10 Ungkapan Ekspresif dalam Dialog Masyarakat Betawi

10 Ungkapan Ekspresif dalam Dialog Masyarakat Betawi

10 Ungkapan Ekspresif dalam Dialog Masyarakat Betawi (Shutterstock.com)

Masyarakat Betawi identik dengan karakter yang riang gembira selain nggak mau kalah kalau adu argumen. Coba saja siapa yang nggak kenal dengan kalimat “lu jual, gua beli” dan “jangankan kalah, seri aja ogah”. Makanya masyarakat Betawi dikenal juga sangat ekspresif. Itulah yang selama ini digambarkan dan dicitrakan dalam sinetron atau acara-acara komedi di televisi.

Sebut saja mulai dari seniman dan pelawak Bang Benyamin Sueb, Bang Bolot, Bang Malih Tongtong, Mpok Nori, Mpok Atik, Bang Mandra, Bang Bokir, Bang Mastur, Bang Komeng, Mpok Omas, Adul, dan banyak lagi seniman Betawi lainnya.

Pencak silat kesenian Betawi (shutterstock.com)

Kalau di kalangan generasi muda Betawi adalah komika Bang David Nurbianto yang sukses mengangkat diksi dan dialektika keseharian masyarakat Betawi dalam materi-materi stand-up comedy-nya yang ekspresif. Tak dimungkiri memang, ketika saya sendiri berdialog dengan circle pertemanan orang asli Betawi di daerah Kampung Melayu, Cipinang, dan Condet-Jakarta Timur, kosa kata dan artikulasinya kurang lebih memang seperti itu—walaupun memang nggak selalu “gegaokan” atau teriak-teriak seperti Bang Mandra atau Mpok Nori, wqwqwq.

Gaya bahasa atau dialek Betawi yang nyablak atau spontan alias ceplas-ceplos dan cenderung bawel tersebut malah menimbulkan kelucuan yang khas dari masing-masing tokoh. Makanya, jika M.A.W Brouwer menganalogikan “Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum,” sedangkan “Tanah Betawi lahir ketika Tuhan sedang tertawa”, seperti yang dikatakan Bang Fikri Ilhamsyah di artikelnya.

Gambang kromong (Shutterstock.com)

Nah, dalam dialog Betawi yang dibangun dalam sinetron maupun film, pun dalam keseharian, kalian pasti sering mendengar beberapa istilah yang diucapkan dengan ungkapan khas Betawi. Sayangnya tak semua orang memahaminya. Untuk itulah saya kenalkan 10 ungkapan yang ekspresif dalam dialog Betawi. Beberapa keterangan saya kutip dari Kamus Ungkapan dan Peribahasa Betawi karya Abdul Chaer (2009).

#1 Asal goblek

Maknanya adalah ngomong seenaknya, asal saja ngomongnya, apa adanya ngomongnya, atau ceplas-ceplos ngomongnya. Saking khasnya, ungkapan “asal goblek” ini, dulu pernah dipakai sebagai nama program oleh Babeh Benyamin saat menjadi penyiar di Ben’s Radio.

“Eh, Mat, tadi gue dipanggil berdua sama si Oji. Die orangnye asal goblek aje, ye, kagak dipikir-pikir kalau ngomong”

#2 Belaga pilon

Bermakna pura-pura atau nggak tahu apa-apa. Jadi nggak semua kata-kata Betawi yang berakhiran “a” jadi “e”. Pura-pura tak otomatis jadi “pure-pure”, tapi “belaga”.

“Sini, lu, Dul. Jangan belaga pilon, lu! Elu, ‘kan, nyang jadi calonnye si Fatimeh?”

#3 Buaye darat

Makna luasnya adalah orang yang melakukan perbuatan tercela, seperti penipu, penjahat, dan pencuri. Namun, lebih jamak buaya darat dimaknai hidung belang atau playboy atau laki-laki yang mempunyai sifat tak setia terhadap pasangannya hingga memiliki pasangan lebih dari satu orang.

“Dasar lelaki buaye darat, cukup tahu, dah, gue sekarang!”

Buaya (pixabay.com)

#4 Bujug buneng

Artinya seperti kata “Busyet!”, “Astaga!”, “Et, dah!” Merupakan kata yang mengekspresikan ketakjuban pada sesuatu hal.

“Eh, Min. Lu, lihat Maling lewat sini, kagak? Bujug buneng, maling larinye kenceng banget!”

#5 Idung rerongo

Disematkan kepada orang yang tahu aja saat orang lain sedang makan enak.

“Dasar idung rerongo, tau aje orang lagi abis hajatan. Sini, dah, makan-makan”

Namun, idung rerongo berbeda maknanya dengan tajem idung, meski sama-sama idung. Kalau tajem idung disematkan untuk orang yang cepat sekali tahu rahasia seseorang.

#6 Macan ompong

Bermakna orang yang tak lagi memiliki power atau kekuasaan. Oleh sebab itulah dinamakan macan ompong. Sebab, macan kan yang ditakuti tuh giginye kan.

“Dia mah, udeh pensiun. Udeh kayak macan ompong, nggak usah takut!”

#7 Muke gile

Sebuah ungkapan yang bermakna perasaan sangat terkejut terhadap suatu hal.

“Muke gile, Bang Mamad udah jadi orang kaya, ye, sekarang”

#8 Madi rodok

Sebuah ekspresi yang bermakna kurang ajar.

“Madi rodok si Acang, maen gile die sama orang kampung sebelah”.

Kata “rodok” sebenarnya bermakna terlalu matang untuk konteks makanan yang dimasak, bermakna hampir busuk untuk buah yang terlalu matang. Namun, dibanding ungkapan “madi rodok”, ungkapan “madi kipe” dianggap lebih halus digunakan dalam sebuah dialog.

#9 Segede alaihim

Ini adalah ungkapan khas yang bermakna tinggi besar sekali. Biasanya ditujukan ke orang yang mempunyai perawakan luar biasa. Seperti: “Ya Allah, tadi di lapangan, gue ketemu orang segede alaihim. Makannye apaan, ye, tuh orang?”

#10 Sial dangkalan

Bermakna keadaan tak hanya apes atau sial saja tapi sangat sial. Umpamanya seseorang yang motornya dicuri.

“Sial dangkalan, motor gue digondol maling. Emang maling kagak tahu diri, empet banget gue!”

Itulah 10 ungkapan ekspresif dalam dialog masyarakat Betawi, khususnya Betawi iye—yang saya gunakan dengan almarhum engkong saya dan kawan-kawan Betawi saya. Kalau Betawi ora beda lagi. Bisa bikin kamu ora danta pisan alias nggak jelas banget. Naah, lebih puyeng, ya, hehehe~

Penulis: Suzan Lesmana

Editor: Rizky Prasetya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version