Sopir Travel: Banjir Orderan, Minim Pemasukan

Mobil Travel yang Selalu Bisa Memuaskan (Unsplash) sopir travel

Mobil Travel yang Selalu Bisa Memuaskan (Unsplash)

Berapa sih pendapatan sopir travel? Apakah sebanyak yang ada di pikiran kita?

Mobil travel belakangan jadi pilihan utama transportasi antarkota. Selain karena nyaman, penumpang travel tak begitu banyak, jadi rasanya tak sesak. Harga tiketnya pun lumayan terjangkau. Bagi mahasiswa dan perantau yang males ribet dan pengin nyaman di jalan, mobil travel jadi solusi.

Makanya, profesi sopir travel, belakangan makin naik. Dan nggak mengagetkan jika banyak orang berasumsi pendapatan sopir travel itu tinggi. Orderannya banyak, pasti cuannya banyak. Begitu kira-kira.

Tapi, realitas kadang mengkhianati angan-angan. Penghasilan sopir travel ternyata belum tentu besar sekalipun ia membawa banyak penumpang. Kok bisa?

Berapa sebenarnya penghasilan sopir travel itu?

Perlu Anda ketahui, sebagian besar perusahaan travel tidak memberikan gaji bulanan untuk sopirnya. Tetapi menggunakan sistem bagi hasilnya yang telah disepakati sebelumnya, pada umumnya 30 persen dan 70 persen.

Sayangnya sopir, hanya mendapatkan 30 persen saja. Jujur saya kaget, karena saya kira sopir mendapatkan 70 persen, ternyata tidak seperti itu. Ini adalah pengakuan langsung dari beberapa sopir travel resmi daerah saya.

Anggap saja ada tujuh orang yang ingin naik mobil travel untuk berpergian ke suatu tempat. Jika tarifnya Rp100.000, normalnya si sopir akan mendapatkan Rp700.000. Namun karena ada pembagian hasil, sopir hanya mendapatkan Rp210.000

Itu masih belum dipotong uang bensin, biasanya satu kali perjalanan bisa menghabiskan Rp150.000-Rp200.000. Beruntung di daerah saya, rumah makan memberikan makanan gratis untuk para sopir travel. Kalau sampai bayar juga bisa-bisa mereka pulang ke rumah benar-benar tidak bisa memberi uang ke istri dan anak-anaknya.

Dalam kondisi full penumpang saja, pendapatannya sedikit sekali, bagaimana jika penumpang kurang dari itu? Sungguh sulit dibayangkan. Akan tetapi salah satu sopir travel mengatakan bahwa mereka mengakalinya dengan membeli bensin secukupnya untuk menekan pengeluaran.

Oh iya, ada juga kebijakan bahwa jika penumpang yang berangkat dari loket kurang dari 3, pemberangkatan akan dibatalkan. Karena percuma saja, pasti sopir mendapatkan kerugian. Belum tentu juga di perjalanan mereka bisa mendapatkan banyak penumpang sampai bagian dalam mobil terisi penuh.

Terus, kalau mereka hanya dapat penghasilan segitu, bagaimana mereka bertahan hidup? Adakah cara lain menambah penghasilan?

Angkut penumpang di depan pintu

Cara meningkatkan pendapatan

Kemudian saya bertanya kembali, “Kalau penghasilan segitu, rugi dong? Yang untung hanya perusahaan travel”.

Pak Sopir menjawab jika mereka hanya pasrah dan mau tidak mau harus mematuhi kebijakan tersebut. Akan tetapi, mereka mengakui punya trik tersendiri agar mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi. Kurang lebih seperti ini caranya.

Sopir travel mencari sendiri penumpang sebelum berangkat tanpa memberitahukan perusahaan travel. Lho?

Begini. Tiga penumpang pertama sudah pasti lewat loket dan sopir untuk ini hanya mendapatkan 30 persen saja. Nah, untuk penumpang selanjutnya, sopir akan meminta calon penumpang untuk menunggu di depan rumah saja. Sebab, jika sopir dapat penumpang di jalan, kebijakan bagi hasil tidak berlaku.

Jadi tiga penumpang pertama membayar karcis travel melalui loket. Sedangkan penumpang yang dijemput langsung di rumah membayar langsung ke sopir dan sopir tidak harus setor ke perusahaan karena sudah menjadi haknya.

Sekarang bayangkan saja, jika dapat tujuh penumpang full (3 dari loket dan 4 dapat di jalan) dengan tarif Rp100.000, pendapatan yang diterima sopir menjadi Rp90.000 + Rp400.000 = Rp490.000,  hampir 500 ribu mereka didapatkan. Tentu saja lebih baik daripada mendapatkan full penumpang tapi berangkat lewat loket. Sekalipun dipotong uang bensin, masih tersisa sekitar Rp350.000.

Itulah mengapa para sopir travel di daerah saya sangat senang jika mendapatkan rezeki yaitu mendapatkan penumpang di jalan.

Sebagai penumpang jujur saya kasihan kepada mereka para sopir travel. Mereka bekerja untuk menghidupi anak dan istri, tetapi hanya mendapatkan penghasilan kecil. Kepada perusahaan travel, jika memang masih ingin menerapkan kebijakan lama, tolonglah dinaikkan sedikit komisi untuk Pak sopir biar dapur mereka tetap ngebul.

Penulis: Firdaus Deni Febriansyah
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Pengalaman Naik DayTrans dari Surabaya ke Jogja yang Menuntut Kesabaran

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version