Hampir seminggu ini Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi buah bibir paling hangat masyarakat Indonesia. Di media sosial, perkantoran sampai gang-gang rumah warga memperbincangkan bank syariah terbesar di Indonesia. Sayangnya, yang dibicarakan bukan hal baik. Melainkan, layanan perbankan yang sangat mengecewakan.
Mumpung BSI lagi ramai diperbincangkan, saya mau menyampaikan beberapa fakta terkait bank ini. Yang mungkin nggak banyak orang tahu. Apa saja fakta tersebut?
BSI dimiliki oleh bank konvensional
Nggak sedikit nasabah BSI yang mengaku sebagai pejuang ekonomi dan perbankan syariah. Bahkan ada juga yang mendeklarasikan anti-bank konvensional. Soalnya, masih menerapkan sistem ekonomi ribawi. Nggak cukup sampai di situ saja, ada lho oknum pejuang ekonomi syariah yang mengkritik keras orang terdekatnya yang masih pake bank konvensional.
Padahal, BSI sendiri dimiliki oleh bank konvensional. Ada tiga bank konvensional yang memiliki saham mayoritas bank ini, yaitu BNI, Bank Mandiri dan BRI. Dilansir dari Kumparan, Bank Mandiri memiliki porsi saham paling besar, sebanyak 50,83 persen. Disusul BNI dengan porsi saham sebesar 24,85 persen. Berikutnya BRI dengan porsi saham sebesar 17,25 persen. Sisa porsi saham dimiliki oleh pemegang saham lainnya dan publik.
Berdasarkan fakta itu, sebaiknya oknum pejuang ekonomi syariah mawas diri. Nggak perlu berlebihan anti ke bank konvensional. Atau, mencibir habis-habisan orang terdekat yang memakai jasa perbankan konvensional. Toh faktanya BSI itu dimiliki oleh bank konvensional juga.
Baca halaman selanjutnya
Memberikan laba besar kepada bank konvensional…