Story WhatsApp, Cara Menyampaikan Rindu Kala Gengsi

Trik Sukses Berjualan di WhatsApp agar Story-mu Nggak Di-skip Orang

Trik Sukses Berjualan di WhatsApp agar Story-mu Nggak Di-skip Orang

Sebelum saya ngomongin tentang story WhatsApp dan rindu, saya mau ngasih sedikit pembuka dulu. Siapa yang tidak kenal dengan rindu? Penyakit kronis ini sudah menjadi bagian tak terpisahkan bagi masyarakat. Bukan hanya kalangan muda-mudi namun semua kalangan juga pernah merasakannya.

Baiklah daripada saya banyak cingcong alias bacot, saya akan mulai kisahnya. Oleh karena saya penasaran dengan rindu ini jadilah saya mencari tahu tentang rindu ini kepada mbah sejuta umat, siapa lagi kalo bukan Mbah Google. Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI online, kata rindu itu berarti “sangat ingin dan berharap benar terhadap sesuatu” atau bisa juga diartikan sebagai ” memiliki keinginan yang kuat untuk bertemu.” Tanpa perlu saya mendefinisikan lagi artinya saya rasa kalian pasti sudah paham definisi rindu ini. Jadi akan lebih baik kita lanjutkan saja kisah yang belum usai ini.

Ternyata rindu itu bukan penyakit langka, jadi ada obatnya. Obatnya apa yaitu dengan bertemu. Tapi karena keadaan masih genting sebaiknya rindunya diungkap dulu saja via chat. Sayangnya mengungkapkan rindu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Rasa gengsi, malu dan takut kerap kali menjadi benteng penghalang dari rindu.

“Yah, gimana dong kan ya gengsi masa cewek chat duluan, bilang rindu lagi. Big No!”

“Udah lama nggak chatan terus bilang rindu, kok malu ya rasanya.”

“Kalo aku bilang rindu, dia rindu juga nggak ya sama aku?”

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang sering kali berseliweran di otak jika kita ingin mengungkapkan rasa rindu kita pada seseorang, yang kemudian menjelma menjadi dilema dan ujung-ujungnya membiarkan rindunya tidak bisa sembuh. Hal ini wajar karena memang hampir setiap orang itu tidak terlalu suka mengambil risiko. Tapi, jangan sedih dulu, kalian tetep bisa mengungkapkan rasa rindu itu lewat cara yang berkelas dan pasti akan dapat umpan balik. Tidak usah risau karena saya sudah membuktikannya.

Caranya cukup simpel, kamu tinggal membuka WhatsApp kamu dan buatlah story WhatsApp yang mengundang dia untuk mengomentari story kamu. Misalnya dengan mengunggah foto kenangan kamu bersamanya, atau sesuatu yang dia sukai. Contohnya seperti yang saya lakukan. Dia itu orang yang suka sastra jadi untuk menarik perhatiannya saya sengaja mencoba menjadi seorang penyair dadakan.

Waktu itu saya berpikir keras untuk  membuat syair-syair yang layak dimuat di story WhatsApp saya. Setelah berhasil membuat syair yang lumayan layak akhirnya saya memberanikan diri untuk membuat story pertama saya.

Sekitar satu jam saya menunggu dan ternyata percobaan pertama saya gagal karena dia hanya menjadi penonton story saya,  namun alhamdulillah di percobaan kedua saya mendapat pesan dari story WhatsApp yang berbunyi “coba lagi” alias saya gagal untuk kedua kalinya. So sad! Tapi tenang, saya bukan orang yang mudah menyerah. Dengan tekad bak tahu bulat saya memberanikan diri lagi untuk membuat story yang ketiga dan akhirnya gayung pun tak bersambut, lagi-lagi dia juga hanya menjadi penonton setia story saya. Haha… memprihatinkan!

Saya masih percaya dengan statement yang mengatakan “usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil” akhirnya saya mencoba lagi untuk yang terakhir kalinya  pada hari itu. Dan yah saya berhasil bikin dia mengomentari postingan saya. Tidak usah tanya seperti rasanya karena jika kalian pernah makan odading Mang Oleh pasti kalian tau rasanya. Rasanya anj*** hehe.

Dari situ akhirnya rindu saya bertemu juga obatnya. Jadi saya saranin buat kalian yang lagi galau karena rindu tapi takut buat mengungkapkannya alternatif terbaik adalah dengan cara memancingnya lewat story WhatsApp atau akun medsos kalian lainnya. Semoga pancingnya nyangkut di ikan dan selamat mencoba!

BACA JUGA Rindu Adalah Hak Semua Manusia, Tidak Terkecuali Narapidana.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version