Sulawesi Bikin Perantau dari Jawa Mengalami Culture Shock karena Transportasi Umumnya Tak Biasa

Sulawesi Bikin Perantau dari Jawa Mengalami Culture Shock karena Transportasi Umumnya Tak Biasa

Sulawesi Bikin Perantau dari Jawa Mengalami Culture Shock karena Transportasi Umumnya Tak Biasa (Unsplash.com)

Transportasi umum di Pulau Sulawesi ternyata beda banget sama di Pulau Jawa.

Saya telah merantau selama kurang lebih 5 tahun di Sulawesi. Meskipun telah lama menjadi anak rantau di sini, saya masih sering mengalami culture shock. Maklum, tempat asal saya di Kabupaten Bekasi sangat berbeda dengan Sulawesi.

Sebagai orang yang suka naik transportasi umum, salah satu culture shock di Sulawesi yang kerap kali saya rasakan masih terkait hal tersebut. Mau tahu apa saja perbedaan transportasi umum di Sulawesi yang bikin saya culture shock?

Di Sulawesi, kereta cuma dijadikan sarana wisata

Saat ini naik kereta api di Sulawesi bukan lagi sebatas mimpi. Mulai awal tahun ini kereta api pertama di Sulawesi dengan rute Makassar-Parepare mulai beroperasi. Kereta itu diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Seperti yang sama-sama kita ketahui, kereta merupakan salah satu moda transportasi andalan masyarakat Pulau Jawa, terutama setelah era kepemimpinan Pak Jonan. Beliau yang mengubah wajah kereta api Indonesia menjadi lebih baik sehingga bisa cukup nyaman digunakan untuk berpergian.

Sayangnya, di Sulawesi, kereta api belum menjadi transportasi umum andalan layaknya di Jawa. Di sini kereta cenderung dijadikan sarana wisata. Mungkin karena jadwal keberangkatannya masih jarang, hanya dua kali dalam sehari: pagi dan siang hari. Ditambah lagi jarak stasiun keberangkatan sampai akhir belum begitu jauh pula.

Lebih populer mobil sewa ketimbang bus

Selain kereta api, bus juga menjadi andalan moda transportasi darat di Pulau Jawa. Popularitas bus di Jawa sudah tak perlu diragukan lagi. Saking populernya, sampai ada komunitas pencinta bus. Bahkan, ada juga paguyuban penikmat telolet bus.

Akan tetapi popularitas bus di Sulawesi masih kalah dengan mobil sewa. Buat yang belum tahu, mobil sewa itu semacam mobil travel kalau di Jawa. Jenis mobil yang dipakai biasanya adalah Avanza, Xenia, atau mobil sekelas lainnya. Guna mengukur tingkat popularitas mobil sewa di Sulawesi gampang saja, kamu tinggal melihat banyaknya jumlah komunitas mobil sewa beserta anggotanya.

Terminal di Sulawesi kurang bisa dioptimalkan

Keunggulan mobil sewa daripada bus adalah tempat penjemputan dan pengantarannya. Penumpang dapat dijemput di depan gerbang rumahnya. Dan bisa diantar tepat di tempat pengantaran yang diinginkan.

Bus tidak mungkin bisa begitu. Bus hanya bisa menaikkan dan menurunkan penumpang di tempat-tempat tertentu, seperti terminal dan kantor PO-nya. Bukan di sembarang tempat. Apalagi sampai masuk ke daerah yang dipenuhi gang.

Gara-gara hal itu terminal jadi sepi dan kurang mampu dioptimalkan keberadaannya. Berbeda dengan di Jawa. Terminal sangat vital perannya pada banyak daerah di Jawa. Khususnya di daerah perkotaan seperti Jakarta dan Surabaya.

Tarif tidak naik saat Lebaran

Umumnya, di Jawa, tarif bus atau transportasi umum lainnya akan naik menjelang dan selepas Lebaran. Kenaikan tarifnya pun tak main-main, kurang lebih sekitar 50 persen dari harga tiket bus. Prasangka baik saya kenaikan tarif tersebut guna bagi-bagi THR kepada para pekerja di perusahaan otobus tersebut.

Syukurnya, hal semacam itu nggak berlaku di Sulawesi. Setau saya, rata-rata mobil sewa di Sulawesi tak menaikkan tarifnya saat lebaran. Satu rupiah pun tidak. Faktor utama yang akan mendorong kenaikan tarif mobil sewa di Sulawesi adalah peningkatan harga BBM bersubsidi.

Eksisnya kapal laut sebagai alat transportasi di Sulawesi

Mayoritas alat transportasi paling eksis di Jawa hanya yang ada di darat, misalnya seperti bus dan kereta api. Paling mentok pesawat sebagai alat transportasi udara yang punya eksistensi di bawah bus dan kereta. Itu pun eksisnya cuma berlaku di kaum kelas menengah ke atas.

Sementara itu di Sulawesi ada satu tambahan alat transportasi umum yang sangat eksis, yaitu kapal laut. Kondisi Sulawesi yang dikelilingi pulau-pulau kecil lain, misalnya Buton, Muna, dan Wakatobi, mendorong eksistensi kapal laut sebagai pilihan alat transportasi. Berbeda dengan Jawa yang lebih sedikit pulau-pulau kecil yang masuk wilayahnya.

Begitu sekiranya culture shock saya selama menggunakan kendaraan umum di Sulawesi. Gegar budaya yang saya alami tidak sampai bikin saya tidak betah. Hanya saja memang perlu peraturan daerah yang jelas dan tegas mengatur berbagai moda transportasi di Sulawesi. Guna memberikan rasa aman dan nyaman, baik dari sisi penumpang maupun para pelaku usaha bisnis transportasi.

Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Sewa Mobil Penumpang Sulawesi, Alternatif Transportasi yang Lebih Disukai Masyarakat ketimbang Bus AKAP.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version