3 Alasan Ayam Geprek Bu Rum Harus Buka Cabang di Jakarta

3 Alasan Ayam Geprek Bu Rum Harus Buka Cabang di Jakarta

3 Alasan Ayam Geprek Bu Rum Harus Buka Cabang di Jakarta (Raturecipe via Wikimedia Commons)

Katanya, Jakarta itu kota yang punya segalanya, alias palugada. Dari makanan khas daerah hingga makanan internasional, semuanya ada di sini. Sayangnya, ada satu yang masih hilang: ayam geprek Bu Rum. Iya, ayam geprek legendaris dari Jogja ini belum pernah menyentuh tanah ibu kota. Sangat memprihatinkan, bukan?

Di tengah hiruk pikuk kehidupan Jakarta, kita butuh penyelamat rasa yang bisa mengobati kerinduan akan kenikmatan sejati. Sudah saatnya ayam geprek Bu Rum membuka cabang di Jakarta karena tidak ada alasan bagi kita untuk hidup tanpa ayam geprek yang beneran digeprek! Mari kita bahas kenapa ayam geprek Bu Rum harus segera hadir di Jakarta.

#1 Jakarta harus kenal ayam geprek yang beneran digeprek, bukan dielus-elus doang

Di Jakarta, banyak warung makan yang mengeklaim menyajikan menu ayam geprek. Tapi setelah pesanan sampai di meja, seringnya ayamnya lebih mirip dielus-elus doang bukan digeprek beneran. Tentu saja ini bikin penikmat ayam geprek merasa tertipu. Wong judulnya ayam geprek ya harusnya digeprek, dong. Kalau judulnya ayam elus, mungkin ekspektasi kami nggak akan setinggi itu.

Belum lagi perkara sambal. Kadang, ayam geprek di Jakarta sambalnya lebih mirip sambal instan yang hanya dioles di atas ayam. Cuma jadi garnish.

Padahal ayam geprek Bu Rum di Jogja ayamnya beneran digeprek sampai bunyi “krak”, lho. Bumbunya alias sambal bawangnya pun meresap ke dalam daging, bukan sekadar dioles. Beneran deh sudah saatnya Jakarta mengenal ayam geprek yang beneran digeprek.

#2 Magnet buat para perantau

Jakarta adalah rumah bagi ribuan perantau, termasuk mereka yang berasal dari Jogja. Di Jogja, ayam geprek Bu Rum adalah makanan legendaris yang sudah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga Jogja, khususnya yang menimba ilmu di sini alias mahasiswa.

Coba bayangkan kalau Bu Rum buka cabang di Jakarta, siap-siap saja melihat antrean panjang para perantau yang rela antre demi seporsi ayam geprek. Bisa jadi warung ayam geprek Bu Rum menjadi titik temu para perantau yang ingin sambat di tengah hiruk pikuk Jakarta. Bisa dipastikan bukan cuma mahasiswa yang bakal mencari jalan menuju warung Bu Rum, para pekerja kantoran juga pasti akan mencari tempat ini saat jam makan siang. Dijamin laris manis.

#3 Harga murah, bikin dompet senang

Jakarta terkenal dengan harga makanan yang kadang bikin nyesek, apalagi kalau kita baru gajian di tanggal 25, tapi sudah habis sebelum tanggal 5. Di sinilah ayam geprek Bu Rum berperan penting. Dengan harga yang bisa dibilang relatif murah, ayam geprek bisa jadi penyelamat di tengah himpitan ekonomi yang menghantui. Terlebih, Bu Rum ini sangat baik hati.

Kenapa saya bilang begitu? Bu Rum mempersilakan pelanggannya untuk mengambil nasi putih sepuasnya, sekenyangnya. Mau nasinya full satu piring juga sok atuh, monggo. Bayangkan, makan kenyang tanpa perlu khawatir dompet menipis. Kalau Bu Rum buka di Jakarta, dompet warga Jakarta pasti akan lebih sering tersenyum lega.

Seandainya ayam geprek Bu Rum buka cabang di Jakarta, kami sudah siap berbaris, bahkan mungkin ada yang rela camping di depan pintu cabang baru demi seporsi ayam geprek. Kami semua pengin merasakan lezatnya ayam geprek yang beneran digeprek. Jadi, tolong, jangan buat kami menunggu terlalu lama. Segera buka cabang di Jakarta, ya! Kami janji akan datang dengan hati penuh harap dan perut yang lapar!

Jadi, Bu Rum, kapan mau buka cabang di Jakarta?

Penulis: Ken Elsaning Savitri
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Semakin Banyak Ayam Geprek yang Berbeda Jauh dengan Geprek Bu Rum, Waspadalah!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version