Tauco, Bumbu Alternatif jika Bosan dengan Bumbu Kacang

Tauco, Bumbu Alternatif Jika Bosan dengan Bumbu Kacang terminal mojok

Ketenaran bumbu kacang atau bumbu pecel tak perlu diragukan lagi. Banyak olahan makanan Nusantara yang dipadukan dengan bumbu kacang. Di Bandung sendiri, bumbu kacang menjadi siraman sejumlah makanan seperti batagor, baso tahu, cilok, cimol, sate, dan lotek. 

Akan tetapi, saya cukup kesal ketika ada yang menyamakan bumbu kacang dengan tauco. Meski sama-sama berwarna cokelat, dua bumbu ini jelas memakai bahan-bahan yang berbeda. Harus diakui ketenaran tauco sebagai bumbu memang belum setenar bumbu kacang. Saya pun sempat berpikir, apakah bayang-bayang bumbu kacang membuat tauco sulit meraih popularitas? Padahal dari segi cita rasa, tauco tak kalah enak, lho. 

Bagi yang belum tahu tauco, mari kenalan dulu dengan bumbu satu ini. Bahan baku utama tauco adalah biji kedelai yang difermentasi. Adapun proses pembuatannya, biji kedelai yang sudah disortir akan dijemur dan digiling, lalu dipisahkan dari kulitnya. Selanjutnya, biji kedelai direbus selama lima jam. Setelah proses perebusan selesai, biji kedelai akan dijemur lagi. Jika sudah kering, maka akan disimpan dalam ruangan khusus agar tumbuh jamur. Kemudian dimasukkan dalam wadah tanah liat. Tunggu tiga hari sampai dengan seminggu agar proses fermentasinya sempurna. 

Kabarnya, semakin lama tauco disimpan, maka akan semakin enak dan wangi. Tauco juga awet disimpan dalam jangka panjang asalkan tidak terkena air mentah dan bahan organik lainnnya. Keawetan tauco ini bisa jadi solusi hemat bagi sobat indihome, eh indekos. Makan nasi hangat bisa lebih sedap selain hanya ditemani kecap dan garam.

Salah satu sentra tauco yang saya ketahui ada di daerah Cugenang, Cianjur, Jawa Barat. Ketika masih sering lewat Cianjur, saya hampir selalu melipir ke toko oleh-oleh untuk meminang tauco. Lazimnya, tauco dijual dengan botol kaca atau stoples kaca. Namun kiwari ada juga dalam bentuk kemasan saset. Bagi yang tertarik mencicipi tauco pun semakin mudah lantaran kini telah tersedia secara online di marketplace. 

Harga tauco sendiri beragam tergantung merek dan beratnya. Kalian bisa mendapatkan dengan harga mulai dari Rp16 ribu hingga Rp27 ribu per botol. Sebagai insan yang cukup sering mencicipi tauco, saya sarankan beli tauco Cap Meong. Menurut saya, merek satu ini punya cita rasa yang terjaga sejak dulu. Dengan membeli tauco secara tidak langsung kalian telah berkontribusi melestarikan bumbu masakan Nusantara. 

Jika kalian suatu hari nanti berkesempatan singgah di Cianjur, cobalah berkunjung ke Cugenang. Di sana kalian bisa melihat langsung proses pembuatan tauco. Kegiatan ini bisa menjadi alternatif wisata edukasi bagi masyarakat pencinta kuliner. 

Bagi yang belum pernah mencobanya, saya kasih tahu rasa tauco tuh ada asin dan asamnya. Munculnya rasa asam wajar lantaran bumbu ini hasil dari fermentasi. Untuk menambah kepopuleran tauco, saya pikir perlu ada variasi rasa dan tingkatan level pedas. Pasalnya, tauco cocok menjadi pengganti sambal maupun bumbu kacang. Bagi kalian yang gemar masak, bisa menjadikan tauco sebagai salah satu pilihan bumbu. Siapa tahu dengan memakai bumbu tauco, kesuksesan kalian di bidang kuliner Nusantara bisa tergapai hingga menjadi the next Lord Adi di MasterChef.  

Sumber Gambar: YouTube Jejak Si Ramoz

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version