Di kota saya, toko buku offline yang dibilang besar adalah toko buku dengan logo G. Toko buku offline tersebut sudah punya jaringan yang besar. Dan barang tentu, dahulu tujuan utama saya ketika ingin berburu buku baru adalah ke sana. Namun, seiring waktu dan seiring bertambahnya usia saya, saya semakin menyadari kebiasaan saya berbelanja di toko buku offline justru merugikan dompet saya yang sering pas-pasan isinya itu. Semenjak saya mengenal yang namanya toko buku online, aktivitas menjamah toko buku offline bukanlah hal yang menarik lagi.
Alasan utamanya, harga buku yang cukup jomplang antara toko buku offline dan yang online. Apalagi toko buku offline di luar Jawa, bisa bikin dompet menangis.
Perbandingan harganya kadang cukup drastis. Pernah saya membandingkan harga satu novel di toko buku offline dan toko buku online. Di toko G dipatok Rp100 ribu, sedangkan ketika saya survei di lapak online, harganya hanya Rp70 ribu. Tentu belum ditambah biaya kirim. Setelah saya hitung dengan ditambah biaya ongkos kirim, harganya jadi Rp85 ribu, tetap saja lebih murah.
Survei perbedaan harga buku di lapak offline dengan online sudah sering saya lakukan. Dan saya selalu menemukan perbedaan harga yang sering sangat jomplang.
Bagi orang tipe seperti saya, murah dan mahal itu penting. Toko buku online jadi semacam juru selamat di tengah ganasnya harga buku di toko buku offline.
Saya paham sih, toko buku offline dikelola dengan biaya lebih besar dibanding online. Tapi kalau sudah berhadapan dengan pilihan harga, mau tak mau yang lebih murahlah yang jadi pilihan. Apalagi ketika sudah menemukan toko yang tepercaya.
Toko buku offline belakangan juga melebarkan sayapnya ke ranah online. Di platform e-commerce macam Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak pastinya kamu dapat dengan mudah menemukannya.
Memang geliat toko buku offline tidak sedang berada di titik nadir. Hanya saja jika terus-terusan menjual buku dengan harga melambung tanpa membuka mata bahwa di luar sana banyak sekali lapak online yang bahkan bisa menjual buku yang sama dengan setengah harga, konsumen macam saya yang realistis ini tentu akan selalu bertambah. Konsumen yang selalu mencari buku-buku yang murah dengan kualitas yang bisa dibilang sama saja antara online dengan offline.
Saat ini geliat lapak buku online memang cukup baik. Banyak bermunculan toko-toko online yang menghadirkan harga yang sangat bersaing. Batasnya pun tidak dalam ranah mahal. Hanya batas murah atau murah banget. Jika tren seperti ini terus berlanjut ditambah gelombang teknologi yang semakin mudah diakses, bukan tidak mungkin toko-toko online akan menggeser hegemoni toko buku offline besar.
BACA JUGA Membongkar Rahasia Toko Buku Online Terbesar se-Indonesia dan artikel M. Farid Hermawan lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.