Top Avocado Coffee, Perpaduan Kopi dan Alpukat yang Sukses Menggoyang Lidah

Top Avocado Coffee, Perpaduan Kopi dan Alpukat yang Cukup Sukses Terminal Mojok

Top Avocado Coffee, Perpaduan Kopi dan Alpukat yang Sukses Menggoyang Lidah (Unsplash.com)

Udah cobain Top Avocado Coffee belum, Lur?

Ada dua genre kopi saset instan yang saya temui ketika berbelanja di swalayan. Pertama, kopi hitam. Kedua, kopi krimer yang biasa disebut white coffee yang biasanya tanpa ampas. Dalam genre kopi krimer, ada banyak merek yang menyebabkan persaingan semakin kompetitif, salah satunya adalah Top Coffee dari Wings Food.

Top Coffee mampu merayu pasar dengan menjadikan Iwan Fals sebagai brand ambassador. Blio berhasil menghipnotis para pencinta kopi dengan kalimat, “Jangan ngaku pencinta kopi, kalau belum coba Top Coffee.” Dan saya termasuk salah seorang yang terkena rayuan Top Coffee.

Dari sekian banyak varian kopi instan Top Coffee yang beredar di pasaran, saya menemukan satu varian yang cukup menarik, yakni Top Avocado Coffee. Kopi instan sasetan satu ini menawarkan rasa buah alpukat yang sepertinya bisa dijadikan alternatif ngopi sore tanpa harus pergi ke kafe mahal. Setelah mencicipi Top Avocado Coffee, ini kesimpulan yang saya dapatkan:

Kemasan dan Harga

Dengan berat bersih 22 gram, Top Avocado Coffee mengandung ekstrak alpukat sebanyak 0,5% dan kopi bubuk instan sebanyak 9,5%. Di kolom komposisi juga tertulis dengan jelas bahwa kopi instan ini mengandung artificial sweetener alias pemanis buatan (sukralosa, asesulfam-K).

Harga satu renceng kopi saset ini (isi 5) sekitar Rp13.500 edisi promo beli 2 saset gratis 1 saset. Harga yang cukup bersahabat, kan?

Aroma

Mari bayangkan ada buah alpukat di genggaman kita, lalu belah buah tersebut menjadi dua dan hirup aromanya. Kebayang kan aroma alpukat tersebut?

Nah, ketika diseduh dengan air panas yang baru saja dimasak, Top Avocado Coffee menawarkan aroma buah alpukat yang cukup kuat. Akan tetapi, aroma tersebut berangsur berkurang saat suhu kopi sudah mendingin meski masih cukup terasa. Sementara aroma kopinya seakan lenyap tertutup oleh aroma pemanis buatan. Menurut saya, aroma kopi saset ini malah layak dijadikan pengharum mobil menggantikan Stella jeruk.

Rasa

Namanya saja kopi instan genre white coffe, sudah pasti rasanya manis berkat kandungan gula dan pemanis buatan.

Namun, body dari Top Avocado Coffee cukup strong bahkan ketika suhu sudah mulai dingin, setidaknya masih ada pahit-pahitnya. Ini menunjukkan bahwa kopi ini tidak kehilangan identitasnya, tak sekadar manis seperti janji politisi jelang……… (sebagian teks hilang).

Selain itu, rasa alpukatnya juga cukup terasa, sehingga mampu memberikan cita rasa tersendiri ketika kopi disesap. Inovasi perpaduan antara kopi instan dengan alpukat yang dilakukan Top Coffee cukup sukses dan tak bikin lidah saya kecewa. Rasa asam dari kopi ini juga tidak terlalu terasa, sehingga aman dikonsumsi orang-orang yang memiliki masalah dengan asam lambung.

Kesimpulan

Top Avocado Coffe bisa jadi alternatif kopi saset penolong ketika kita pengin ngopi di kafe, tapi dompet sedang berada dalam mode hemat. Rasanya masih menunjukkan identitasnya sebagai kopi, di mana body yang ditawarkan cukup strong, sehingga tidak sekadar manis.

Jika jamaah Mojokiyah punya usaha warung kopi atau kantin sekolah, Top Avocado Coffee cocok dimasukkan dalam daftar menu minuman bersanding dengan kopi saset lainnya yang sudah lebih dulu menguasai pasar. Harganya yang murah dan rasanya yang unik membuat kopi ini layak dicoba, dibeli, dan bahkan dijual kembali.

Penulis: Dhimas Raditya Lustiono
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 6 Rekomendasi Kopi Saset Seenak Buatan Barista di Kedai Kopi.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version