Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

10 Kosakata Bahasa Walikan Orang Semarang

Sulistiono oleh Sulistiono
7 Maret 2022
A A
10 Kosakata Bahasa Walikan Orang Semarang Terminal Mojok.co

10 Kosakata Bahasa Walikan Orang Semarang (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Konon, bahasa prokem di kalangan masyarakat Semarang ini sudah dikenal sejak era 1970-an. Bahasa ini biasa digunakan dalam pergaulan anak-anak muda waktu itu. Cah-cah Semarang menyebutnya sebagai basa walikan. Tentu saja bahasa prokem semacam ini dijumpai juga di beberapa daerah dengan ciri khas masing-masing.

Bahasa walikan ini semula dikenal di kalangan para preman sebagai bahasa sandi untuk lingkungan sendiri. Lama-lama masyarakat luas pun mengenalnya. Mungkin karena sering dipakai di kalangan para preman dan anak terminalan, maka bahasa ini mendapat sematan sebagai bahasa “gali” khas Semarang.

Disebut bahasa walikan karena bahasa ini memiliki kosakata dari aksara Jawa hanacaraka yang dibalik (Jawa: diwalik) pemakaiannya berdasarkan rumus tertentu, seperti berikut.

Ha ↔ Nga

Na ↔ Tha

Ca ↔ Ba

Ra ↔ Ga

Ka ↔ Ma

Baca Juga:

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Da ↔ Nya

Ta ↔ Ya

Sa ↔ Ja

Wa ↔ Dha

La ↔ Pa

Jadi, kata yang mengandung unsur “ha” pemakaiannya dibalik menjadi “nga” (dan sebaliknya), unsur “na” menjadi “tha” (dan sebaliknya), unsur “ca” menjadi “ba” (dan sebaliknya), dan seterusnya.

Contohnya:

Hana/ana menjadi ngatha (ada)

Nangis menjadi thahis (menangis)

Bapak menjadi calam (bapak/ayah)

Tugu Muda Semarang (Shutterstock.com)

Bahasa prokem ini masih digunakan masyarakat Semarang sampai sekarang. Meskipun ia digunakan di kalangan terbatas dan usia tertentu. Bahkan, Walikota Semarang Hendrar Prihadi (Hendi) terkadang juga memakai bahasa khas ini. Masyarakat Semarang biasa memanggil Mas Hendi dengan panggilan Kas Hendi (mas = kas).

Berikut ini 10 kosakata bahasa prokem Semarang yang biasa digunakan masyarakat Semarang dan sekitar tentunya.

#1 Kahat

“Kahat” merupakan kata walikan dari “mangan” (makan). Seseorang yang mengajak temannya makan akan menggunakan kata ini. “Mode wis kahat gung?” (“Kowe wis mangan rung?”) Yang artinya, “Kamu sudah makan belum?”

Temannya akan menjawab, ”gung” (rung = belum) atau “dhis” (wis = sudah).

Lanjutnya, ”Jing ngejeti jolo?” (“Sing nduwiti sopo?”) Yang artinya, “Yang bayar siapa?”

#2 Gomom

“Gomom” merupakan kata walikan dari “rokok” (rokok). Seseorang yang membeli rokok di warung akan menggunakan kata seperti ini. Misalnya, “Pak, ngotho gomom gam?” (“Pak, ana rokok rak?”) Yang artinya, “Pak, ada rokok nggak?”

Penjual rokok akan menjawab, ”ngotho” (ono = ada) atau “gam ngotho” (rak ono = nggak ada).

#3 Dhenyom

“Dhenyom” merupakan bahasa walikan dari kata “wedok” (perempuan). Seorang cowok yang berbisik kepada temannya karena ada perempuan lewat di dekatnya tentu akan bilang, “Ssst ngimi ngatha dhenyom.” (“Ssst iki ana wong wedok.”) Yang artinya, “Ssst, ini ada perempuan.”

Lalu, temannya akan menjawab, ”Dhenyome kathis gam?” (“Wedok e manis rak?”) Yang artinya, “Perempuan itu manis nggak?” Kata manis di sini berarti cantik atau ayu.

#4 Ngoce

“Ngoce” merupakan walikan dari kata “ombe” (minum). Penggunaan kata ngoce biasanya lebih pada pengertian minum-minuman keras. Misalnya, “Mode ngoce congyang, ngamu ngoce moli.” (“Kowe ngombe congyang, aku ngombe kopi.”) Yang artinya, “Kamu minum congyang, aku minum kopi.” Congyang merupakan minuman keras khas Semarang.

#5 Ngetham

“Ngetham” adalah kata walikan dari “enak” (enak). Kata ini digunakan untuk menggambarkan suasana kesenangan hati atau rasa masakan yang sedap atau lezat. Seseorang yang sedang menikmati makanan akan mengatakan “ngetham” kalau makanan itu enak atau “gam ngetham” kalau nggak enak.

Secangkir kopi (Shutterstock.com)

Misalnya, ”Moli ngigeng iki rasane piye?” (“Kopi ireng iki rasane piye?”) Yang artinya, “Kopi hitam ini gimana rasanya?” Pertanyaan tersebut akan dijawab, “ngetham” (enak) atau “gam ngetham” (nggak enak).

#6 Gam Ngotho

“Gam ngotho” adalah kata walikan dari “rak ono” (nggak ada). Perhatikan percakapan dua orang preman berikut.

Preman 1: “Mode ngotho jet gam?” (“Kowe ono duit rak?”) Artinya, “Kamu ada uang nggak?”
Preman 2: “Gam ngotho.” (“Rak ono.”) Artinya, “Nggak ada.”

Contoh lainnya, “Gam ngotho jala.” (“Rak ono sapa.”) Artinya, “Nggak ada siapa-siapa.”

#7 Ngalim

“Ngalim” adalah bahasa walikan dari “apik” (baik/bagus). Kata ini ditujukan pada seseorang atau benda yang dinilai bagus atau baik bentuknya.

Misalnya, “Kas Hendi ki wonge ngalim.” (“Mas Hendi iku wonge apik.”) Artinya, “Mas Hendi itu orangnya baik.”

#8 Yugu

“Yugu” adalah kata walikan dari “turu” (tidur). Perhatikan percakapan berikut.

Pujo: “Bas, omahmu kok sepi, calam ngicu ning endhi?” (“Bas, omahmu sepi, bapak ibu ning endhi?”) Artinya, “Bas, rumahmu kok sepi, bapak ibu ke mana?”

Basuki: “Calam ambek ngicu lagi yugu.” (“Bapak ambek ibu lagi turu.”) Artinya, “Bapak dan ibu sedang tidur.”

#9 Jimat

“Jimat” merupakan kata walikan dari kata “sikat” (ambil). Kata ini digunakan untuk mengambil sesuatu atau memukul seseorang. Biasanya, kata ini digabung dengan kata “jim” (sik atau dhisik = duluan).

Misalnya, “Jimat jim, urusan mburi.” (“Sikat sik, urusan mburi.”) Artinya, “Pukul atau ambil dulu, yang lain urusan belakangan.”

Atau contoh lainnya, “Ngimi ngotho jelayu, jimat jim.” (“Iki ana sepatu, sikat sik.”) Artinya, “Ini ada sepatu ambil buruan.”

#10 Ngijo

“Ngijo” merupakan kata walikan dari “iso” (bisa). Kata ini sering juga dipakai bersamaan dengan kata “gam” menjadi susunan kata “gam ngijo” (rak iso) yang artinya nggak bisa.

Perhatikan percakapan berikut.

Basuki: “Aku meh ning pasar Johar, kepu gam?” (Aku meh ning pasar Johar, melu rak?”) Yang artinya, “Aku akan ke pasar Johar, ikut nggak?”

Pujo: “Aku gam ngijo.” (“Aku rak iso.”) Artinya, “Aku nggak bisa.”

Pasar Djohar Semarang (Shutterstock.com)

Selain 10 kosakata di atas, untuk kata bilangan atau jumlah sesuatu pun menggunakan rumus yang sama. Oleh karena itu, dikenal kata pogo (loro = dua), jelupuh (sepuluh), jeladhe (selawe = dua puluh lima), jemet (seket = lima puluh), jayus (satus = seratus), jedu (sewu = seribu).

Percakapan di atas sekarang jarang ditemui ataupun dilakukan cah-cah Semarang. Tulisan ini untuk memperkenalkan kembali atau sekadar mengenang kata-kata yang pernah hits pada zamannya. Sambil berharap lamat-lamat, bahasa slang khas Semarang ini masih mampu bertahan dengan terus digunakan.

Penulis: Sulistiono
Editor: Audian Laili

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Maret 2022 oleh

Tags: bahasa walikanorang Semarangpilihan redaksiSemarang
Sulistiono

Sulistiono

ArtikelTerkait

Belajar Digital Marketing dari Blunder Txtdaripemerintah dan Puan Maharani terminal mojok.co

Belajar Digital Marketing dari Blunder Txtdaripemerintah dan Puan Maharani

8 Desember 2021
Rumah Angker, Solusi Rumah Murah untuk Milenial

Rumah Angker, Solusi Rumah Murah untuk Milenial

21 Desember 2022
Salah Kaprah Hidup Hemat, dari Dinilai Pelit Sampai Dianggap Miskin terminal mojok

Salah Kaprah Hidup Hemat, dari Dinilai Pelit Sampai Dianggap Miskin

28 Agustus 2021
Pejalan Kaki "Dilarang" di Kota Semarang Mojok.co

Pejalan Kaki “Dilarang” di Kota Semarang

5 Mei 2024
Kondisi Terminal Majalaya Bandung Kumuh dan Memprihatinkan, Sebuah Ironi di Kota Dolar

Kondisi Terminal Majalaya Bandung Kumuh dan Memprihatinkan, Sebuah Ironi di Tengah Kota Dolar

22 Januari 2025
Saya Lebih Takut KPI Ketimbang Isu Kebangkitan PKI terminal mojok.co

Saya Lebih Takut KPI Ketimbang Isu Kebangkitan PKI

24 September 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.