Berwisata ke daerah gunung memang harus siap dengan cuaca yang tiba-tiba berganti. Dari daerah bawah cuacanya terlihat panas, eh, sampai atas atau tempat wisata yang berada di ketinggian mendadak berkabut dan mendung. Kondisi cuaca seperti itu memang sepaket dengan wisata alam dan sulit diprediksi. Kondisi seperti itu pun turut saya alami beberapa waktu lalu, ketika saya dan teman-teman main ke Wisata Negeri Sayur Sukomakmur, Magelang.
Keindahan Sukomakmur Magelang mengundang siapa pun untuk datang
Sukomakmur merupakan tempat wisata yang baru-baru ini viral di Magelang. Wisata ini berada di lereng Gunung Sumbing dengan ketinggian 1726 mdpl, bertajuk desa sayur dengan keindahan yang luar biasa ketika matahari sedang bersahabat. Keindahan tersebut bersumber dari hamparan suburnya sayur loncang atau daun bawang serta sayuran lainnya.
Hamparan sayur ini jadi tambah istimewa karena berlatar megahnya Gunung Sumbing. Kalian pasti pernah melihat keindahan wisata tersebut lewat FYP TikTok atau reels Instagram. Iya, kan? Begitulah wisata Sukomakmur Magelang itu.
Pengunjung wisata sayur Sukomakmur tidak hanya warga lokal. Banyak juga pengunjung luar daerah yang sengaja datang jauh-jauh untuk menyambangi keindahan wisata tersebut. Namun sangat disayangkan kalau sudah rela jauh-jauh, eh, ternyata sampai lokasi cuacanya kurang mendukung. Ekspektasi menyaksikan Sukomakmur seperti di FYP pun kandas karena realitasnya digagalkan oleh kondisi alam.
Waktu itu pun saya mengalaminya sendiri yang namanya ekspektasi tak seindah realita. Niat menyaksikan pesona Sukomakmur Magelang malah terhalang oleh kabut tebal. Tambah lagi suhu dingin yang menembus jaket saat itu. Bahkan saking tebalnya kabut, seluruh pemandangan tertutup kabut hingga menyerupai dinding berwarna abu-abu.
Bertemu akamsi yang memberi tahu waktu terbaik berkunjung ke sana
Akan tetapi siapa sangka di balik nasib apes tersebut ada hikmah yang bisa saya pungut. Hal ini sekaligus menjadi tips bagi kalian yang punya rencana main ke wisata Sukomakmur Magelang.
Saat tidak sengaja bertemu salah seorang akamsi, saya diberi tahu waktu terbaik menikmati wisata Sukomakmur. Buat yang masih belum paham, saya akan menjelaskan sedikit. Akamsi merupakan akronim dari anak kampung sini, yang berarti sebutan untuk orang kampung atau daerah tersebut. Dalam konteks ini, akamsi berarti salah satu warga Sukomakmur Magelang, yaaa.
Jadi, akamsi tersebut mengatakan bahwa hari Selasa dan Sabtu adalah hari terbaik untuk mengunjungi wisata Sukomakmur atau wisata lain yang notabene berdekatan seperti Nepal van Java, Silancur Highland, dan Mangli Sky View.
Lebih lanjut, tips semacam itu merupakan hasil ilmu titen atau ilmu tradisional berupa rasa peka membaca tanda-tanda atau ciri-ciri alam yang biasanya digunakan sebagian masyarakat Jawa. Lantaran tiap hari menghadapi cuaca di tempat tinggalnya, warga Sukomakmur meyakini kalau biasanya hari Selasa dan Sabtu cuaca sedang cerah-cerahnya. Dengan demikian, kedua hari tersebut sangat tepat dijadikan hari pilihan untuk berwisata ke Sukomakmur Magelang atau wisata terdekat lainnya.
Saya yang kebetulan datang pada hari Kamis, sedikit bisa menyimpulkan memang di hari itu cuaca kurang mendukung. Saya kira tips dari warga tulen Sukomakmur bisa dijadikan pedoman memilih hari. Sebab, prediksi tersebut saya kira bukan basa-basi belaka meskipun tidak terjamin 100% kebenarannya.
Kalian yang hendak berwisata ke Sukomakmur Magelang dan sekitarnya bisa menjajal hari Selasa atau Sabtu, sesuai saran warga tulen Sukomakmur tadi. Tips tersebut bisa dibuktikan kebenarannya, siapa tahu kalian beruntung atau malah sebaliknya. Selamat mencoba.
Penulis: Anita Sari
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Artos, Satu-Satunya Mall di Magelang yang Bikin Orang Salah Paham.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.