Tebet Eco Park adalah salah satu taman paling recommended di Jakarta. Masalahnya, ada satu hal yang bikin kenyamanan di taman ini tercoreng
Jakarta memiliki banyak ruang terbuka hijau atau bisa disebut taman kota. Meski kota ini terkenal macet dan bikin stres, sejumlah taman yang terdapat di berbagai wilayah dapat memberikan kesegaran. Setelah mendatangi beberapa kota besar di Indonesia, sepertinya Jakarta yang paling banyak menyediakan fasilitas ini. Jadi kalau bosan ngemall, para warga bisa healing tipis-tipis ke taman kota. Nggak perlu jauh-jauh ke Puncak Bogor.
Salah satu yang menurut saya rekomen adalah Tebet Eco Park (TEP) di Jakarta Selatan. Destinasi dengan luas 7 hektar ini terletak di Tebet. Saking luasnya, berbagai komunitas sering mengadakan kegiatan di sini. TEP memiliki banyak spot piknik, seperti Plaza Eco Park, Thematic Garden, Children Playground, Pet Park, dan Jogging Track. Ruang terbuka hijau yang super luas dan lengkap ini menjadi favorit penduduk Ibu Kota.
Saya sudah beberapa kali main ke TEP. Saya suka dengan taman ini, meski jauh tetap saya sambangi. TEP pun bagaikan oase di tengah panasnya Jakarta. Tentunya ada beberapa hal yang bikin saya betah, ada pula yang bikin malas ke sana. Nih, saya spill.
Bebas gelar tikar di Tebet Eco Park sambil menikmati hidup di antara pepohonan rindang
Aktivitas paling nikmat di Tebet Eco Park adalah rebahan di atas tikar sambil menyatu dengan alam. Ya walaupun agak gerah tapi lumayan lah menghilangkan penat. Biasanya saya bawa alas duduk karena di sana tidak ada yang menyewakan. Pengunjung bisa menggelar tikar di mana saja selagi masih dalam area taman. Mau yang dekat Pet Park atau Playground, bebas pilih.
Kawasan ini buka sampai malam, dan saya sarankan sih, kamu wajib bawa Autan. Nyamuk hutan itu, makin gelap makin ganas. Apalagi kalau kamu duduk di dekat aliran sungai kecil, itu yang menjadi sarang makhluk ini. Jangan sampai piknik ceriamu bersama teman-teman jadi terganggu dan bikin badmood. Kalau bawa peliharaan, pilihlah spot dekat Pet Park agar bisa sambil mengawasi anabul bermain.
Banyak jajanan di sekitar taman, nggak usah ribet bawa bekal
Tamasya di taman identik dengan bawa bekal biar bisa disantap bersama rekan lainnya. Tapi kalau kamu tipe yang malas ribet, bisa beli di sekitaran area Tebet Eco Park ini. Terdapat berbagai varian kuliner, mulai dari roti bakar, bakso, cilok, gorengan, dan lain sebagainya. Kalau haus lalu butuh yang segar dan bikin melek, Kopi Jago dan teman-temannya siap memenuhi kebutuhan kafein kamu. Kalau mau beli produk coffee shop, bisa take away di Kopi Nako pas depan TEP.
Selain itu, terdapat minimarket kalau mau beli kebutuhan lain. Ibaratnya, kamu main ke TEP ya tinggal bawa badan dan uang saja. Nggak perlu repot bawa banyak barang, apalagi kalau kamu datang dari daerah penyangga, seperti Tangerang atau Bogor. Perjalanan ke Tebet saja sudah jauh, makanya jangan sampai kehabisan energi karena terlalu banyak bawa logistik piknik.
Fasilitas parkir belum memadai dan bikin agak emosi
Sayangnya, di balik segala keindahan tersebut, ada satu hal yang bikin badmood: fasilitas parkir. Setelah sempat mengunjungi beberapa taman kota Jakarta, saya belum ketemu masalah parkiran. Contohnya di Taman Suropati Menteng, saya tidak kesulitan mendapatkan space kendaraan. Bapak parkir dengan sigap memberikan ruang dan arahan. Tapi, saya nggak mendapatkan pelayanan serupa di Tebet Eco Park, malah bingung dicuekin kang parkir.
Apalagi jika datang di akhir pekan, alamat putar balik cari lokasi lain saking penuhnya. Masalahnya ya, TEP termasuk kawasan cukup elit tapi parkiran sulit. Kantong parkir motor atau mobil terpaksa ada di depan area rumah orang atau toko, itupun terbatas. Ya semacam parkir liar. Padahal TEP merupakan tujuan wisata warga Jabodetabek, bisa-bisanya pihak manajemen tidak menyediakan parkiran khusus pengunjung.
Saat ke sana, saya sempat dibuat geram oleh tukang parkir. Dia mengimbau saya agar memarkirkan mobil tidak lebih dari jam 6 sore. Ketika pulang sesuai waktu yang ditentukan, eh saya malah “dipalak” uang tambahan. Alhasil, saya membayar parkiran seadanya itu sebesar 15 ribu! Saya pun protes dan si bapak nyeletuk “Tadi kan saya udah bilang, kalau sampai jam 6 sore, ada jadi 15 ribu!” Kalau diingat lagi, dia nggak ada ngomong kayak gitu, hmmm.
Open space syahdu kayak gini sangat berguna bagi masyarakat kota metropolitan. Saya harap ditambah fasilitas parkir khusus untuk pengunjung Tebet Eco Park. Ya kayak semacam gedung parkir kalau misalkan jalan raya sekitar taman tidak terlalu luas untuk parkiran. Jangan sampai kang parkir liar semakin cuan dengan memberikan tarif yang nggak masuk akal.
Penulis: Rachelia Methasary
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Taman Mini di Jakarta Timur Adalah Tempat Olahraga Terbaik di Jakarta, Ini 5 Alasannya
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.



















