Sisi Terang Bekasi yang Tak Disadari Banyak Orang, Saya Tulis biar Bekasi Nggak Dibully Terus

Sisi Terang Bekasi yang Tak Disadari Banyak Orang

Sisi Terang Bekasi yang Tak Disadari Banyak Orang (unsplash.com)

Beberapa hari lalu saya membaca tulisan milik Mas Ahmad Arief di Terminal Mojok mengenai Bekasi yang menyimpan banyak sekali masalah. Menurut Mas Arief, Bekasi menjadi daerah paling nggak cocok ditinggali di sekitaran Jakarta. Beberapa sisi gelap yang disoroti antara lain pungli dan banjir di mana-mana.

Sebagai orang yang pernah menghabiskan waktu hampir 25 tahun tinggal di Bekasi, saya sepakat kalau daerah ini menyimpan beberapa sisi gelap. Tapi bukan berarti daerah ini nggak memiliki sisi terang sama sekali. Saya percaya segala sesuatu memiliki good side dan bad side, begitu pula halnya dengan Bekasi. Kali ini saya akan membagikan sisi terang daerah ini yang mungkin nggak disadari banyak orang karena tertutup sisi gelapnya yang lebih banyak diperbincangkan.

#1 UMK Bekasi termasuk yang tertinggi

Sepertinya kalau ada yang bisa dibanggakan dari Bekasi, maka itu adalah UMK-nya yang tinggi. Mengutip Kompas, UMK 2025 Bekasi Kota menjadi yang tertinggi dari daerah lainnya se-Jawa Barat dengan angka Rp5.690.752. Sementara upah minimum Kabupaten Bekasi sendiri berada di angka Rp5.558.515. 

Angka tersebut lebih tinggi dibanding UMK tahun lalu, lho. Pada tahun 2025 ini UMK Bekasi ditetapkan mengalami kenaikan sebanyak 6,5 persen dari tahun lalu. Maka nggak usah heran bila akhirnya banyak orang dari luar daerah datang merantau ke sini untuk mencari penghidupan yang lebih baik.

Baca halaman selanjutnya: Banyak lapangan kerja tersedia di sini…

#2 Banyak lapangan kerja yang tersedia

Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, sisi terang Bekasi selanjutnya yang nggak disadari banyak orang adalah banyak lapangan pekerjaan tersedia di sini. Sebagaimana kita tahu, di sini ada Cikarang yang menjadi kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara. Dari website resmi Kabupaten Bekasi, tercatat ada 10 kawasan industri yang berdiri di Kabupaten Bekasi.

Jumlah kawasan industri yang banyak tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja yang juga tak sedikit. Banyaknya pabrik dan perkantoran membuat banyak lowongan kerja di sini. Sekali lagi, hal ini menjadikan Bekasi banyak dilirik para perantau dari daerah lain karena kesempatan kerjanya lebih banyak dan beragam.

#3 Bekasi dekat Jakarta

Satu hal yang saya syukuri sewaktu tinggal di Bekasi adalah jaraknya yang cukup dekat ke Jakarta. Dulu, sebelum bekerja di Mojok, saya pernah bekerja selama tiga tahun lebih di Jakarta. Jarak dari rumah saya ke Palmerah Jakarta sekitar 26 kilometer. Jarak segitu mah masih dekat menurut saya, apalagi jika dibandingkan dengan teman-teman saya yang tinggal di kota penyangga lain seperti Depok, Bogor, dan Tangerang.

Beberapa orang bahkan memilih mencari hunian di Bekasi daripada di Depok, Bogor, atau Tangerang karena dinilai lebih dekat dan gampang aksesnya ke Jakarta. Makanya boleh dibilang Bekasi ini memang sebaik-baiknya kota penyangga Jakarta. Bahkan rumah orang tua saya berbatasan langsung dengan Jakarta Timur. Istilahnya, kepleset dikit sudah ada di Jakarta.

#4 Banyak pilihan transportasi umum di sini, mau ke mana aja gampang

Sisi terang terakhir yang nggak disadari banyak orang adalah transportasi umum di sini banyak. Saya punya cerita khusus mengenai transportasi umum ini. Jadi waktu pertama kali pindah ke Jogja untuk kuliah, saya lumayan culture shock karena di Jogja nggak ada angkot kayak di Bekasi. Sudah gitu jam operasional kendaraan umum di Jogja juga dibatasi hanya sampai sore.

Sementara di Bekasi, mau lembur atau pulang kerja malam sekalipun masih banyak angkot yang beroperasi. Ditambah lagi pilihan transportasinya beragam, ada Transjakarta, KRL, hingga LRT. Itu belum ditambah transportasi online yang juga sekarang menjamur. Mau bepergian jadi gampang karena beragam pilihan moda transportasi. Tinggal sesuaikan dengan kebutuhan saja. 

Itulah sisi terang Bekasi yang nggak disadari banyak orang. Selama ini kita terpaku pada sisi negatif saja yang kerap banjir, macet, dan dihantui pungli. Padahal kalau mau dilihat dengan kepala jernih, daerah ini nggak buruk-buruk amat, kok. Masih ada sisi terang yang bisa kita rasakan saat tinggal di sini. 

Penulis: Intan Ekapratiwi
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Cibitung Bekasi: Dulu Hijau Sawah, Kini Beton Merajalela.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version