Memilih kampus mana yang akan dituju selepas sekolah adalah masa-masa yang tidak menyenangkan. Sebab, salah pilih jelas efeknya tak menyenangkan. Makanya, pada saat-saat ini, siswa kelas 3 sedang jadi pemikir. Tapi, meski kepala berbeda, entah kenapa kebanyakan menghindari opsi kampus swasta. Lha, kenapa?
Banyak dari mereka yang berpikir bahwa kuliah swasta itu tidak menjamin kesuksesan dan susah cari kerjanya. Padahal ya, siapa bilang kampus negeri menjamin kesuksesan? Orang kok pada lucu gini.
Etapi saya dulu juga begitu ding, ehehehe.
Dulu saya kira kuliah swasta itu buruk, cuman bayar UKT yang gede terus wisuda. Yang buruk-buruk lah. Tapi ternyata saya salah. Ternyata kuliah swasta itu ya sama dengan kuliah negeri lainnya. Kalau belajar ya belajar, ujian ya ujian dan kalau memang waktunya bayar UKT ya bayar dong.
Kenyataannya begitu. Asumsi orang-orang terhadap perkuliahan swasta itu sangat buruk. Mungkin asumsi muncul dari kenyataan masa lalu. Cuman, dunia sudah berubah kan?
Dan mari kita bedah, kenapa asumsi buruknya kampus swasta tak terbukti.
Susah cari kerja
Banyak orang yang berpikir bahwa kuliah swasta itu susah dapat kerjanya. Apalagi jika bukan dari kampus terkenal. Sebenarnya sah-sah saja jika mengatakan seperti itu. Tapi pada faktanya tidak seperti itu. Mungkin 30% terjadi di kehidupan nyata. Tapi 70% mengatakan bahwa tetap banyak industri atau perusahaan yang memilih fresh graduate berkompeten di bidangnya.
Perusahaan juga membutuhkan skill bukan hanya numpang nama dengan universitas negeri. Toh, banyak kok kuliah swasta yang mahasiswanya sudah bekerja, memiliki skill, dan diterima di perusahaan besar. Jadi jangan anggap remeh dengan kampus swasta.
Lagian, emang semua kampus negeri terkenal? Bah.
Kampus swasta kualitasnya rendah
Beberapa orang menganggap perguruan tinggi swasta kualitasnya jauh lebih rendah dibanding perguruan tinggi negeri. Padahal banyak kampus swasta yang memiliki kualitas bagus. Kau mau bilang UMY itu kualitasnya rendah? Tolong lah.
Tidak dilirik perusahaan
Sebuah perusahaan biasanya akan melihat dari kampus mana seseorang atau pelamar itu, apakah negeri atau swasta. Dan biasanya perusahaan akan memilih atau melirik perguruan tinggi negeri. Tapi, benarkah?
Ya nggak juga. Sudah saya bilang di bagian cari kerja tadi, perusahaan cari yang kompeten. Memang kampus terkenal punya advantage lebih, tapi nggak selalu. Maksudnya tuh, lagi-lagi, kompetensi kalian lah yang dicari. Apalagi masa kini, bahkan gelar sudah tak begitu penting. Kalau ada lulusan SMA yang punya kemampuan lebih, dibuktikan dengan sertifikat skill, ya gelar kalian nggak ada harganya.
Intinya, kampus swasta atau negeri, sumpah, nggak ada bedanya. Kampus negeri biasa jelas kalah dengan swasta yang punya reputasi mentereng. Artinya, predikat swasta dan negeri hampir tak memberi arti apa-apa.
Jadi ketimbang memberi predikat, asumsi, atau menghakimi, mending fokus saja sama keinginan kalian. Kuliah lah di tempat yang bisa bikin kalian berkembang dan bisa mendukung potensi kalian. Swasta, negeri, lupakan itu semua.
Penulis: Tri Andini
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 15 Universitas Swasta Terbaik di Indonesia Versi Webometrics 202