Vespa Matic Itu Nggak Enak, Jangan Beli kalau Anda Nggak Pengin Nyesel!

Cara Merawat Vespa Matic biar Nggak Bolak-balik ke Bengkel

Foto Vespa matic dengan background awan (Pixabay.com)

Harus diakui, Vespa matic masih menjadi motor dengan prestise lebih meski pabrikan lain “meniru” serta menyematkan beragam fitur yang tak kalah canggih dan memberi harga lebih murah. Namun Vespa tetap punya pasar, dan tak begitu saja bisa lengser dengan kehadiran skutik dari pabrikan lain. Vesmat serasa di dimensi berbeda dan tetap dijadikan salah satu motor “impian”.

Tapi ada hal yang harusnya ditimbang sebelum saklek bilang “pokoknya beli Vespa”. Percayalah Vespa matic nggak se-prestige itu. Terlebih, jika membandingkan dengan pabrikan lain macam Yamaha atau Honda. Memilih Vespa hanya menambah beban. Yang didapat cuman perasaan jumawa saat mengendarai. Sementara di sisi lainnya bakal bikin sambat. Vespa tetap membawa sisi nggak enaknya tersendiri. Percayalah!

Pajaknya mahal!

Satu hal yang kudu dimengerti adalah bahwa pajak dari Vespa matic bisa dibilang mahal. Jangan sampai, sudah membeli Vespa tapi malah sambat soal pajak dari skutik ini. Kan nggak lucu kalau sampai nunggak pajak gara-gara keberatan soal nominal pajaknya.

FYI, untuk pajak termurah Vespa matic saja, macam Vespa LX atau S tahun 2022 pajak tahunan sudah lebih dari Rp600 ribu. Itu Vespa varian terendah loh. Kalau seri Vespa yang di atasnya dikit kayak, Sprint atau Primavera pajak tahunan bisa sampai Rp700-an ribu. Dan yang paling mahal bahkan ada yang sampai Rp2 jutaan (Ini untuk Vespa GTS). Tekor bolo… iya tho?

Biaya servis dan spareparts juga mahal

Kemudian, hal lain yang kudu benar-benar jadi pertimbangan adalah soal biaya servis. Percayalah, skutik buatan Italia ini nggak bisa diajak untuk berhemat. Jangan samakan dengan motor lain macam pabrikan Jepang yang biaya servisnya masih lumayan terjangkau.

Contoh saja, untuk harga kampas rem depan Vespa LX harganya sudah Rp150 ribu lebih. Bahkan untuk Vespa Sprint 3V, GTS 150 harga kampas rem depan mencapai Rp300 ribu. Itu baru kampas rem depan, belum yang belakang. Bandingkan coba sama kampas rem Honda Beat yang bisa ditebus dengan uang yang tak lebih dari Rp40 ribu.

Terus sebiji van belt tak kalah mahal. Untuk menggantinya Anda perlu merogoh dompet sebesar Rp400 ribuan. Yang pasti, harga part mesin dan perintilan lain juga tak kalah mahal. Oh iya, itu baru harga spare parts, belum termasuk jasa bengkel lho ya.

Performa Vespa matic biasa aja, tenan

Dengan pajak serta spareparts Vespa matic yang mahal, apakah beririsan dengan performa dan menjadikan tarikannya beringas?

Ah, nggak juga. Saya bisa bilang kalau dari “tumpakan”, Vespa tergolong biasa aja. Cuman menang bisa sombong doang kalau menaiki motor ini. Tarikannya ya biasa aja. Lemot sih nggak, cuman nggak bisa cepat aja sih. Bawaannya ngajak santai. Perihal kenyamanan juga serupa, biasa aja. Apalagi untuk bagian pembonceng. Jangan kaget kalau yang Anda bonceng jadi ngedumel gara-gara kakinya nggak nyaman sama letak footstep yang terlalu ke dalam. Pokoknya, kalau nggak kepaksa, dibonceng Vespa sudah pasti akan jadi opsi yang dipilih paling terakhir.

Apalagi, Vespa matic yang mahal itu mesin yang dipakai masih belum mengandopsi radiator (kecuali seri GTS). Jan, harga mahal doang. Soal pendinginan mesin aja kalah sama Vario 110 lama.

Yah, itu lah beberapa hal yang perlu dipahami sebelum memutuskan meminang Vespa matic. Gimana, masih kebelet Vespa atau malah kebelet ke kamar mandi?

Penulis: Budi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Mengenal Tipe Vespa Matic yang Harganya Overpriced

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version