20 Film Korea Selatan Terbaik Sepanjang Masa

20 Film Korea Selatan Terbaik Sepanjang Masa Terminal Mojok

20 Film Korea Selatan Terbaik Sepanjang Masa (Unsplash.com)

Saya sudah menyukai film Korea Selatan sejak tahun 2010. Sudah ratusan—bahkan lebih—judul film Korea Selatan yang saya tonton dalam rentang waktu tersebut. Saya menyadari, dari waktu ke waktu, sinema Korea terus berkembang, baik secara komersial maupun kualitas.

Parasite telah membuat sejarah sebagai film Asia pertama yang memenangkan Film Terbaik di Academy Awards dalam beberapa dekade. Ini menjadi titik balik bagi perfilman Korea dan Asia pada umumnya. 

Gara-gara kegemaran nonton film itulah saya membuat daftar film Korea Selatan terbaik sepanjang masa. Ada beberapa aspek yang saya perhatikan ketika membuat daftar ini, antara lain kesuksesan komersial, kesuksesan yang dibuktikan dengan raihan penghargaan, hingga aspek teknis dan narasi. Angka di sini bukanlah peringkat, melainkan hanya penomoran biasa. Saya sendiri kesulitan untuk mengurutkan dari yang terbaik.

#1 Burning (2018)

Burning adalah comeback spektakuler dari sang maestro, Lee Chang Dong. Film Korea Selatan satu ini merupakan film adaptasi dari cerpen Haruki Murakami berjudul Barn Burning. Sama seperti cerpennya, film ini juga sangat menyihir, tapi dengan cara yang berbeda. Lee Chang Dong membuat film ini sangat intimidatif dan kompleks.

Saat menonton ini pertama kali dan belum pernah membaca cerpennya, kamu mungkin tidak langsung mengerti apa yang film ini bicarakan. Mungkin pemahamanmu soal film ini berbeda dengan saya, dan itu bagus. Film ini sangat puitis dan Lee Chang Dong membiarkan penikmat film ini mengolah informasi yang mereka dapat dari film tanpa memberi tahu kesimpulan pasti di akhir film. 

#2 Oldboy (2003)

Park Chan Wook terkenal dengan karya-karyanya yang unik, kompleks, dan magis. Salah satu karyanya yang sukses adalah Oldboy. Film ini merupakan bagian dari The Vengeance Trilogy (Sympathy For Mr. Vengeance, Sympathy For Lady Vengeance, Oldboy).

Buat saya, Oldboy adalah sebuah mahakarya. Tidak mudah menceritakan pembalasan dendam. Ratusan bahkan ribuan film bertema balas dendam hampir semuanya mirip, biasanya action, beberapa mungkin eksploitatif. Ini berbeda dengan Oldboy yang menceritakan balas dendam seperti puisi. Ada drama, action, dan thriller di sana. Dan satu lagi yang paling penting adalah statement yang brilian. 

#3 Memories of Murder (2003) 

Mari bersepakat Memories of Murder adalah karya terbaik dari peraih Oscar, Bong Joon Ho. Film Korea Selatan yang didasarkan pada pembunuhan berantai yang terjadi antara 1986 dan 1991 di Hwaseong ini mampu memberikan pengalaman sinematik yang tidak biasa. Andai saya bisa menontonnya di bioskop.

Film yang merupakan kerja sama pertama Bong Joon Ho dengan aktor Song Kang Ho ini bukan sekadar menceritakan pengusutan kasus pembunuhan, melainkan juga kemanusiaan dan keadilan. Film ini menggambarkan situasi sosial-politik Korea Selatan pada masa itu dengan baik. Selain itu, ada banyak kritik sosial dan sindiran terhadap ketidakmampuan kepolisian dalam menanangani kasus semacam ini.

Terlepas dari semua itu, teknis dalam film ini juga nyaris sempurna. Production value film ini sangat bagus. Sinematografi dan musik di film ini juga masih termasuk yang terbaik hingga kini.

#4 Peppermint Candy (1999) 

Naskah yang brilian, akting luar biasa Sol Kyung Gu, dan dampak yang besar. Tiga frasa yang cocok untuk menggambarkan kejeniusan dan kehebatan Lee Chang Dong dalam pembuatan Peppermint Candy.

Film Korea Selatan satu ini juga merupakan film pertama Lee Chang Dong yang saya tonton dan membuat saya ingin tahu lebih jauh tentang sutradara satu ini. Hampir semua filmnya bisa dibilang mahakarya. Lee Chang Dong adalah satu dari sedikit sutradara yang sering membuat saya bertanya, “Kok bisa kepikiran bikin film kayak begini, ya?”

Brilian!

#5 Parasite (2019) 

Dosa besar buat saya kalau tidak memasukkan Parasite ke dalam 10 besar film Korea Selatan terbaik sepanjang masa. Film peraih 4 Oscar ini adalah pencapaian sinematik tertinggi Bong Joon Ho. Bong seperti mengulangi kesuksesan Memories of Murder-nya, dengan kedewasaan dan pengetahuan yang lebih luas. Film ini mungkin jadi salah satu yang tidak menuai pro-kontra saat memborong Oscar lantaran semua orang puas dengan hasilnya.

#6 Secret Sunshine (2007)

Secret Sunshine adalah karya kesekian Lee Chang Dong yang berhasil membuat saya ternganga dan ingin sekali membongkar isi kepala sutradara satu ini. Apa yang sebenarnya dia pikirkan saat membuat film? Semuanya magis.

Film Korea Selatan satu ini memiliki kekayaan narasi dan matang secara teknis. Film ini juga berjaya di salah satu festival film paling bergengsi, Cannes International Film Festival, dengan menyabet Palme d’Or dan Best Actress (Jeon Do Yeon).

#7 The Isle (2000) 

Percaya atau tidak, saya sudah menonton The Isle sebanyak 10 kali. Film Korea Selatan ini juga merupakan film Kim Ki Duk pertama yang saya tonton dan langsung suka. Sineas “aneh” satu ini hampir selalu mampu memberi kesan ganjil di setiap filmnya. Film-filmnya, termasuk The Isle, sulit dinikmati semua orang. Kamu bisa sangat menyukai, tapi bisa juga sangat membenci film-filmnya. 

The Isle sendiri sudah gila sejak awal. Film ini bahkan pernah membuat penonton di bioskop muntah-muntah karena ada cukup banyak adegan disturbing. Terlepas dari kontroversinya, The Isle tetap sebuah karya yang bagus.

#8 The Handmaiden (2016)

Bisa dibilang, The Handmaiden adalah karya terindah Park Chan Wook. The Handmaiden merupakan adaptasi lepas dari novel Fingersmith karya Sarah Waters. Film Korea Selatan satu ini memadukan drama, crime, dan thriller dalam mengemas cerita cinta dua orang perempuan yang memperjuangkan kemerdekaan mereka dari para laki-laki.

Seperti lukisan, film ini indah secara visual. Tata produksinya tidak main-main. Soal penuturan cerita, duet Park Chan Wook dan Jeong Seo Kyung (Little Women) tidak pernah mengecewakan. Kamu akan sangat puas setelah menonton film ini. Percayalah. 

#9 The House of Hummingbird (2018) 

Debut layar lebar Kim Bo Ra ini sukses menggetarkan saya dengan kelengkapan yang dimiliki film ini. Film kalau dibikin dengan hati memang rasanya berkali-kali lipat lebih mengena ketimbang yang terlalu mementingkan teknis. Kim Bo Ra menampilkan kesederhanaan dalam menceritakan cerita Eun Hee kecil (Hwang Jeongone) saat tumbuh menjadi anak remaja yang penasaran (Park Ji Hu).

The House of Hummingbird adalah cerita coming-of-age yang penuh sensitivitas dan cinta. Sebuah cerita pembebasan yang puitis.

#10 The Housemaid (1960)

The Housemaid merupakan mahakarya Kim Ki Young yang menjadi tonggak awal industri film Korea Selatan. Film ini adalah yang pertama menarik perhatian audiens dari luar Korea. Sebuah domestic-thriller kompleks soal perselingkuhan yang digarap dengan luar biasa. Tidak elok bagi saya untuk tidak memasukkan The Housemaid ke dalam daftar ini, lantaran film ini adalah alasan perfilman Korea bisa sebesar sekarang.

#11 Spring, Summer, Fall, Winter… and Spring (2003) 

Kalau ditanya film apa yang tidak akan pernah saya lupakan, pasti film ini akan saya sebut.

Spring, Summer, Fall, Winter… and Spring—setelah The Isle—adalah alasan utama mengapa saya menjadi penggemar Kim Ki Duk dan menganggapnya sebagai salah satu sutradara film favorit saya sepanjang masa.

Film Korea Selatan ini termasuk dalam The Greatest Movie List yang diterbitkan oleh Roger Ebert. Dia juga menulis ulasan yang indah tentang film tersebut. 

Selain bagus, film ini memberi dampak spiritual yang berarti untuk saya. Film ini membuat saya kembali mendefinisikan apa itu agama dan iman, serta hal-hal yang berkaitan. Menonton film ini seperti sedang melakukan ibadah.

#12 Mother (2009)

Mother adalah thriller psikologis bergaya Hitchcockian (Bong memang mengaku bahwa dirinya penggemar karya Hitchcock, salah satunya Psycho) tentang seorang ibu tunggal (Kim Hye Ja) yang rela melakukan apa pun untuk membersihkan nama putranya yang cacat intelektual, Do Joon (Won Bin), setelah dia dituduh melakukan pembunuhan.

Film ini sangat Hitchcockian karena Bong terus-menerus menciptakan ketegangan dan ketegangan pada level yang bikin jantung berpacu tanpa henti. Film ini mampu membongkar isi hati dan kepala seorang ibu, lalu mentransfernya menjadi karya audio visual yang ciamik. Mother menerima banyak pujian baik dari penonton Korea maupun secara internasional.

#13 3-Iron (2004) 

3-Iron adalah salah satu film yang membuat kamu percaya pada mimpi lagi. Sebuah film langka, sangat langka. Tentu, ini film karya Kim Ki Duk. Gaya bercerita Kim Ki Duk memang luar biasa. Film Korea Selatan satu ini sangat unik karena karakter utama menggunakan bahasa non-verbal untuk mengekspresikan emosi mereka. Sungguh menakjubkan bagaimana Kim Ki Duk membuktikan bahwa “diam” juga dapat menjadi sebuah pesan.

3-Iron jelas salah satu film romantis favorit saya. Sederhana tapi dalam, indah, memikat, dan tak terlupakan.

#14 The Wailing (2016) 

Setelah sukses bikin semua orang merinding di film The Chaser, Na Hong Jin kembali dengan horor yang mencekam dan menusuk jantung kita secara perlahan sampai meletus lewat The Wailing. Film ini merupakan horor atmospheric yang tidak hanya mengandalkan jump scare, film ini lebih mengendalikan mental penontonnya ketimbang menakut-nakuti dengan cara yang murahan. The Wailing juga banyak menginspirasi sineas horor dunia dalam menciptakan tontonan yang mengerikan. Di Indonesia sendiri, sutradara Joko Anwar sangat menggemari film ini dan mengaku banyak mendapatkan inspirasi.

#15 I Saw The Devil (2010)

I Saw The Devil menunjukkan kematangan dan kedewasaan Kim Jee Woon dalam berkreasi. Film yang dibintangi Choi Min Sik dan Lee Byung Hun ini merupakan A Tale of Two Sisters (horor psikologis buatan Kim Jee Woon) yang dinaikkan beberapa level. Film Korea Selatan satu ini merupakan pencapaian luar biasa Kim dalam membuat film thriller.

#16 Friend (2001) 

Film feature ketiga Kwak Kyung Taek, Friend, merupakan blockbuster yang menjadi titik awal kesuksesan film Korea Selatan secara komersial, di mana film-film Korea memecahkan rekor box-office. Selain sukses secara komersial, Friend juga sukses sebagai sebuah karya yang monumental di genrenya.

Film ini dengan sangat apik menggambarkan situasi Korea Selatan pada saat dan pasca krisis moneter di mana kekerasan merajalela dan manusia menunjukkan sifat aslinya masing-masing. Kita dapat melihat dengan jelas bahwa film ini telah menginspirasi banyak film Korea setelahnya, bahkan saya menemukan ada beberapa elemen dari film ini di Parasite.

#17 New World (2013) 

New World bisa dibilang salah satu drama-crime-thriller terbaik yang pernah dibuat sineas Korea Selatan. Film garapan Park Hoon Jung ini mampu membuat film gangster yang komplit dengan karakter yang membuat memiliki kedalaman, narasi yang thoughtful, dan jauh lebih baik daripada film serupa seperti Nameless Gangster yang rilis setahun sebelumnya.

Film ini gelap dan penuh ketegangan dan para aktor menampilkan performa akting luar biasa. New World dibintangi oleh nama-nama besar seperti Lee Jung Jae, Choi Min Sik, hingga Hwang Jung Min. 

#18 Poetry (2010)

Setelah mengikuti kelas menulis puisi, seorang nenek berusia 66 tahun menyerahkan cucunya yang masih remaja kepada polisi yang terlibat pemerkosaan terhadap teman sekolahnya. Dia hanya bisa merasakan sakitnya gadis yang diperkosa itu sambil belajar menulis puisi.

Film Korea Selatan ini jadi karya dari Lee Chang Dong yang tak terlupakan. Puitis, indah, mengharukan. Tidak ada kata yang bisa menggambarkan betapa bagusnya film ini. 

#19 Paju (2009) 

Sebuah film yang dalam dan kompleks yang pada awalnya dirusak oleh marketing yang tampak murahan, mengandalkan kontroversi dan sensasi. Film ini sama sekali tidak menceritakan kisah cinta om-om dengan anak SMA seperti yang terlihat di poster dan yang media katakan sebelum perilisannya. Film ini lebih dari itu. Paju menampilkan pergolakan batin gadis SMA dan kakak iparnya yang menghadapi situasi rumit. 

Saya tidak ragu untuk mengatakan bahwa Paju adalah film terbaik Korea Selatan tahun 2009 bersama dengan Mother (Bong Joon Ho), dan masuk ke jajaran film Korea Selatan terbaik sepanjang masa.

#20 Kim Ji-young: Born 1982 (2019) 

Kim Ji-young: Born 1982 merupakan film adaptasi dari buku kontroversial berjudul sama karya Cho Nam Ju. Film ini adalah film penuh makna yang harus ditonton seluruh keluarga—termasuk keluarga besar—ini menunjukkan wawasan sosial yang berharga yang menantang sistem kepercayaan; dan juga menyentuh masalah kesehatan mental.

Karakternya relatable dan realistis. Saya suka akting Jung Yu Mi di sini. Dia memberikan penampilan yang meyakinkan—pembuka mata yang menyoroti perjuangan seorang perempuan hidup di tengah masyarakat patriarki. Di sisi lain, saya menghargai Gong Yoo karena memilih film yang berpusat pada karakter perempuan ini. Dia berperan sebagai suami modern yang suportif, sabar, dan pengertian (bukan stereotip suami otoriter dangkal yang sering ditampilkan di layar). 

Film Korea Selatan satu ini sangat memberdayakan.

Jangan anggap daftar 20 film Korea Selatan terbaik sepanjang masa ini sebagai penilaian universal. Kamu mungkin memiliki pendapat yang berbeda dengan daftar ini. Jadi, apa film Korea terbaik sepanjang masa yang pernah kamu tonton?

Penulis: Rizal Nurhadiansyah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Film Korea tentang Perselingkuhan, Please Jangan Ditiru!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version