Tipe pekerjaan yang sering dicari
Saya pernah menganggur dalam waktu lama. Kerjaan saya ya cuma nyari-nyari loker, menunggu tempat open lowongan kerja. Dan ya memang, untuk di Kediri, variasi pekerjaan yang sering open loker sih itu-itu saja. Paling admin, sales, pramuniaga, waitress, atau barista coffee shop yang baru buka.Â
Saking seringnya masukin lowongan, saya jadi tahu rata-rata gaji di banyak tempat. Kebanyakan yang mepet banget sama UMR, banyak yang di bawah. Di Kediri ada yang bisa ngasih gaji sesuai UMR, tapi beberapa tempat saja. Misalnya, SPG/SPB brand di mall atau kasir supermarket. Itu saja beban kerja mereka cukup berat.Â
Untuk tawaran gaji yang lumayan besar, harus bisa masuk Gudang Garam. Namun, persaingan masuk Gudang Garam itu sangat ketat. Makanya, banyak anak muda Kediri yang memutuskan merantau. Misalnya ke Surabaya atau Sidoarjo. Semuanya demi tidak terpaksa slow living karena miskin.
Tetap didukung dengan banyaknya jajanan murah
Meski tekanan ekonomi begitu kuat, sesuai ajaran agama, kita tetap harus bersyukur. Kalau di Kediri, misalnya, banyak hal di Kediri masih murah.Â
Untuk makanan, masih ada ayam geprek dengan harga Rp5 ribu, lalu ada nasi pecel nggak sampai Rp10 ribu. Untuk nasi padang, sekitar Rp10 ribu. Bakso? Harganya antara Rp5 sampai Rp7 ribu. Makanya, kalau mau makan murah, nggak susah nyari.
Tapi, makanan murah tidak menjamin kehidupan jadi mudah. Pilihan slow living di Kediri seharusnya tidak dinormalisasi. Apalagi kerja overtime dan palugada, tapi gaji nggak sampai sejuta. Mengenaskan.
Penulis: Arsyanisa Zelina
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Sisi Gelap Hidup di Pedesaan Kabupaten Kediri
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















