Politisi perempuan Sri Muslimatun bakal ikut berkompetisi dalam pemilihan umum legislatif DPRD DIY. Ia bakal bertarung di Dapil DIY 5 melalui Partai Golkar.

Sebagai informasi, Dapil DIY 5 mencakup Kabupaten Sleman A, yakni Gamping, Godean, Moyudan, Minggir, Seyegan, Mlati, Depok, Berbah. Di daerah pemilihan ini, ia akan memperebutkan 1 dari 9 kursi yang disediakan.

Sri Muslimatun sendiri merupakan sosok senior di dunia perpolitikan Yogyakarta. Sebab, sebelum ini, ia tercatat juga pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Sleman periode 2014-2021.

Jauh sebelum terpilih sebagai wakil bupati, Sri Muslimatun merupakan seorang tenaga kesehatan. Ia pernah bekerja sebagai seorang bidan, hingga beberapa kali menjabat sebagai kepala rumah sakit.

Barulah pada 2010 lalu ia mengawali jejak politiknya. Kala itu Sri maju dalam Pilkada Kabupaten Sleman, yang sayangnya ia harus kalah.

Empat tahun berselang, Sri  Muslimatun kembali ikut agenda politik elektoral. Pada 2014, ia melenggang ke pemilihan umum legislatif sebagai calon anggota DPRD Sleman dari PDIP. Bahkan, berhasil terpilih dan duduk sebagai anggota Komisi A DPRD Kabupaten Sleman periode 2014-2019.

Belum genap 1 tahun di kursi DPRD Sleman, ia maju menjadi Wakil Bupati di Pilkada 2015. Mendampingi Sri Purnomo, ia berhasil memenangkan pemilihan dan menduduki posisi Wakil Bupati Sleman periode 2016-2021. 

Selama memimpin Kabupaten Sleman, Sri Muslimatun tercatat pernah memberikan sejumlah pencapaian. Misalnya, dalam bidang kesehatan masyarakat, lulusan magister kesehatan masyarakat UGM ini pernah menurunkan angka kemiskinan di Sleman.

Pada 2016, tingkat kemiskinan di Kabupaten Sleman berada di angka 10,60  persen. Setelah ia memimpin, angkanya kemudian perlahan turun menjadi 9,48 persen pada 2017, dan turun lagi menjadi 8,77 persen pada 2018. Pada 2019, bahkan angkanya kembali turun ke 8,08 persen.

Dalam berbagai kesempatan pun, ia juga kerap menyebut dirinya sebagai politisi yang kenyang pengalaman. Alhasil, dari rekam jejaknya ini, ia optimis bisa menyusun program kerja yang konkret dan implementatif, dengan semua berbasis data sesuai kondisi di lapangan.