10 Lagu Anak Indonesia yang Perlu Dihafalkan Orang Dewasa

10 Lagu Anak Berbahasa Indonesia yang Perlu Dihafalkan terminal mojok

Biar nggak melulu nyanyi Coco Melon, coba deh ajarin anakmu, ponakanmu, atau anak tetanggamu 10 lagu anak berbahasa Indonesia ini!

Punya anak balita itu seru. Mereka masih suka bermanja ria, gemar menirukan apa saja, dan sangat senang saat bisa berinteraksi penuh dengan orang tuanya. Meskipun balita sekarang nggak terlalu memuja interaksi dua arah, sih. Mereka senang-senang saja kalau diberi izin untuk bebas memilih video di YouTube. Tapi, balita kan sebaiknya nggak terpapar dengan layar terlalu lama. Bukan hanya bisa mengganggu kesehatan mata, tapi juga nggak baik untuk perkembangan skill sosialnya.

Interaksi langsung dengan orang tua atau pengasuh adalah hiburan sekaligus stimulan paling menyenangkan untuk balita. Untuk berinteraksi dengan balita, nggak sulit, lho. Nggak harus lulus pendidikan guru PAUD untuk bisa terkoneksi dengan anak, apalagi kalau itu anakmu sendiri. Nah, salah satu kegiatan termudah untuk berinteraksi dengan balita adalah dengan bernyanyi. Nggak masalah kalau suaramu sumbang, mblero, nggak karuan, atau ketukannya mlengse. Anak balita akan tetap merasa gembira mendengar stimulan berupa lagu.

Saya mencatat ada 10 lagu anak yang sebaiknya dihafalkan para jamaah Mojokiyah. Kesepuluh lagu anak ini tentu saja berbahasa Indonesia. Yuk, kita simak lagunya.

#1 Cicak-cicak di Dinding

Meski menurut KBBI kata yang baku adalah “cecak”, dalam menyanyikan lagu ciptaan A.T. Mahmud ini sebaiknya kalian tetap memilih kata “cicak”. Lagu ini adalah lagu yang paling sakti untuk menenangkan anak balita. Entah mengapa, anak balita yang rewel bisa dengan mudah teralihkan tangisnya saat dinyanyikan lagu ini sambil diajak menengadah mencari cecak.

#2 Kepala Pundak Lutut Kaki

Lagu yang diciptakan oleh Ibu Soed ini berguna untuk mengajari anak tentang bagian-bagian tubuhnya. Lagu “Kepala Pundak Lutut Kaki” lebih seru jika dinyanyikan dengan tempo yang bertambah cepat. Bisa dikatakan lagu ini merupakan materi pengantar sebelum nantinya anak mendapat materi pendalaman tentang organ reproduksi dengan lagu yang lebih rumit.

#3 Dua Mata Saya

Salah satu cara mudah mengasuh anak adalah dengan sering memberi kata-kata sugestif sesuai tujuan yang diinginkan. Lagu “Dua Mata Saya” mempunyai fungsi tersebut di akhir lirik. Anak diberi sugesti untuk suka makan. Tapi, lagu ciptaan Pak Kasur ini tak begitu cocok dinyanyikan untuk anak yang obesitas. Takutnya disangka sarkas.

“Dua mulut saya, tidak berhenti makan.”

#4 Abang Tukang Bakso

Lagu “Abang Tukang Bakso” yang sangat populer di awal tahun 1990-an ini diciptakan oleh Mamo Agil. Lewat liriknya, kita jadi tahu bahwa harga bakso mengalami inflasi. Tapi, inti dari lagu ini bukan di soal inflasi, sih. Lewat lagu bertema jajan di abang-abang, anak diajari untuk percaya bahwa abang tukang bakso bukanlah isilop yang sedang menyamar. Gitu.

#5 Naik Kereta Api

Lagu “Naik Kereta Api” diciptakan berdasarkan pengalaman Ibu Soed saat naik kereta api. Lewat liriknya, lagu ini juga menyiratkan ajakan untuk bepergian ke Bandung dan Surabaya. Lagu ini selalu ampuh untuk mengajari anak berbaris rapi seperti gerbong kereta api.

#6 Tik Tik Bunyi Hujan

Kalau kalian merasa senang menikmati hujan, bisa jadi lagu inilah salah satu penyebabnya. Ibu Soed mendeskripsikan hujan dengan indah pada lagu “Tik Tik Bunyi Hujan”. Beda banget dengan lagu barat yang liriknya malah mengusir hujan “Rain, rain, go away”.

#7 Pelangi-pelangi

Lewat lagu “Pelangi-pelangi”, A.T. Mahmud menyatakan bahwa pelangi adalah ciptaan Tuhan yang indah dan muncul di langit yang biru. Cocok dinyanyikan setelah lagu “Tik Tik Bunyi Hujan” untuk membuat anak balita berpikir bahwa ada hal yang indah seusai hujan. Sayangnya, pada lagu ini melekat tebak-tebakan super garing,

“Siapa nama pelukis pelangi?”

“Aguuuuuung.”

Krik krik krik

#8 Pepaya Mangga Pisang Jambu/Papaya Cha Cha

Lagu paling asyik untuk mengenalkan nama buah-buahan lokal ini diciptakan oleh Adikarso pada 1955. Coba dengarkan versi NonaRia, deh. Lagunya bisa bikin suasana jadi ceria. Cha cha cha!

#9 Seorang Kapiten

Lagu “Seorang Kapiten” memperkenalkan konsep cita-cita pada anak. Lagu yang belum diketahui siapa penciptanya ini cocok dinyanyikan untuk membangun semangat para balita. Karena lagunya menghentak-hentak dan singkat, lagu “Seorang Kapiten” juga sering dipakai menjadi lagu pemanasan dalam kegiatan pengembangan karakter semacam mancakrida. Tentu saja dengan lirik yang diplesetkan dan seringnya agak sedikit maksa.

#10 Naik Delman

Dalam lagu “Naik Delman”, Ibu Soed menyiratkan quality time seorang anak bersama ayahnya. Lagu ini juga menceritakan pengalaman menikmati perjalanan secara berkesadaran, sampai-sampai suara derap kaki kuda penarik delman terdengar jelas. Lirik dalam lagu ini bisa diganti sesuai dengan moda transportasi yang sering digunakan. Jika kalian pengin melucu ala bapak-bapak nan garing, jangan lupa ubah liriknya menjadi “Duduk di muka Pak Kusir yang sedang bekerja.”

Gimana? Kesepuluh lagu anak berbahasa Indonesia di atas nggak rumit dan singkat-singkat saja, kan? Untuk Mylov yang masih jomlo, belum punya anak, atau bahkan berencana untuk tak punya anak, sebaiknya tetap hafalkan saja. Karena menyanyikan lagu anak-anak juga bisa membuat diri tetap awet muda. Percaya saja, saya sudah membuktikannya.

Sumber Gambar: Pixabay

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version