Tok Dalang Bukan Cuma Tokoh Figuran, Ia Sosok Penting yang Menginspirasi dalam Serial Upin dan Ipin

Tok Dalang Bukan Cuma Tokoh Figuran, Ia Sosok Penting yang Menginspirasi dalam Serial Upin dan Ipin

Tok Dalang Bukan Cuma Tokoh Figuran, Ia Sosok Penting yang Menginspirasi dalam Serial Upin dan Ipin (Upin dan Ipin Fandom)

Heran deh sama Tok Dalang. Dia kan cuma tokoh figuran, tapi kok malah serba lengkap dan serba bisa ya?

Nama serial kartun Upin dan Ipin tentu sudah tak asing lagi di telinga kita semua. Ya, serial kartun dengan tokoh utama dua bocil botak bersinar ini setiap harinya selalu menghiasi layar kaca rumah kita. Tak ketinggalan cerita yang diangkat pun tak jauh dari keseharian bocah-bocah ini bersama keluarga, teman-teman, dan tetangga sekitar. Siapa coba yang nggak gemes?

Penonton setia Upin dan Ipin tentu sudah nggak asing lagi dengan sosok Tok Dalang. Ya, tokoh yang digambarkan sebagai seorang kakek tua dengan busana khas petani desa lengkap dengan peci putih itu kerap kali muncul dalam Upin dan Ipin. Pria yang merupakan tetangga si kembar itu cukup sering menghiasi cerita, tak sekadar jadi tokoh figuran.

Tok Dalang, penutur yang andal

Harus diakui, saya sangat menyukai sosok Tok Dalang. Blio adalah sosok yang sangat pandai dalam bercerita. Di beberapa episode, Tok Dalang bercerita tentang pengalamannya saat masih kecil maupun masih muda dulu yang ternyata mampu membuka mata kita semua.

Misalnya saat Abang Saleh mengeluh soal jaringan internet yang nggak lancar untuk melakukan pekerjaannya berjualan online. Kebetulan Atok ada di sampingnya dan bercerita bahwa dulu orang-orang tetap bisa hidup tanpa jaringan internet. Menurutnya, zaman dulu telepon umum merupakan teknologi yang sudah paling canggih. Ia juga menceritakan pengalamannya yang mana saat itu telepon umum dan bisnis memiliki prospek bagus.

Dalam episode lain, saat membahas barang antik, Atok pun bercerita mengenai barang antik yang ia miliki. Salah satu koleksinya adalah uang kuno asal Jepang. Uang kuno tersebut jika dijual harganya mencapai 7 ribu ringgit Malaysia atau senilai sekitar 22 juta rupiah untuk saat ini. Tak lupa, Atok juga bercerita bahwa dahulu Malaysia pernah dijajah Jepang saat meletusnya Perang Dunia II.

Kalau dipikir-pikir, Tok Dalang ini bahkan lebih dari sekadar guru sejarah, ia juga menjadi pelaku sejarahnya. Banyak episode Upin dan Ipin lainnya yang memperlihatkan bagaimana Atok bercerita tentang zaman dulu yang menjadi pengalaman pribadinya. Tak sampai disitu, Atok juga banyak menceritakan sejarah masa lampau, misalnya cerita P. Ramlee, Atok dan Atan, dll.

Wirausahawan sukses

Masih ingat dengan episode Upin dan Ipin ketika liburan sekolah? Waktu itu keduanya merasa iri dengan kawan-kawan mereka yang pergi liburan bersama keluarga. Mirisnya, Kak Ros nggak mengindahkan permintaan kedua bocil itu untuk pergi bertamasya. Akhirnya keduanya menemui Tok Dalang dan minta diajak piknik.

Bukannya diajak piknik ke tempat wisata, Atok justru mengajak kedua anak itu ke kebun kelapa miliknya. Ternyata, Atok punya kebun kelapa yang amat luas. Bahkan, kebun kelapanya didatangi oleh turis mancanegara yang melancong ke kampung itu.

Upin dan Ipin pun tambah kaget ketika tahu Atok ternyata mempunyai sebuah usaha rumah penginapan yang pada mulanya disebut “Tok Dalang Home Stay.” Karena kedua kawan Atok, Uncle Muthu dan Ah Tong, sering terpeleset menyebutnya menjadi Home Sate, akhirnya nama penginapan diubah menjadi “Penginapan Desa Tok Dalang”.

Di sini kita bisa melihat bahwa Atok adalah seorang wirausahawan yang sukses. Ia berhasil mengembangkan usahanya. Bisa dibayangkan betapa tajirnya Atok?

Tok Dalang punya hubungan spesial dengan Opah(?)

Saya rasa banyak pembaca yang mengamini hal ini. Dalam beberapa episode digambarkan Tok Dalang ini sangatlah dekat dengan Opah (nenek Upin dan Ipin). Pada salah satu episodenya diceritakan suatu ketika Opah kecil ingin mandi di sungai bersama kawan-kawannya di Kampung Durian Runtuh. Atok sudah memperingatkan Opah agar melepaskan terompah miliknya.

Opah nggak menghiraukan peringatan dari Atok. Akhirnya terompahnya pun hanyut dalam arus sungai. Atok yang mengetahui hal itu langsung berusaha untuk mengambilnya meski berhasil mendapat sebelah saja. Tapi perjuangannya itu, lho!

Kaya tapi sederhana

Seperti yang sudah saya ceritakan di atas, Tok Dalang sebenarnya adalah wirausahawan sukses. Ia memiliki kebun pisang yang luas dengan beraneka macam jenis pisang di dalamnya. Ada juga kebun durian yang konon katanya “berhantu” menurut Badrol. Kebun itu ditanami beraneka macam durian, mulai dari Musang King, Durian Duri Hitam, dan Musang Berkumis. Oh, jangan lupa juga dengan kebun kelapa yang tadi dikunjungi turis mancanegara.

Namun dengan kekayaan yang melimpah tersebut, nggak membuat Atok menjadi pribadi yang sombong dan gemar berfoya-foya. Lihat saja dari penampilannya! Ia tetaplah tampak seperti kakek tua pada umumnya dengan setelan khas petani desa. Tempat tinggalnya pun hanyalah rumah papan yang sederhana. Sehari-harinya, Atok hanya menaiki motor butut yang ketika dikendarai sering mogok.

Nampaknya, Tok Dalang adalah figur dari tokoh kaya raya yang bersahaja. Ia tak ingin menampakkan kekayaan yang dimilikinya. Seperti benar kata kawan saya, “Tok Dalang iku sugih, tapi sugih e wong ndeso.”

Memiliki seribu keahlian

Satu lagi yang membuat saya suka dengan tokoh Tok Dalang, yakni memiliki seribu keahlian dalam berbagai bidang berbeda. Keahlian Atok ini bahkan sampai mengantarkannya pada juara kompetisi, lho.

Beberapa keahlian Atok yang saya catat antara lain bulu tangkis, kompang, seni wayang kulit, wau (layang-layang raksasa), hingga menyanyi. Keahlian-keahlian itu membawa Atok menjadi juara. Siapa yang menyangka Atok adalah juara kampung olahraga bulu tangkis?

Bahkan, Tok Mat, legenda wayang kulit Malaysia, diceritakan pernah mengunjungi rumah Tok Dalang. Kalau yang legenda saja sowan kepada Atok, bisa dipastikan dulu Atok bukanlah orang sembarangan.

Tok Dalang lebih cerdas daripada Cikgu

Melihat beragam keahlian Tok Dalang, saya rasa nggak salah kalau saya berpendapat blio sebenarnya lebih pintar dari tokoh cikgu, baik Cikgu Jasmine maupun Cikgu Melati. Maksud saya pintar di sini bukanlah pintar dari sisi akademik ya, tetapi lebih pada pengalaman, skill, dan juga pelajaran yang diberikan kepada Upin Ipin, dkk.

Tokoh Atok juga lebih sering muncul daripada karakter cikgu. Pengalaman hidup dan juga tingkah lakunya sehari-hari menjadi pelajaran yang jauh lebih berharga daripada yang diberikan cikgu di bangku sekolah. Tok Dalang pun juga memiliki banyak skill yang tak diajarkan di sekolah. Skill tersebut bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis: Miftakhu Alfi Sa’idin
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Alasan Tok Dalang Harus Segera Mengganti Rembo, si Ayam Problematik.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version