Seiring dengan program pemerintah yang gencar membangun infrastruktur, salah satunya jalan tol, sebagai warga negara yang baik tentu kita wajib memanfaatkannya. Jalan tol digadang-gadang dapat menjadi solusi kemacetan lalu lintas dan juga mempercepat perputaran ekonomi negara.
Namun, sepertinya petugas jalan tol (sebagai pengelola, pembimbing, dan pengawas di jalan tol) lupa memberi tips sepele kepada masyarakat yang hendak melewati jalan yang katanya bebas hambatan tersebut. Padahal tips ini sangat penting diberitahukan kepada khalayak ramai demi keselamatan bersama. Saya mencatat ada 3 tips melewati jalan tol yang tidak diajarkan petugas pada pengemudi.
#1 Buang air kecil sebelum masuk tol
Awal bulan Oktober lalu, saya pergi ke Pati karena ada keperluan. Sampai di Bawen, saya putuskan untuk masuk jalan tol. Selain mempersingkat waktu, juga untuk mempermudah rute perjalanan. Sebenarnya sampai di sekitaran Terminal Bawen (sekitar 1 km sebelum pintu Tol Bawen) saya sudah terasa mau buang air kecil. Tapi, karena seingat saya jalan tol dari Bawen yang arah Semarang ada rest area-nya, saya putuskan untuk gas terus lantaran nanti bisa mampir rest area sebentar untuk pipis.
Ternyata, oh ternyata, sampai di tempat yang saya harapkan, rest area-nya tutup. Entah karena sudah nggak difungsikan atau sedang dalam tahap perbaikan, yang jelas pada waktu itu rest area ditutup. Bisa bayangkan betapa tersiksanya saya waktu itu. Nahan pipis saja nggak enak, lha ini kok nahan pipis sambil nyetir mobil, Luuur.
Berhenti di pinggir jalan tentu bukan solus, pipis di botol juga nggak mungkin karena nyetir mobil di jalan tol butuh fokus yang ekstra. Alhasil saya menahan pipis sampai exit tol Semarang walau dengan kecepatan yang melebihi batas. Daripada pingsan di jalan gara-gara nahan pipis?
Berkaca pada pengalaman pedih itu, saya sarankan mending buang air dulu sebelum masuk tol, deh. Mampir saja sebentar ke toilet masjid atau toilet Indomaret atau Alfamart sambil isi e-toll dan beli air mineral.
#2 Jika salah arah, terusin saja
Saya pernah sore-sore menjelang magrib masuk pintu tol Ungaran. Rencananya mau pulang ke Ambarawa. Karena faktor lelah, saya kurang fokus, ditambah lagi suasana surup menjelang magrib yang sedikit gelap, saya salah ambil jalur. Saya malah ambil jalur yang menuju Semarang. Saat itu jelas saya kecewa pada diri sendiri, kok bisa-bisanya salah arah.
Jika suatu hari nanti kalian mengalami hal serupa dengan saya, satu-satunya solusi adalah meneruskan perjalanan sampai bertemu dengan pintu exit tol terdekat. Setelah keluar dari tol, kalian bisa masuk tol lagi mengambil arah sebaliknya. Jangan sekali-kali berpikiran untuk berhenti lalu mundur meski baru beberapa meter salah ambil jalur. Bisa fatal, lho! Bisa-bisa kalian ditabrak dari belakang!
#3 Sadar diri
Sadar diri di sini bukan bermaksud menghina, ya. Maksud saya, yang pertama jika kalian merasa lelah sehingga kurang fokus, maka sadar dirilah untuk istirahat sejenak sebelum masuk jalan tol. Yang kedua, sadar diri dengan jangan sekali-kali mencoba lewat jalan tol jika mobil kalian mobil tua. Misalnya mobil produksi tahun 1980-an yang rata-rata masih menggunakan rem tromol. Karena sistem pengereman mobil tersebut masih menggunakan rem tromol, sehingga nggak bisa untuk ngerem mendadak.
Menyetir mobil di jalan tol perlu menstabilkan kecepatan terus-menerus karena ada batas minimal kecepatan dan batas maksimal kecepatan, makanya sistem pengereman yang pakem sangat dibutuhkan. Berbeda dengan nyetir mobil di jalan biasa yang tidak ada batasan-batasan kecepatan, sehingga nyetir pelan-pelan pun nggak ada yang melarang.
Melewati jalan tol, selain mengharuskan pengemudinya sehat bagas waras, juga memerlukan mobil yang sehat bagas waras. Menurut saya 3 tips di atas wajib disosialisasikan terus oleh pengelola jalan tol. Saran saya, LED display yang biasanya terpasang sebelum memasuki arah pintu tol sebaiknya diisi dengan tips-tips di atas selain bertuliskan “Pastikan Saldo E-Toll Anda Mencukupi”.
Sumber Gambar: Unsplash