaku Endo ini sempurna hingga ke eksekusi paling detail. Lewat sinematografi Rodrigo Pieto hingga penyuntingan Thelma Schoonmaker, Scorsese berhasil menciptakan salah satu film religi terbaik baik dari sisi teknis maupun alur.

Scorsese di sini berusaha mendekonstruksi apa artinya menjadi orang beriman di dunia di mana penderitaan selalu terjadi terhadap orang-orang percaya. Namun nggak seperti film religi lainnya, Scorsese memberikan kebebasan bagi penonton untuk mencapai konklusinya sama seperti Rodrigues menemukan jawaban terkait pergulatan iman dirinya di tengah banyaknya penderitaan yang dia saksikan. Tanpa penggambaran hitam putih terhadap iman, Silence adalah film religi yang sangat cocok untuk ditonton pada hari natal sebagai bahan perenungan.

Jadi, natal kali ini kalian bakal nonton film yang mana, nih?

Sumber Gambar: Unsplash

Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version