Ulasan Soal Minyak Angin dan Obat Gosok Tradisional

minyak angin

minyak angin

Salah satu indikator sayang sama lansia itu harus paham tentang obat gosok dan minyak angin. Lho itu penting. Penyakit hariannya lansia itu kan mulai dari masuk angin, greges-greges, linu-linu, loro boyok, jimpe-jimpe, lungkrah, keju kemeng, cenut-cenut, cumleng, puyeng, mumet, cekot-cekot dan sejenisnya. Jadilah anak yang mampu pijet dan kerokan sebagai bagian dari darma baktinya anak kepada orang tua.

Jangan dikit-dikit minum obat-obatan kimia selama sakitnya tidak serius. Pahami bahwa ketika tua itu yang wajib ada bukan lagi minyak wangi, tetapi minyak angin dan obat gosok. Nah berikut ini adalah review saya terhadap minyak angin dan obat gosok yang dipakai simbah-simbah di balai saya. Review ini didasarkan pada kecocokan penggunaan obat gosok dan minyak angin, tingkat kepanasan dan kemasan yang kantong-able—bisa dimasukin kantong atau tas kecil.

 

Minyak Kayu Putih
Minyak kayu putih tentu sudah banyak tahu penggunaanya. Dipakai untuk memberikan efek anget di badan, khususnya di musim dingin. Aroma kayu putih cukup khas sehingga ramah lingkungan. Simbah-simbah biasa membawa dan memakai minyak ini ketika bepergian untuk mencegah perut kembung, menghindari masuk angin dan menimbulkan efek nyaman. Baunya tidak bikin alergi kiri kanan. Yang dicocoki ya minyak angin caplang. Ada merk lain seperti cap gajah, tetapi sudah jarang ditemui. Yang paling disukai ya Konicare, tetapi lebih mahal. Kalau dulu minyak angin dikemas dalam botol beling dengan tutup gabus, sekarang seluruhnya pakai plastik dengan tutup putar sehingga jatuh tidak pecah. Warna botol biasanya juga mudah dikenali, hijau. Saya belum pernah lihat botol minyak angin itu warnanya merah, kuning, kelabu, merah muda dan biru. (Jangan nyanyi)

Minyak Kampak
Obat gosok ini sangat populer di kalangan simbah-simbah. Dengan kemasan yang kecil sejari kelingking maka gampang untuk dikempit atau ditelesepkan di dompet. Pemakaiannnya juga relatif hemat, dalam kemasan botol kecil keras dengan tutup selubang semut itu dengan dipoles ke jari sudah cukup untuk dioser ke bagian tubuh yang disukai. Panasnya kuat nyaman merasuk di kulit. Efektif untuk menyamankan diri di perjalanan, mengurangi rasa pusing, mual, masuk angin dan rasa tidak nyaman lainnya. Kelemahannya adalah baunya tidak terlalu disukai oleh orang yang ada di sekitarnya. Dipastikan kalau mencium bau minyak kampak pasti yang pakai orang tua. Sebagai merk yang sudah melegenda, minyak kampak sangat digemari oleh lansia-lansia di Balai. Yang menandingi hanyalah PPO, tetapi merk PPO sudah tidak didapati lagi.

Minyak Angin FreshCare dan SafeCare
Dua minyak angin ini menimbulkan efek lebih panas dibandingkan minyak kayu putih. Derajat panasnya kurang lebih sama dengan PPO (Pak Pung Oil) ataupun Minyak Kampak. Tetapi lebih diminati karena wanginya yang kayak kulit jeruk nipis (tidak menyengat), dan sistem roll on yang gampang digelindingkan di kulit tubuh yang tak terjangkau, khususnya bagian boyok dan geger. Nyaman pula dioser di pilingan, gulon, ataupun pundak. Relatif manjur untuk mengurangi rasa pusing, masuk angin, mabuk perjalanan serta mengeliminir rasa mual karena bau bauan di perjalanan seperti bau ketek gondrong, bau keringat, bau thokor, bau abab penumpang sebelah yang tidak gosok gigi dan sejenisnya.

Minyak Urut GPU
Kalau minyak angin paling banter hanya mengatasi masuk angin dan tidak bisa dibuat untuk kerokan, maka ketika simbah merasakan pegel-pegel dan butuh pijit atau kerok, mereka akan menggunakan GPU untuk swa-pijit. Jika diperlukan, mereka bisa minta tolong teman untuk memijit. GPU menjadi pilihan favorit mereka karena sifatnya yang hangat tidak terlalu panas, licin, dan nyaman dipakai. Apalagi dengan tutup ulir yang di dalamnya ada sumbatan plastik dengan lubang kecil. Tinggal crut dikit tidak khawatir ndledek atau tumpah banyak. Hanya saja baunya tidak terlalu ramah lingkungan. Disamping itu, botol yang terbuat dari beling dan ketika jatuh bisa pecah. Pada beberapa kasus terjadi kasus pecah botol. Tentu itu menjadi kritik mengingat lansia yang sudah buyuten akan rawan menjatuhkan botol dan bahaya jika sudah pecah di lantai licin.

Balsem Gosok dan Balsem Otot
Saya membedakan antara balsem Gosok dengan balsem Otot. Balsem gosok memiliki tingkat panas standar untuk gejala pegel-pegel, linu, lungkrah dan sejenisnya. Tetapi balsem otot memiliki tingkat panas yang lebih tinggi yang digunakan untuk otot kecethit, keseleo dan salah urat. Contoh balsem gosok ya Balsem Lang, Balpirik, Rheumason, sementara kalau Balsem Otot ada merk Geliga. Kalau balsem Gosok bisa dipakai untuk kerokan (coin therapy) agar khasiatnya lebih terasa, lebih remasuk dan kondis badan yang langsung terasa nyaman sesudahnya. Kalau balsem otot beda, tidak begitu cocok untuk kerokan. Tekstur bahan yang ndredet-ndredet di jari dan lebih kesat dibandingkan dengan balsem gosok yang punya efek pliket. Meskipun sudah terbukti ampuh khasiatnya, penggunaan balsem relatif tidak disukai lingkungan karena baunya yang semerbak menyengat. Meskipun, Balpirik juga mengeluarkan inovasi dengan bau Rose, tetapi tetap saja tidak mengubah citra balsem yang identik dengan bau khasnya. Citra itu bisa saja diubah jika Axe, Rexona atau Cassablanca bisa merger dengan Balsem.

GPU Krim
Simbah di sini juga berkesempatan mendapatkan GPU Krim. Simbah suka karena krimnya mirip sekali, semacam reinkarnasi, dengan Rheumason cream yang sempat populer di era jadul. Sangat dulitable, hangat meresap, tidak panas. Sangat portable untuk bisa dijadikan obat gosok, obat kerikan, obat urut, dengan sifat yang sama dengan minyak GPU yang licin. Tapi sayang seribu sayang, kemasannya sangat tidak ramah lansia. Menggunakan wadah atom dengan diameter sekitar 6 cm, bukan plastik, yang kalau jatuh gampang pecah. Untuk lansia yang buta huruf sangat dikhawatirkan jika nantinya dikira Brisk atau Cream Rambut. Bayangkan jika dioser di rambut dan kena kulit kepala, lha gundulnya bisa kemranyas kicat kicat. Bukannya rambutnya subur malah nantinya brodol masal. Tragedi.

Counterpain
Merk ini tergolong merk bagi lansia kalangan menengah ke atas. Harganya mahal sehingga hanya segelintir lansia yang pakai. Meski sama-sama berbahan menthol dan minyak cengkeh, wanginya memang tidak norak. Hanya saja bagi lansia kami, tidak terlalu nendang. Kemasannya juga lebih elite karena berada dalam wadah tube atau plothotan. Sangat tidak disarankan ada yang berdonasi counterpain di Balai kami. Karena jika ada simbah yang tidak paham, nanti akan disangka pasta gigi. Lha bayangkan jika nanti dioles di sikat lalu dipakai gosok gigi. Nanti simbahnya protes,”Pak Feri, ini pasta gigi apa? Enak sih aromanya, tapi kok tidak munthuk..”

Minyak Gosok Ekstra Panas
Untuk lansia yang sudah mulai tuman dengan balsem, mungkin akan merasakan panas balsem itu kurang. Barangkali kalau manusia normal, satu botol balsem bisa dipakai berbulan-bulan, tetapi tidak pada lansia yang imun. Satu botol balsem bisa dibuat luluran sehingga hanya dalam seminggu sudah habis. Nah disinilah dibutuhkan minyak gosok ekstra panas yang lebih kemranyas dan aroma nyegrak di kulit. Sangat panas meski tidak sepanas lihat mantan di pelaminan. Minyak jenis ini diantaranya adalah Minyak Walikukun atau Minyak Akar Kayu Lawang. Beberapa simbah menyimpan minyak jenis ini. Sayangnya kemasannya sangat tidak ramah lansia karena terbuat dari beling yang tutup ganda, yaitu tutup ulir dan tutup dalam. Nah tutup dalamnya itu susah sekali dicabut. Aromanya yang mak seng itu sangat tidak ramah dengan lingkungan sekitar. Simbah yang memakai minyak ini akan dijauhi oleh kucing-kucing piaraanya.

Koyo
Sebenarnya koyo tidak termasuk dalam kategori obat gosok ataupun minyak angin. Tetapi koyo sangat populer pada lansia untuk urusan masuk angin, pusing dan pegel. Sering didapati lansia yang memakai koyo di pilingan untuk mengatasi pusing, atau di dagu ketika sakit gigi, atau ditempel di punggung. Bagi yang suka panas standar ya pakainya Salonpas atau Salonpas Hot, tetapi bagi yang merasa kurang ya pakai Koyo Cabe. Koyo dipilih karena memiliki efek panas lebih lama serta penampakannya cukup menjelaskan pada lingkungan bahwa si lansia sedang tidak enak badan.

Nah demikian sedikit review tentang minyak angin dan obat gosok tradisonal. Sekali lagi, jangan ngomong peduli rakyat kecil, peduli kebutuhan pokok, apalagi peduli lansia jika tidak paham tentang kebutuhan mereka, diantaranya kebutuhan pokok akan minyak angin dan obat gosok tradisional.

Tempel, 13 Maret 2019

Catatan: Tulisan ini dimuat ulang dari status Facebook penulis. (*)

 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Exit mobile version