Tips Mengantisipasi Kartu e-Toll Dibawa Kabur Pengendara Lain Saat Dipinjam di Pintu Tol

Tips Mengantisipasi Kartu e-Toll Dibawa Kabur Pengendara Lain Saat Dipinjam di Pintu Tol Terminal Mojok

Saya punya satu pengalaman yang kurang menyenangkan saat berkendara di jalan tol. Sebagaimana diketahui, sudah beberapa tahun terakhir ditetapkan bahwa siapa pun pengendara mobil yang ingin melewati jalan tol, wajib memiliki dan menggunakan kartu elektronik (e-Toll) sebagai alat transaksi pembayaran.

Kendati sudah menjadi ketetapan dan disosialisasikan dengan apik melalui media, baik secara online maupun konvensional, juga dari mulut ke mulut, masih saja ada orang yang tidak membawa kartu e-Toll saat berkendara melalui jalan tol. Alasannya beragam, entah lupa atau memang belum punya. Kalau ada yang bawa, ada saja yang saldonya tak cukup.

Jika memang demikian, mau tidak mau pengendara tersebut harus meminjam kartu e-Toll pengendara lain yang juga mengantre di pintu tol. Ada yang meminjam kartu sambil menawarkan penggantian tarif secara tunai. Ada juga yang tidak mengganti besaran tarifnya.

Namun, saya pernah mengalami pengalaman yang paling parah dan kurang menyenangkan. Ada pengendara yang memang punya niat jahat sejak awal. Saat itu, ia meminjam kartu e-Toll pada saya yang sedang antre di belakang mobilnya. Setelah saya berikan kartu e-Toll milik saya, si pengendara melakukan transaksi di pintu tol dan pergi begitu saja tanpa mengembalikan kartu saya.

Mangkel? Iya. Marah? Jelas. Akan tetapi, saat itu saya hanya bisa pasrah dan melamun begitu saja. Lagian, mau kejar mobilnya atau teriak pun susah. Selain saya masih berada di dalam mobil, lha wong setelah dia pergi dengan mobilnya, pintu tol otomatis tertutup. Kalau saya paksa untuk menerobos, risikonya bodi mobil bakal penyok atau rusak. Belum lagi harus bertanggung jawab dan memberi keterangan pada pihak terkait. Hadeh. Bisa celaka dua belas!

Oke, kartu e-Toll memang bisa dibeli lagi di bank atau minimarket terdekat. Masalahnya, saldo dalam kartu tersebut terbilang lumayan. Ratusan ribu! Coba kalau maling kartu e-Toll itu melakukan modus yang sama terhadap banyak pengendara. Kalau dikumpulin kan jadi lumayan. Sebelas dua belas lah dengan pencatutan dana bansos yang katanya hanya Rp10 ribu per orang. Saat diakumulasi, ujung-ujungnya jadi banyak banget, kan?

Kesialan tersebut akhirnya jadi pengalaman yang berharga bagi saya. Setelahnya, bahkan hingga saat ini, yang pertama kali saya lakukan saat mengisi saldo pada kartu e-Toll adalah top-up seperlunya. Dengan begitu, jika kartu hilang karena keteledoran sendiri atau dicuri orang, setidaknya ya ndak nyesek-nyesek amat.

Kemudian, ketika menghadapi kejadian serupa, saat mengantre di pintu tol dan pengendara di depan saya minta izin untuk meminjam kartu e-Toll, apa pun alasannya, saya berinisiatif untuk keluar dari mobil dan saya sendiri yang akan tap kartu ke mesin pintu tol. Terserah orang lain mau bilang apa. Paling penting adalah mengantisipasi agar kartu tetap aman dalam genggaman.

Selain itu, belajar dari pengalaman dan agar tidak kebingungan di perjalanan, khususnya selama di jalan tol, hingga saat ini saya selalu membawa kartu e-Toll lebih dari satu sebagai cadangan dan untuk mengantisipasi beberapa hal yang tidak diinginkan. Minimal dua kartu lah. Meski harus mengeluarkan biaya tambahan, saya pikir, hal ini sangat worth it dilakukan oleh setiap pengendara yang melalui jalan tol.

Jadi, misalnya kartu e-Toll yang satu hilang, masih ada satu lagi yang bisa digunakan tanpa harus merepotkan orang lain atau petugas yang stand by di area pintu tol. Selain itu, meminimalisir antrean di pintu tol jadi panjang.

Selain bisa dipertanggungjawabkan, saya rasa, beberapa tips sederhana yang saya usulkan sangat mungkin dilakukan oleh banyak pengendara. Harapan utamanya tentu selama di perjalanan kita semua akan selamat dan baik-baik saja. Namun, tak ada salahnya juga kan mengantisipasi beberapa hal yang tidak diinginkan. Tak terkecuali soal kehilangan kartu e-Toll lantaran pihak yang tidak bertanggung jawab.

Jika di antara kalian, amit-amit, mengalami kemungkinan terburuk serupa dengan pengalaman saya, paling tidak ada tindakan antisipasi yang sudah dilakukan sejak awal. Mungkin juga, hal ini bisa menjadi pertimbangan bagi pihak berwenang yang bertugas di area pintu tol untuk memperketat keamanan. Agar pengendara merasa aman, nyaman, dan tetap bisa mencegah tindak kriminal di luar dugaan.

Sumber Gambar: otomotif.kompas.com

BACA JUGA Pengalaman Ikut Swab Test Antigen Drive Thru, Nggak Ribet walau Agak Deg-degan dan artikel Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version