Saya Dukung Revitalisasi Stadion Singaperbangsa Karawang supaya Nggak Malu-maluin lagi

Menanti Stadion Singaperbangsa Karawang Bangkit dari Mati Suri Mojok.co

Menanti Stadion Singaperbangsa Karawang Bangkit dari Mati Suri (unsplash.com)

Akhirnya daerah Karawang mendapatkan kabar yang menggembirakan yakni revitalisasi Stadion Singaperbangsa. Setelah bertubi-tubi dihujani berita buruk dan absurd, akhirnya ada kabar baik seputar stadion ini. Kabarnya revitalisasi Stadion Singaperbangsa Karawang menelan biaya APBD hingga Rp30 miliar. Jumlah yang tidak sedikit dan masyarakat berharap revitalisasi ini akan berbuah manis. 

Saya satu dari banyak akamsi Karawang yang menyambut baik kabar revitalisasi ini. Saya merasa fasilitas di Stadion Singaperbangsa Sangatlah buruk. Selain itu, saya juga merasa kurang layak kalau stadion yang terletak berdekatan dengan kantor bupati tidak terawat. Meskipun ada beberapa yang nyinyir terhadap proyek ini karena baru dilaksanakan ketika mau Pilkada. Saya pribadi tetap mengapresiasi niat baik dari bupati Karawang.

Stadion seperti “wajah” suatu daerah

Stadion Singaperbangsa Karawang menurut saya bukan sekadar tempat untuk bermain atau pertandingan sepakbola. Lebih dari itu Stadion Singaperbangsa Karawang adalah wajah daerah itu sendiri. Selain lokasinya yang berada di pusat daerah, stadion ini dikunjungi oleh banyak orang dari berbagai daerah ketika ada pertandingan. Nah, ketika mereka datang kan pasti menilai fasilitas stadionnya. Kalau ada yang kurang, pasti menjadi bahan pergunjingan oleh orang-orang. Kalau bagus tentu saja menaikkan citra daerah, lah kalau buruk malah bikin malu dan lebih cepat menyebar.

Saya pernah beberapa kali mengunjungi Stadion Singaperbangsa Karawang untuk jogging. Saat itu fasilitasnya memang memprihatinkan. Tribunnya kontor, banyak rumput ilalang, hingga kondisi toilet yang sebelas-dua belas dengan toilet sekolahan negeri. Lintasan untuk lari pun sudah banyak yang mengelupas. Pokoknya benar-benar tidak layak disebut sebagai stadion.

Itu mengapa saya benar-benar mendukung revitalisasi Stadion Singaperbangsa Karawang. Jangan sampai mereka yang berkunjung di stadion ini pulang dengan kenangan buruk seperti yang saya rasakan. 

Baca halaman selanjutnya: Menjadikan Stadion …

Menjadikan Stadion Singaperbangsa Karawang ruang publik yang nyaman

Selain memperbaiki “wajah” Karawang, revitalisasi Stadion Singaperbangsa saya rasa perlu karena tidak banyak ruang publik layak di daerah ini. Kalaupun ada ruang publik, biasanya tidak nyaman atau kurang terawat. Misal, Alun-alun Karawang yang gersang. Lebih banyak lampu di alun-alun daripada pohon, padahal sudah tahu Karawang panasnya bukan main. 

Tentu saja mewujudkan ruang publik yang nyaman tidak hanya cukup dengan revitalisasi. Perlu juga pemeliharaan setelahnya. Sudah jadi  rahasia umum, fasilitas publik yang dibangun kebanyakan rusak kembali akibat tidak adanya sistem pemeliharaan yang konsisten. Jadi hal ini jadi pekerjaan rumah untuk bupati yang sekarang, maupun berikutnya bagaimana menjaga aset daerah agar tetap terawat. 

Terakhir, yang tidak kalah penting, warga sekitar atau pengunjung perlu turut merawat fasilitas publik yang ada. Berkaca dari Alun-Alun Karawang yang mengalami kerusakan setelah beberapa waktu diresmikan. Rumput sintetisnya sudah rusak oleh warganya sendiri yang tidak bisa menjaganya.

Di Karangpawitan tidak jauh berbeda. Ruang publik yang sudah direvitalisasi bukanya dijaga dengan baik malah banyak yang buang sampang sembarangan. Jadi sayang kan sudah banyak uang yang digelontorkan tapi malah dirusak oleh warganya sendiri. Seharusnya sih yang direvitalisasi lebih dulu adalah otak oknum warga yang merusak fasilitas publik biar kejadian seperti ini tidak terulang.

Penulis: Diaz Robigo
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Saya Malu dengan Slogan I Love Karawang yang Tidak Representatif, Tidak Cinta Bahasa Daerah, dan Miskin Ide

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version