Xiaomi datang melibas semuanya. Pabrikan ini tak tanggung-tanggung ketika terjun ke pasar. Dari hape hingga payung, mereka punya. Apalagi tablet, jelas mereka punya. Seperti yang sudah-sudah, jika Xiaomi sudah munculin produk, mereka mengincar takhta pabrikan yang sudah nyaman di puncak. Dalam hal ini, mereka mengincar takhta tablet dengan produk mereka, Xiaomi Pad 5.
Xiaomi Pad 5 bukanlah tablet pertama dari Xiaomi. Sudah ada Mi Pad sampai Mi Pad 4 sebelumnya meskipun tidak masuk secara resmi ke Indonesia. Ketika pendahulunya bermain di spesifikasi kelas menengah dengan ukuran layar setara iPad Mini, kini Xiaomi Pad 5 berani menjadi tablet kelas atas berharga terjangkau yang langsung melawan iPad yang sesungguhnya. Antusiasme pasar global pun cukup tinggi, kok bisa ya?
Tablet PC yang satu ini memang memberikan impresi yang mengesankan. Performa tablet ini mengesankan. Snapdragon 860 yang dipadukan dengan RAM 6GB jelas memberi garansi untuk dipakai kerja dan gaming dengan spek tinggi. Tak hanya chipset ciamik, Xiaomi Pad 5 juga dilengkapi dengan layar berukuran 11 inch dengan refresh rate 120 Hz, beresolusi WQHD+, bersertifikasi TUV Rheinland untuk perlindungan cahaya biru, dan mendukung Dolby Vision, HDR10, serta DCI-P3.
Selain itu, tablet ini dilengkapi dengan empat speaker, dua di atas dan dua di bawah, juga sudah mendukung Dolby Atmos Audio. Tablet ini dilengkapi dengan dua kamera, kamera depan beresolusi 8 MP dan kamera belakang beresolusi 13 MP. Terlihat jelas, siapa dulu yang disasar kalau bukan kekaisaran keluarga Apple iPad, iPad Air, dan iPad Pro?
Saya jadi ingat kelakuan teman-teman saya ketika kuliah, membeli iPad dan Apple Pencil agar bisa terlepas dari kebutuhan atas buku catatan dan referensi fisik. Catat langsung di halaman e-book, mudah kan? Nah, Xiaomi Pad 5 juga mendukung penggunaan Smart Pen dan Smart Keyboard untuk menulis dan mengetik, tentunya dibeli secara terpisah sebagai aksesoris. Memori internalnya juga besar yaitu 256GB. Sebagai referensi saya menghabiskan memori sekitar 12GB per semester untuk menyimpan materi dan foto-foto penjelasan dosen di papan tulis. Bagus juga sih tablet ini untuk menunjang pembelajaran anak kuliah.
Departemen ketahanan baterai juga diperhatikan dengan baik dengan kapasitas yang tidak main-main, 8720 mAh alias lebih tinggi dari saingan resmi terdekatnya di Indonesia yaitu Huawei MatePad 11 di angka 7250mAh. Dengan adaptor bawaan berdaya 22.5W, hasil pengujian Jagat Review menunjukkan pengecasan setengah penuh memakan waktu sekitar satu jam dan pengecasan penuh memakan waktu sekitar dua setengah jam.
Jika mau membeli adaptor tambahan untuk memaksimalkan kemampuannya hingga 33 W, pengecasan penuh memakan waktu kurang dari dua jam. Daya tahan luar biasa, pengecasan secepat smartphone yang baterainya jauh lebih kecil, luar biasa.
Kelemahan tablet ini hanya satu, tidak punya jack audio 3.5 mm, juga tidak tersedia adaptor dari USB-C ke jack tersebut. Bagi penggemar earphone konvensional seperti saya, ini mungkin jadi dealbreaker. Akan tetapi, iPad baru juga tidak lagi dibekali dengannya.
Untuk semua keunggulan ini, harga yang harus dibayar cukup lima juta saja. Kok “murah”? Ya wajar, tablet ini WiFi only alias tidak memiliki modem untuk dimasukkan SIM card. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan iPad 8 WiFi 128GB alias jajaran iPad resmi termurah yang masih dijual saat ini dan kebetulan performanya cukup setara, harganya masih di kisaran Rp7,5 juta.
Jika Anda beraktivitas di tempat yang memiliki konektivitas memadai, tablet WiFi only seharusnya tidak memiliki masalah. Jika Anda bekerja dari rumah dan tidak berlangganan internet, bisa membeli MiFi untuk digunakan bersama ponsel. Meski jadi ribet sih, harus mengelola beberapa perangkat dan beberapa kartu seluler sekaligus.
Tentu banyak yang menanyakan, mengapa Xiaomi tidak membawa varian Pro dengan RAM 8GB dan prosesor Snapdragon 870 yang mendukung konektivitas 5G. Jawabnya nih, kira-kira, karena harga di negara asalnya sudah lebih mahal sekitar setengahnya dari Xiaomi Pad 5 yang dijual di Indonesia. Belum lagi untuk produk dengan konektivitas 4G ke atas harus memenuhi persyaratan TKDN yang perizinannya tentu tidak mudah dan tidak murah. Jika harganya melambung ke atas Rp8 juta, Anda masih mau beli?
Harga yang sekarang aja belum tentu beli wqwqwq~
Sebagai referensi, tablet 5G resmi termurah di Indonesia dengan Google Mobile Services saat ini, Samsung Galaxy Tab S7 FE 6/128GB dijual seharga Rp9 juta berikut bluetooth speaker, meskipun layarnya lebih besar di 12.4 inch dan prosesor masih Snapdragon 750G. Jika mencari iPad, tablet berperforma setara adalah iPad Air 3 dan varian 256GB cellular yang resmi saat ini masih dihargai di atas Rp11 jutaan.
Akan tetapi, Apple terkenal dengan dukungan perangkat lunak yang mumpuni dan generasi iPad pertama dengan dukungan terpendek pun mendapatkan dua major OS upgrade dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun. Samsung memang memiliki kriteria yang berbeda untuk OS upgrade bergantung lini produk. Tetapi, sejarah yang ditorehkan dari generasi pertama sampai generasi kelima Galaxy Tab S menunjukkan adanya paling tidak dua major OS upgrade.
Xiaomi? Anda tahu sendiri, satu saja sudah sangat bersyukur. MIUI bisa meningkat, tetapi versi Android belum tentu.
Kesimpulannya, semua kembali ke kebutuhan Anda. Dia tetap menjadi pilihan untuk mendapatkan tablet berperforma tinggi, berdaya tahan tinggi, dan harganya terjangkau selama Anda tidak masalah dengan konektivitas WiFi only dan pembaruan perangkat lunak yang entah ada entah tidak. Akan tetapi, jika ada yang kurang sreg, pilih tablet lain saja tentunya dengan mengeluarkan uang lebih. Ada harga ada rupa, Bung.
Sumber gambar: YouTube Bestindotech, sila kunjungi channel-nya.