Madura Kitchen, Warung Madura yang sukses Menginvasi Kota London Malah Kena Nyinyir Orang Indonesia Sendiri

Warung Madura Bernama Madura Kitchen Sukses Jajah London (Unsplash)

Warung Madura Bernama Madura Kitchen Sukses Jajah London (Unsplash)

Saat membuka Facebook, saya menemukan sebuah fanspage. Salah satu unggahan yang sungguh menarik berkisah tentang warung Madura yang buka London, Inggris! 

Yang punya warung memberi nama “Madura Kitchen”. Lokasinya ada di 97 High Road, Willesden, London. Iseng-iseng saya membuka kolom komentar. Eh, ada yang bilang “lebay”.  

Saya bingung dengan kata lebay itu. Yang lebay siapa? Bagi saya, tidak ada yang berlebihan dari unggahan itu. Malah menggambarkan daya juang orang kita sendiri. Semua positif, justru aneh kalau ada yang nyinyir.

Bukti keuletan dan kekuatan bertahan hidup

Warung Madura, menurut saya, nggak ada bedanya dengan tempat belanja lain. Fungsinya sama, yaitu untuk memenuhi kebutuhan warga. Tujuannya juga sama, yaitu untuk mengais rejeki. 

Makanya, ketika ada yang bilang lebay, tentu saja malah sangat aneh. Pandangan macam apa itu? Ada orang berusaha secara halal dan positif kok kena nyinyir.

Keberadaan warung Madura di London justru semakin mempertegas jiwa-jiwa keuletan orang pulau garam di mana saja mereka berada. Mereka mencari rezeki lewat jalan yang benar. Mereka juga nggak takut bersaing dengan toko-toko modern dan kelas kakap di sana. 

Oya, perlu saya tegaskan di sini kalau Madura Kitchen adalah warung makan, ya. Ia bukan toko kelontong seperti yang biasa kita temui di berbagai kota di Indonesia. Cuma, biar gampang menyebut di sini, kita sepakati saja menggunakan istilah “warung Madura”.

Berbagi cita rasa

Selain itu, saya mencoba menerka salah satu alasannya membuka bisnis di London. Tentu saja karena mereka ingin berbagi cita rasa makanan atau kuliner khas Madura, dan mungkin Indonesia, bagi warga lokal maupun wisatawan. 

Dan itu sangat menguntungkan sekali. Karena selain bisa memasarkan masakan atau jualannya ke orang asing, juga membantu orang lain tak perlu jauh-jauh ke Madura jika ingin sate, kaldu kokot, maupun soto. Cukup pergi Willesden saja. 

Omset warung Madura di London mungkin lebih gede ketimbang di Indonesia

Per 21 Juni 2024, nilai mata uang Inggris, poundsterling, sama dengan Rp20 ribu. Ini menarik. Mengingat warung Madura di London itu jika melihat namanya “Madura Indonesian Authentic Cuisine” yang dijual adalah masakan, atau lebih dominan ke makanan. 

Di Madura, harga makanan itu bisa dibilang terjangkau. Setahu saya, paling mahal Rp20 sampai Rp25 ribu. Itu sudah dapet dengan es teh.

Selain itu, banyak makanan macam nasi pecel dan lalapan seharga Rp13 sampai Rp17 ribu. Apalagi sate saja, bisa harga bisa Rp5 sampai 10 ribu tergantung jumlah pembelian. Nah, ketika jualan di London, saya yakin, harganya bisa naik 2 kali lipat. Itu kalau laku, sih.

Kalau melihat dari angka memang menjanjikan. Namun, tetap harus mempertimbangkan soal biaya bahan baku, sewa bangunan, pajak, dan lain sebagainya. Kalau dari angka saja, kayaknya memang menjanjikan.

Tentang sudut pandang warung madura di London

Selain itu, ada baiknya kita berpikir begini. Jika di Indonesia, ada warung bernama “warung asli Manchester, masakan khas Inggris” misalkan, tentu saja bakal menarik pelanggan. Tak perlu branding berlebihan, sebab kita sudah penasaran seperti apa rasa masakannya. Tanpa tahu rasanya, kita boleh tertarik karena nama warungnya dari luar negeri.  

Sama seperti adanya warung Madura di London. Bisa jadi warga sana akan tertarik mencicipi makanan khas kita. Bagi mereka, penasaran, macam apa rasanya masakan luar negeri dari Madura, Indonesia. Karena tertarik, tak sedikit yang membeli.

Bonusnya, nama Indonesia dan Madura mendunia

Terakhir, yang bangga bukan cuma orang Madura, tapi Indonesia secara umum. Pasalnya, jika ditanya sama warga sana, misalnya “Ini nama apa? Nama cabang apa orangnya, ya?” 

“Nama pulau” 

“Di mana?” 

“Indonesia.”

Bayangkan, nama Indonesia dan Madura mendunia karena adanya warung Madura di London. Kalau sudah begitu, sisi lebay-nya di mana? Orang kok aneh.

Penulis: Zubairi

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Keunikan Warung Madura di Tengah Gemerlapnya Ibu Kota

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version