Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Tiada yang Lebih Buruk daripada Teman Kos yang Jorok

Bintang Ramadhana Andyanto oleh Bintang Ramadhana Andyanto
20 Mei 2023
A A
Tiada yang Lebih Buruk daripada Teman Kos yang Jorok

Tiada yang Lebih Buruk daripada Teman Kos yang Jorok (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Seburuk-buruknya ngekos adalah punya teman kos yang jorok. Sumpah, baiknya orang itu digantung terbalik di Monas sambil digelitikin

Selama menjadi anak kos, saya sudah terbiasa untuk menjalani kehidupan yang “kurang menyenangkan”. Entah itu berupa menahan keinginan untuk membeli sesuatu karena uang di dompet yang tinggal sedikit; mengurus segala keperluan sendiri walaupun kondisi badan sedang tidak prima, serta masih banyak contoh kemalangan lainnya.

Selain itu, jangan lupakan pula kehadiran teman-teman satu kos yang perilakunya terkadang tidak sesuai dengan kehendak kita, misalnya sering menyetel musik dengan volume keras, kerap mengundang tamu hingga malam hari, dan sebagainya. Akan tetapi, bagi saya, tiada yang lebih buruk daripada teman kos yang jorok. Mereka adalah jenis teman kos yang paling annoying dan kalau bisa, ingin saya usir jauh-jauh. Mengapa saya berpikiran seperti itu?

Perjumpaan pertama dengan teman kos yang jorok

Perjumpaan pertama saya dengan penghuni kos yang jorok berlangsung beberapa tahun lalu. Jadi, ketika saya masih duduk di bangku SMP, saya pernah ikut menginap selama beberapa hari di kosan abang saya yang bertempat di Bandung. Kosan yang ia tinggali kebetulan adalah yang bertipe kamar mandi luar. Mulanya, saya sama sekali tidak memiliki masalah akan itu. Toh, saya paham, menyewa kamar kos dengan kamar mandi di dalam akan mematok biaya yang lebih besar.

Namun nahasnya, abang saya berada di satu kosan dengan penghuni lainnya yang sungguh jorok. Bayangkan, bisa-bisanya orang itu sering tidak membuang bungkus shampo dan sabun sasetan yang ia letakkan begitu saja di ujung bak kamar mandi. Jika ternyata bungkusan tersebut masih memiliki isi di dalamnya, itu masih (agak) normal. Akan tetapi, situasinya tidak seperti itu; bungkusnya sudah kosong, jadi ia bertingkah seperti itu murni karena sikapnya yang jorok dan malas membuang bekas sasetannya ke tempat sampah. Sungguh menyebalkan, bukan? Apakah ia berharap para penghuni lain akan sudi berbaik hati dan melaksanakan pekerjaan itu untuknya? Oh, tentu tidak!

Berdasarkan penuturan abang saya, penghuni yang jorok itu sejatinya sudah beberapa kali ditegur akibat aksi menyebalkannya itu. Akan tetapi, sepertinya ia tergolong dalam tipe orang yang “berpendirian kuat”. Sayangnya, pendirian kuat yang ia miliki lebih condong ke pengertian yang negatif; ia tidak bisa ditegur dan tidak mau mendengarkan keluhan orang lain. Padahal, jika di fasilitas umum saja ia masih bisa bertingkah begitu jorok, saya tidak terbayang bagaimana kondisi di dalam kamarnya. Mungkin ruangan gudang di SMA saya dulu akan terlihat tidak begitu buruk jika keduanya dibandingkan.

Pengalaman buruk itu kembali terulang

Berselang beberapa tahun setelahnya, giliran saya yang sepenuhnya menjabat status sebagai anak kos; tidak lagi sekadar numpang tidur selama beberapa malam di kosan abang saya. Ketika hendak mencari kamar kos, satu faktor yang saya pertimbangkan adalah mencari kamar dengan kamar mandi di dalam. Saya paham, biayanya akan sedikit lebih mahal. Namun, tak apalah, daripada saya mesti berbagi kamar mandi dengan penghuni lain yang jorok. Saya ogah merasakan pengalaman yang sama seperti yang terjadi di kosan abang saya dulu.

Sialnya, pengalaman buruk itu kembali terulang. Kali ini, kejadiannya terjadi di bagian dapur bersama yang disediakan oleh si pemilik kos. Dapur tersebut kerap digunakan oleh para penghuni kos untuk membuat air hangat, memasak mi instan, mencuci piring ataupun gelas, dan lain-lain. Ketika saya pikir (dan berharap) bahwa semua penghuni kos di kosan saya adalah tipe orang yang memuja kebersihan, saya ternyata sungguh keliru. Banyak dari teman kos saya ternyata adalah orang yang jorok juga; membiarkan gelas atau piring diletakkan begitu saja di wastafel tanpa dicuci selama berhari-hari dan tak jarang lupa menaruh bungkus kopi ataupun mi instan begitu saja di dekat kompor bekas memasak.

Baca Juga:

Jakarta Menurut Perantau Jogja: Tempat yang Bagus buat Nyari Uang, tapi Nggak Enak Buat Hidup

3 Hal Menyebalkan yang Ada di Warung Bakmi Jawa, Bikin Makan Jadi Nggak Nikmat dan Nyaman

Bahkan, satu kejadian yang paling parah adalah ketika ada penghuni kos yang dengan seenak udelnya, membuang potongan-potongan cabe rawit berukuran besar ke dalam bak wastafel. Tindakannya itu otomatis membuat aliran pembuangan airnya jadi tersumbat. Sungguh, saya kesal bukan main ketika pertama kali melihatnya. Namun, karena saya tidak tahu penghuni mana yang melakukan itu, maka saya akhirnya hanya bisa diam saja. Saya berpegang teguh saja pada ungkapan “yang waras, ngalah”.

Jenis teman kos yang paling buruk

Sebelumnya, saya telah menyebutkan beberapa jenis teman kos yang buruk. Akan tetapi, setelah merasakan beberapa pengalaman tersebut, saya akhirnya berani menobatkan teman kos yang jorok sebagai jenis teman kos yang paling buruk.

Pasalnya, kebiadaban mereka dilakukan di sebuah tempat umum yang menjadi fasilitas bagi semua penghuni kos. Entah itu di kamar mandi maupun dapur bersama, semua penghuni kos berkewajiban untuk menghormati penghuni lain dan tentunya, menjaga kebersihan. Jadi, dampak dari kejorokan yang mereka lakukan akan berefek pada dua hal: tercemarnya fasilitas kos yang lalu menyasar pula pada terganggunya kenyamanan penghuni kos lain.

Sementara itu, misalnya ada teman kos yang gemar menyetel lagu dengan suara yang mengganggu indera pendengaran ataupun mengundang tamu hingga malam hari, kedua aksi tersebut lumrahnya mereka lakukan di dalam kamar sendiri. Saya tidak bilang bahwa hal-hal semacam itu tidak mengganggu anak kos lain. Tetapi, karena hal itu dilakukan di dalam kamar mereka sendiri, ya, pengaruhnya tidak sebesar jika dilakukan di fasilitas umum kosan.

Namun, ini bukan berarti saya memaklumi tindakan-tindakan seperti itu, loh, ya. Saya tetap tidak menampik bahwa itu menyebalkan; siapa yang tahan jika setiap malam telinganya diperdengarkan dengan setelan lagu-lagu dari kamar sebelah? Siapa yang tahan jika rutin dibuat terganggu oleh percakapan mereka dengan tamu yang diundang? Siapa?

Mana sudah volumenya besar, lagu yang diputar adalah lagu-lagunya Mawang, lagi. Awowkwk.

Mari saling menghormati sesama penghuni kos

Maka dari itu, melalui artikel ini, saya berharap agar semua persekutuan anak kos mau menjadi teman kos yang lebih baik lagi. Jika ada di antara kalian yang merasa menjadi Si Teman Kos yang Jorok, tolonglah, dengarkanlah uneg-uneg saya ini. Sadarlah bahwa apa yang kalian lakukan itu sungguh annoying dan mengganggu kenyamanan penghuni lain. Apa, sih, susahnya membuang sampah bekas shampoo ataupun sabun ke tempat sampah? Apa, sih, susahnya membuang bungkus kopi ataupun mi instan ke tempat pembuangan? Nggak susah, kan?

Jadi, cukup kondisi dompet dan lauk makan kita saja yang memprihatinkan. Tingkahnya jangan, ya, Bestie.

Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Cara Menghadapi Teman Kos Menyebalkan tanpa Menimbulkan Konflik

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 Mei 2023 oleh

Tags: JorokKebersihanteman kos
Bintang Ramadhana Andyanto

Bintang Ramadhana Andyanto

Anak negeri. Tukang ngopi. Pakar senjalogi.

ArtikelTerkait

takmir kampus

Tugas Takmir Kampus yang Jarang Diketahui Orang

6 Agustus 2019
bioskop

Membuang Sampah Sendiri Seusai Nonton di Bioskop adalah Perkara Kemanusiaan

15 Juli 2019
Alasan Klasik yang Seharusnya Nggak Dipakai Lagi Saat Malas Mandi terminal mojok.co

Alasan Klasik yang Seharusnya Nggak Dipakai Lagi Saat Malas Mandi

16 September 2020
petugas kebersihan

(Petugas) Kebersihan yang Seringkali Disepelekan

30 Juni 2019
3 Hal Menyebalkan yang Ada di Warung Bakmi Jawa, Bikin Makan Jadi Nggak Nikmat dan Nyaman

3 Hal Menyebalkan yang Ada di Warung Bakmi Jawa, Bikin Makan Jadi Nggak Nikmat dan Nyaman

25 Juli 2024
3 Dosa Tukang Bakso yang Harus Ditinggalkan terminal mojok.co

3 Dosa Tukang Bakso yang Harus Ditinggalkan

1 Desember 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.