Universitas Gunadarma Depok sampai saat ini, entah kenapa sering menjadi bahan bercandaan. Mulai dari iklan UFO-nya yang ikonik, dapat julukan saudara jauh UGM (Universitas Gunadarma Margonda), sampai dengan dianggap kampus buangan.
Label terakhir didapat karena sejak awal saya kuliah di sana tahun 2009, bahkan konon jauh sebelum itu, Gundar sering menjadi kampus penampungan bagi para mahasiswa yang tidak lolos seleksi masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN). Oh ya, sebutan Gundar juga lebih familier bagi Universitas Gunadarma.
Malahan pernah ada guyonan legendaris yang melibatkan antara Universitas Pancasila, Universitas Indonesia, dan Universitas Gunadarma. Soalnya ketiga kampus ini punya stasiun yang berdekatan sekaligus berurutan. Stasiun Universitas Pancasila–Stasiun Universitas Indonesia–Stasiun Pondok Cina. Fyi, lokasi salah satu kampus Gundar dekat dengan Stasiun Pondok Cina.
“Buat yang kaya, siap-siap turun di stasiun berikutnya (maksudnya Universitas Pancasila).”
“Yang pintar sebentar lagi bersiap turun (tentu, maksudnya Universitas Indonesia).”
“Buat yang nggak kaya dan nggak pintar, silakan turun di stasiun berikutnya (kampus mana lagi kalau bukan Gundar).”
Itulah kenapa Universitas Gunadarma sering diremehkan tanpa landasan yang kuat. Padahal walaupun jadi bahan olok dan dianggap remah-remah, Gundar punya segudang fasilitas yang mumpuni bagi para mahasiswanya.
Saya punya pembelaan untuk menepis keraguan yang sudah lama menguap. Bukan hanya karena saya alumni Gundar. Tetapi sebagai kampus swasta, Gundar memang punya cara, fasilitas, dan daya tarik untuk menjadi salah satu kampus yang patut diperhitungkan.
Universitas Gunadarma punya program seleksi asisten lab yang end to end prosesnya sama seperti interview kerja
Bagi saya, ini salah satu keunggulan Gundar yang layak diketahui banyak orang. Posisi asisten dosen atau asisten lab, mungkin sudah biasa dan ada di hampir banyak kampus. Tetapi untuk proses seleksi, Gundar punya end to end yang mirip dengan wawancara kerja di dunia profesional. Mulai dari screening CV, proses wawancara dengan beberapa user (dosen), hingga kontrak per-6 bulan sampai 1 tahun.
Proses ini sudah seperti simulasi di dunia kerja. Tujuan baiknya, untuk membiasakan mahasiswa saat terjun ke dunia profesional. Jadi saat mahasiswa lulus sudah nggak gagap banget gitu.
Selama jadi asisten lab, mahasiswa terpilih akan belajar presentasi. Dia akan menyampaikan materi mata kuliah yang baik kepada adik tingkat atau mahasiswa lain yang ikut pengulangan. Paten kali, kan?
Fasilitas kampus mumpuni dan nggak kaleng-kaleng
Fasilitas yang disediakan sekaligus dikembangkan oleh kampus, selalu menjadi hal fundamental untuk proses kegiatan belajar-mengajar. Universitas Gunadarma jelas punya ini.
Lahan parkir yang luas dan dikembangkan? Punya. Fasilitas olahraga seperti lapangan futsal, basket, badminton, dan beberapa olahraga familier lainnya? Ada.
Secara turun-temurun, fasilitas yang ada dimaksimalkan dengan baik oleh para mahasiswa untuk menggelar turnamen internal setiap tahunnya. Ya, semacam tradisi lah. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian kalangan.
Bahkan ada turnamen futsal yang secara rutin dibuat oleh mahasiswa Gunadar dan diselenggarakan di Bogor. Namanya Gamagudabo (Gabungan Mahasiswa Gunadarma Bogor) Cup. Menarik? Jelas. Sampai dengan tahun 2024, gelaran turnamen ini masih berlangsung.
Dianggap underrated soal akademik, padahal punya laboratorium yang menunjang praktik para mahasiswa
Nih, ya, saya kasih paham. Masing-masing fakultas di Universitas Gunadarma punya laboratorium praktikum yang menunjang banyak mata kuliah. Mulai dari lab psikologi, bahasa, komputer, dan lain sebagainya.
Dalam praktikum, mahasiswa akan belajar ilmu tambahan secara teori dan praktik. Baik soft skill, maupun hard skill. Jujur saja, ini menjadi nilai tambah sekaligus daya tarik kampus ini secara akademik.
Meski sering dianggap kampus buangan, karena menjadi tujuan banyak mahasiswa yang ditolak di perguruan tinggi negeri, nyatanya Gundar bisa tetap eksis dengan caranya sendiri. Dan sebagai alumni, saya sih bangga.
Tetapi mohon maaf banget, nih. Soal iklan UFO itu, saya nggak bisa membela sama sekali. Entah iklan UFO itu akan diganti atau tidak sama sekali di kemudian hari. Satu yang pasti, jika sudah menyebut kampus UFO atau iklan UFO, banyak orang tahu, maksudnya ya Universitas Gunadarma.
Penulis: Seto Wicaksono
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 5 Bukti Universitas Gunadarma Bisa Bersaing dengan Universitas Indonesia.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
