Baru-baru ini Gojek telah meluncurkan fitur baru yaitu pembayaran SPP sekarang bisa dibayar melalui GoPay lewat GoBills yang ada di aplikasinya. Walaupun masih beberapa lembaga pendidikan saja yang sudah menjadi mitranya. Sebenarnya sih bukan hanya SPP, tapi juga semua yang berhubungan dengan biaya pendidikan. Misalnya kayak uang seragam, uang buku, hingga ekstrakurikuler.
Akan tetapi, semenjak fitur itu diluncurkan, sudah ramai diperbincangkan. Khususnya oleh kaum-kaum net, yang aduhai manisnya komen-komennya itu.
Sejak Mas Nadiem menjadi Mendikbud dan masuk dalam jajaran Menteri Pak Jokowi Priode II, saya masih ingat banyak sekali meme-meme yang menuliskan, “Nanti yang mengantar anak sekolah itu driver Gojek,” atau “Jajannya order GoFood,” dan fitur yang sudah diluncurkan ini, “Bayar SPP pakai GoPay.”
Dan ramainya perbincangan pembayaran SPP memakai GoPay ini, saya lihat yang diomongin masih itu-itu saja. Hanya dari sisi personal seorang Mas Nadiem sebagai founder Gojek. Katanya loyalitas Mas Nadiem kepada kementerian yang dipimpinnya sekarang itu diragukan. Pasalnya, publik beranggapan bahwa Mas Nadiem, “Nyelam sambil minum air.“.
Oalah, rasanya saya ingin bertanya saja, loyalitas yang mana sih yang Anda maksud, Bung? Kalau tok, GoPay sudah ada CEO-nya sendiri. Lagi pula Mas Nadiem kan sudah mengundurkan diri dari Gojek. Tapi kalau Anda beranggapan Mas Nadiem masih memegang sebagian saham Gojek, saya bisanya apa. Toh, saya hanya seseorang yang selalu dicentang biru sama odo’-odo’ saya di WhatsApp.
Tinjauan sisi personal Mas Nadiem dengan adanya ketersediaan fasilitas membayar SPP menggunakan GoPay. Bahkan sampai menilai jika mitra lembaga pendidikan GoPay telah menjangkau seluruh sekolah yang ada di Indonesia, dan hal ini jelas bikin Mas Nadiem kaya raya. Tunggu sebentar, pahami ini dulu wahai bosqu dan bebsqu. Ketahuilah di surga itu ada banyak bidadari jika kita sering berprasangka baik. Dan ketahuilah kalau Mas Nadiem sebelum adanya GoPay (masih sebatas Gojek), ia sudah kaya raya.
Apa masalahnya kalau orang lain kaya raya atas usahanya? Toh, itu nggak masalah kan selama tidak ada yang dirugikan?
Katanya, takutnya nanti Mas Nadiem tersandung korupsi, kolusi, dan nepotisme. Saya hanya bergumam walau dalam hati, Apa sih yang kita tahu dari GoPay atau GoBills yang sekarang bisa bayar SPP di madrasah, pesantren, dan sekolah? Kalau belum banyak tahu amat, banyak baca dulu sajalah. Atau coba ajak Mas Nadiem bincang-bincang di warkop.
Lagi pula saya kira ada baiknya juga SPP bisa dibayar pakai GoPay. Pasalnya, bisa saja nanti juga berlaku PayLater-nya, agar saya bisa nunggak dulu dan bayar satu kali di akhir bulan. Dan semoga, ini bisa diterapkan juga di kampus saya.
Seharusnya orang-orang yang terlalu tegang menyikapi fasilitas baru ini, lebih bersikap santuy sajalah. Kalau memang mau nyinyir tentang dunia digital, kita lebih baik buat surat terbuka untuk Gojek atau Mas Nadiem. Kan mereka punya uang banyak tuh, mengapa sekolah-sekolah yang ada di pelosok tidak diperbaiki saja akses jaringan internetnya? Supaya akses bacaan online mereka juga tersedia dan bisa baca Mojok biar sedikit nakal dan banyak akal.
Atau gimana caranya lembaga pendidikan yang ada di pelosok desa jadi mitra, kalau nggak ada akses internet di sana dan nggak ada smartphone yang mumpuni untuk meng-install-nya? Atau katakan juga supaya Gojek menekankan inovasinya kepada orang-orang pelosok dan pesisir. Nah, kalau nyinyiran Anda seperti itu kan lebih urgent, Masbro?
Apalagi kalau SPP kita atau anak kita masih nunggak. Santuy sajalah, lebih baik fokus cari uang untuk membayar biaya pendidikannya. Ohiya, saya berharap juga agar uang panai nanti bisa dibayar melalui GoPay dan bisa menggunakan PayLater. Supaya nanti uang panai-nya saya bayarkan di akhir bulan setelah menghitung isi Passolo’ (baca: Bugis, amplop yang diberikan ke pengantin saat kondangan). Hehehe.
Udah itu aja, kalau Anda masih tidak bisa santuy menyikapi SPP yang bisa dibayar pakai GoPay, yaudah nggak apa-apa. Saya bisa apa, selain seseorang yang hanya selalu berharap supaya tulisan saya dimuat di Terminal Mojok.
BACA JUGA Nadiem Makarim Dilantik Jadi Mendikbud Dikti: Semua akan Go Pada Waktunya atau tulisan Sahyul Pahmi lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.