Kita ini sering kali terlalu sibuk ngurus dunia, sampai lupa bahwa ada urusan di “dunia” yang lain yang juga perlu disiapkan: tanah makam. Yes, saya serius. Nih coba ya, sekarang ini kita sibuk beli rumah, apartemen, tanah kavling, dan lain-lain tapi lupa bahwa ada satu properti yang pasti kita butuhkan suatu hari nanti, yaitu tanah makam.
Saya nggak bermaksud menakut-nakuti, tapi yang namanya manusia, mati adalah sebuah keniscayaan. Lahan perumahan makin mahal, tanah makin sempit. Begitu pula dengan tanah makam. Buat kamu yang tinggal di kota besar, coba deh mikir, gimana kalau tanah makam yang kamu incar di masa depan tiba-tiba sold out?
Mau nggak mau, keluarga harus buru-buru nyari tempat lain di saat paling nggak tepat, pas mereka lagi berduka. Waktu paling berharga yang seharusnya dipakai sebagai saat-saat terakhir bersama, malah repot ngurusin tanah makam.
Daftar Isi
Kenapa tanah makam?
Kita sering banget dengar nasihat-nasihat bijak soal investasi masa depan, beli tanah, properti, saham, reksa dana, dan segala macamnya. Tapi, mari jujur. Ada satu hal yang pasti di dunia ini: kita semua bakal pergi suatu hari nanti. Nah, daripada bingung mau investasi apa, kenapa nggak sekalian investasi yang pasti-pasti aja?
Bayangkan skenario ini: pas kamu udah nggak ada, keluargamu nggak perlu lagi pusing cari-cari tempat pemakaman. Semua udah diatur. Nggak ada drama telepon-telepon petugas makam tengah malam buat booking tempat. Mereka cuma tinggal fokus buat nangisin kamu (kalau ada yang nangis sih, ya) tanpa harus stres cari lokasi.
Ini seperti memberikan peace of mind yang paling tulus dan nggak terduga buat keluarga kamu. Ingat, mereka sudah cukup repot ngurusin dokumen warisan. Jangan tambah beban dengan urusan tanah pemakaman yang belum ada.
Tren makam milenial: sustainable dan instagrammable
Sekarang, milenial dan gen Z suka banget sama yang namanya konsep sustainable living. Daur ulang, minimalisme, hidup hijau. Nah, kenapa nggak sekalian bawa konsep itu sampai ke urusan makam? Beberapa tanah makam sekarang bahkan menawarkan konsep pemakaman ramah lingkungan. Jadi setelah kamu nggak ada, tubuhmu nggak hanya beristirahat dengan tenang, tapi juga memberikan kontribusi ke bumi yang kamu cintai.
Ada juga tren makam yang lebih “minimalis”—makam tanpa batu nisan megah, tanpa bunga plastik. Cuma ada pohon kecil atau rumput hijau, biar makamnya lebih tenang dan sejuk. Cocok buat kamu yang estetik mentok, biar nanti temen-temen kamu bisa post story berduka tapi tetap instagrammable.
Properti terakhir
Nah, gimana kalau tanah makam kamu dijual layaknya properti impian? “Dapatkan tanah makam strategis, satu langkah dari alam baka!” Seru, kan? nggak perlu bawa drone untuk lihat view-nya, karena yang penting bukan panoramanya, tapi ketenangan yang ditawarkan.
Beli tanah makam sejak masih hidup sebenarnya memberikan banyak keuntungan, lho. Pertama, harga lebih murah dibanding saat darurat. Kedua, pilihan lokasi lebih banyak. Kamu bisa pilih area yang nyaman, jauh dari keramaian, atau bahkan di tengah kota biar gampang diakses nanti. Plus, kamu punya kesempatan buat riset detail soal tanah makam terbaik, bukan asal tunjuk pas situasi genting.
Menyederhanakan hidup dengan menyiapkan akhir
Sebagai penutup, membeli tanah makam bukan soal pesimis atau mikirin akhir hidup. Ini soal realistis dan bijak. Kita semua akan menuju ke sana, cepat atau lambat. Jadi, kenapa nggak siap-siap dari sekarang? Pikirkan ini sebagai bagian dari proses merapikan hidup, seperti merapikan berkas pajak atau daftar belanja bulanan.
Kalau kamu udah beli tanah makam, setidaknya kamu bisa tidur lebih nyenyak di malam hari. Dunia ini cukup kompleks, dan punya satu hal yang pasti di masa depan bisa jadi langkah cerdas yang nyeleneh tapi penting.
Gimana? Udah bisa di-hire jadi sales tanah makam belum? Hahaha.
Penulis: Ken Elsaning Savitri
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Lahan Makam Makin Langka dan Susah Didapat, Sudah Saatnya Kita Belajar Ilmu Meninggal Tanpa Jasad