Dalam setiap hajatan maupun gawe besar, kehadiran sound system jedag-jedug dengan suara bassnya yang bisa bikin meja konter dengan tulisan “Awas kaca tipis” bisa hancur jika disetel lagu “Bongkar” Iwan Fals saking kerasnya dentuman bass-nya.
Benar, sound system jedag-jedug dengan suara membahana sudah menjadi bagian penting dalam hampir semua kegiatan dengan keramaian. Mau itu nikahan, khitanan, baksos caleg, atau acara lainnya.
Tidak hanya acara on site, acara di jalanan pun juga tidak luput dari kehadiran sound system jedag-jedug ini. Dinaikkan ke bak truk dengan dukungan listrik dari generator yang ditarik di belakang kendaraan. Jedag-jedug terus berlanjut meski di jalanan. Sungguh kreatif.
Kenapa pakai sound jedag-jedug? Agar semua kegiatan itu menjadi jauh lebih meriah, lebih bahagia, lebih antusias. Begitu, kata kang sound. Lah iya, mereka dibayar untuk sewa alat, gimana nggak bahagia.
Di tengah maraknya penggunaan sound system jedag-jedug ini, Saya pribadi merasakan kerinduan yang sangat kepada sound system corong. Yang biasanya digantung di atas pohon atau tiang bambu yang sengaja dibawa oleh tukang sound itu sendiri.
Iya, sangat amat rindu. Karena bagi saya, sound corong itu punya beberapa manfaat dan kegunaan melebihi sound jedag-jedug yang suaranya memekakan telinga itu. Berikut, beberapa pandangan saya.
Daftar Isi
Sound system jedag-jedug tidak cocok untuk akikah
Ini acara akikah lho, selametan anak yang baru lahir. Masa iya mau pakai sound system jedag-jeduh yang suaranya menggelegar itu? Ndak kasian kah dengan anak yang baru lahir itu, sudah jedag-jedug sejak dini. Bayi tuh amannya di angka 50-60 desibel, sedangkan bass menggelegar dari speaker bisa lebih dari itu.
Jangankan suara yang menggelegar, penggunaan parfum semprot saja tidak diperbolehkan untuk acara akikah karena takut semprotannya terhirup oleh si kecil dan biasanya diganti dengan parfum roll. Apalagi suara keras yang memekakkan telinga ala sound jedag-jedug.
Hemat saya, sound corong lebih cocok untuk acara seperti aqiqah. Suaranya cukup terdengar untuk ukuran satu RT maupun RW, tidak terlalu menggelegar layaknya, suaranya juga cukup jelas terdengar.
Baca halaman selanjutnya
Kasihan orang yang sakit, Lur!
Mengganggu orang sakit
Hal lain yang tentunya tidak cocok untuk penggunaan sound system jedag-jedug adalah ketika ada tetangga yang sedang sakit. Bukan membantu dan mendukung tetangga untuk sembuh, dengan sound system jedag-jedug kita sebagai yang punya gawe besar malah bikin tetangga susah istirahat dan kaget-kagetan.
Orang-orang yang sedang sakit itu (atau sedang tidak enak badan) seharusnya bisa beristirahat. Bila kooperatif, yang punya gawe maupun operator akan berusaha untuk mengecilkan suaranya. Setidaknya, tepo seliro lah.
Panjang ceritanya jika operator tidak kooperatif dan yang punya gawe penikmat lagu metal. Petjah.
Biaya sewa yang mahal
Sudah bukan rahasia lagi, biaya sewa sound jedag-jedug ini mahalnya luar biasa. Suara kencang dengan dentuman bass menggelegar tidak datang dengan cost yang sedikit. Bahkan bisa sampai jutaan rupiah untuk sekali sewa.
Belum lagi ongkos generator listrik untuk menyokong speaker yang butuh tenaga gahar itu. Makin besar kebutuhan listriknya, makin mahal pula biayanya.
Berbeda dengan sound corongan yang bisa disokong dengan listrik rumahan saja. Biaya sewanya juga cukup terjangkau, meski harus naik pohon atau manjat. Sedikit.
Hemat saya, untuk teman-teman yang punya gawe dan butuh sound system, alangkah baiknya diperkirakan kebutuhan dan kondisi lingkungan. Agar acara dapat berjalan lancar, meriah, dan tidak mengganggu tetangga. Kan nggak lucu situ niatnya berbahagia, malah berakhir disumpahin biar menderita.
Penulis: Agus Miftahorrahman
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Suka Duka Punya Tetangga Tukang Servis Sound System