Cikarang, sebagai salah satu kawasan industri terbesar di Indonesia, telah menjadi magnet bagi banyak perusahaan dan industri. Namun di balik gemerlap kemajuan industri di sini, terdapat sisi gelap yang dialami oleh buruh Cikarang. Berikut beberapa contoh sisi gelap yang dihadapi oleh buruh Cikarang.
#1 Eksploitasi seksual
Beberapa tahun lalu, publik digemparkan dengan berita mengenai pekerja perempuan yang dipaksa melakukan hubungan intim dengan atasan demi memperpanjang kontrak kerja. Kasus “staycation” ini merupakan modus eksploitasi seksual.
Mengutip laman resmi Komnas Perempuan, korban terancam tak akan diperpanjang kontrak kerja apabila menolak menginap bersama atasan. Artinya, atasan meggunakan relasi timpang dan kerentanan dari pekerja perempuan untuk keuntungannya memperoleh layanan seksual. Kasus tersebut telah menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat luas. Diduga kasus serupa tak hanya terjadi di Cikarang, tapi juga di daerah lain.
#2 Pungli dan calo kerja
Sisi gelap yang dihadapi buruh Cikarang selanjutnya adalah pungli dan calo kerja. Banyak pencari kerja yang harus berhadapan dengan para calo kerja yang menawarkan jasa dengan biaya tinggi.
Sudah ada banyak kasus yang terkuak antara pencari kerja dan calo kerja ini. Bahkan beberapa tahun lalu ada juga berita mengenai sejumlah calo yang mencegat para pencari kerja yang hendak melakukan interview dengan perusahaan. Para calo ini tidak terima karena “orang bawaan” mereka justru tidak dipanggil tes oleh perusahaan dan menuding para pencari kerja memakai calo lain.
Praktik ini tentu saja memperburuk citra dunia kerja di Cikarang. Tak hanya pencari kerja yang dirugikan, perusahaan pun banyak yang dirugikan dengan praktik seperti ini.
#3 Kondisi kerja berat dihadapi para buruh Cikarang
Buruh pabrik di Cikarang sering kali menghadapi jam kerja yang panjang dan beban kerja yang berat, sehingga berdampak pada kualitas hidup mereka. Kondisi kerja yang berat ini dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental, serta berdampak pada produktivitas kerja.
#4 Upah yang rendah juga menjadi momok meski UMK Kabupaten Bekasi relatif tinggi
Meskipun UMK Kabupaten Bekasi relatif tinggi, banyak buruh yang masih merasa bahwa upah mereka tidak sesuai dengan kebutuhan hidup. Padahal UMK Cikarang tahun ini menembus angka Rp5,5 juta. Selain itu, tak sedikit buruh yang masih digaji tak sesuai UMK, ada juga yang digaji di bawah angka Rp5,5 juta.
Upah rendah ini dapat menyebabkan buruh kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Apalagi biaya hidup di Cikarang juga tak murah-murah amat.
#5 Kehidupan kos yang bebas
Beberapa waktu lalu, Mojok pernah meliput tentang kos 1000 pintu di Cikarang yang cukup terkenal. Disebut kos 1000 pintu karena di sepanjang tempat itu hanya ada pintu kos yang berjajar. Bahkan disebutkan jumlah kamar kosan yang ada bukanlah 1000 seperti namanya, melainkan 2600-an kamar!
Kos 1000 pintu ini juga menuai banyak kontroversi. Bebasnya kehidupan di kos ini berujung pada perilaku negatif. Banyak pekerja tinggal bareng pacar mereka di kos ini. Kemudian fenomena ini juga berujung pada kehadiran oknum ormas yang meminta “uang tutup mulut” untuk tidak menggerebek pasangan yang tinggal bersama di kosan.
#6 Tumbal pabrik Cikarang
Beberapa kasus menunjukkan bahwa kesuksesan pabrik dapat dibangun di atas pengorbanan nyawa dan kesejahteraan buruh. Praktik ini menunjukkan ambisi yang membutakan hati manusia dan tidak manusiawi.
Melihat banyaknya permasalahan yang dihadapi buruh Cikarang, rasanya pihak Pemkab Bekasi juga perlu meningkatkan pengawasan dan penindakan terhadap praktik-praktik yang merugikan buruh. Dengan demikian diharapkan kehidupan buruh Cikarang dapat menjadi lebih baik dan sejahtera, serta citra dunia kerja di Cikarang dapat meningkat.
Penulis: Rudi Wijanarko
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
