Spider-Man: No Way Home: Eksplorasi Multiverse dan Peter Parker yang Kembali pada Hakikatnya

Spider-Man: No Way Home

Kehadiran Spider-Man: No Way Home telah dinantikan sejak Spider-Man: Far From Home yang mempunyai ending nggantung. Spider-Man: No Way Home merupakan installment ke-27 dari Marvel Cinematic Universe (MCU) dan film solo Spider-Man ketiga di mana Sony dan Marvel Entertainment bekerjasama. Rasa-rasanya seperti tak percaya kehadiran Spider-Man di MCU begitu membekas. Mengingat pada dua phase awal Infinity Saga di MCU, karena kendala hak cipta karakter Marvel, tidak mungkin membayangkan Spider-Man dan beberapa karakter Marvel Comics yang tidak berada di naungan Disney bertemu dengan Avengers, Guardian of The Galaxy, dll.

Film berdurasi 2 jam 28 menit ini mengeksplorasi multiverse yang baru saja diperkenalkan oleh MCU. Walaupun di beberapa film dan series sudah dibahas, seperti di Doctor Strange dan series Loki. Multiverse pada Spider-Man: No Way Home lebih dikemas secara utuh. Menjadi jalan cerita yang sentimental, menjadi jokes yang sebelumnya tak pernah ada di MCU. Itu loh multiversal jokes seperti yang kita lihat pada meme-meme di internet itu.

Mengambil setting waktu setelah Far From Home, film ini langsung dimulai dengan beat yang cepat. Eksistensi Spider-Man dan orang-orang di sekitarnya terancam karena Mysterio membuka identitas aslinya ke publik dan dengan “kompor” media Daily Bugle keadaan menjadi tidak kondusif. Tempo semakin menurun sampai bumbu multiverse muncul dibawa tokoh Doctor Strange. Sampai akhirnya permasalahan privasi bergeser menjadi ancaman yang akan merusak realitas.

Perjalanan Peter Parker bersama Avengers sedikit banyak membuat kita menyamakan dirinya dengan anggota Avengers yang lain. Di film solo ketiga ini, tak begitu banyak action yang wow seperti pada Civil War, Endgame atau Far From Home. Kalian hanya akan menyaksikan satu momen action yang fantastis dalam sejarah film Spider-Man dari masa ke masa.

Di film ini, Spider-Man kembali pada hakikatnya sebagai “your friendly neighborhood” yang mempunyai “great power” dan “great responsibility”. Di dunianya yang semakin antah, alien-alien menyerang, para sorcerer yang hadir dengan kegilaan multi-semesta dan teknologi yang semakin kompleks, tak membuatnya lepas dan merasa menjadi besar. Peter Parker/ Spider-Man tetaplah anak muda bucin dan ramah yang suka membantu tetangga. Serta di dunia yang semakin menggila, semua berhak memperoleh kesempatan kedua. Setelah Steve Roger pensiun, sepertinya pemuda Queens ini pantas menggantikannya menjadi moral compass bagi Avengers.

Ending NWH adalah sebuah clean slate, di dalam perjalanan hidup Peter Parker/Spider-Man selanjutnya dan untuk kerjasama Marvel-Sony. Belum bisa tertebak apa yang terjadi pada Peter Parker selanjutnya. Walau dalam press release NWH, Amy Pascal, selaku produser mengumumkan akan ada tiga film Spider-Man lagi, di mana Sony bekerjasama dengan Marvel.

Mid dan post credit scene pun tak memberi petunjuk bagaimana nasib sang web-slinger selanjutnya. Mid credit scene seperti merestart harapan fans atas bertemunya kedua karakter kuat Sony-Marvel. Post Credit Scene NWH adalah trailer Doctor Strange in Multiverse of Madness. Sebagai trailer, rasanya terlalu jauh Marvel menghadirkan tokoh-tokoh di film kedua Doctor Strange yang akan dirilis tahun depan, atau memang Marvel punya kejutan yang lebih menggelegar daripada karakter atau plot cerita di cuplikan tersebut.

Sebelum atau sesudah menonton Spider-Man: No Way Home, ada baiknya menonton beberapa film dan serial MCU sebagai pelengkap atau sekedar pengingat: Spider-Man: Homecoming, Spider-Man: Far From Home (bagaimana kehidupan Peter Parker/Spider-Man) Loki The Series S01E1 dan What If…? The Series episode: Doctor Strange Lost His Heart Instead of His Hands?”

Setelah ini Marvel harusnya merevisi istilah MCU, Marvel Cinematic “Universe”. Sebab, istilah dan kaidah universe sepertinya mulai pelan-pelan tergeser Multiverse. MCM, misalnya. Atau MLM, juga boleh, singkatan dari Marvel Leading (in) Multiverse.

Sumber Gambar: Pixabay

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version