Semua Bisa Meniru Mie Gacoan, tapi Tak Semua Bisa Menyamai Kesuksesannya

Rahasia Mie Gacoan Tetap Eksis di Tengah Gempuran Makanan Viral yang Gulung Tikar

Rahasia Mie Gacoan Tetap Eksis di Tengah Gempuran Makanan Viral yang Gulung Tikar (Instagram Mie Gacoan)

Mie Gacoan bisa dibilang satu-satunya bisnis viral yang bisa bertahan hingga kini. Karena hal tersebut, banyak orang yang meniru bisnis FnB seperti Gacoan. Namun, nyatanya nggak seramai Gacoan dan ujungnya bangkrut.

Meniru bisnis sukses itu satu hal, menjadikan bisnis tersebut sukses, itu sudah hal lain lagi. Makanya, diferensiasi dan strategi bisnis itu amat penting. Mempelajari hal-hal tersebut juga rumit. Ya, nggak kaget kalau para lulusan fakultas bisnis banyak yang digaji mentereng karena ya ilmu ini penting plus mahal.

Tapi, apa sih yang bikin peniru Gacoan pada gagal?

Rasa sengaja dibikin mirip

Ini kesalahan yang menurut saya amat mendasar. Gerai makanan yang terinspirasi (untuk tidak dibilang meniru) Gacoan punya menu dan rasa yang plek ketiplek mirip dengan Mie Gacoan. Jelas, hal itu bikin orang bertanya-tanya, ngapain dateng kalau rasanya mirip?

Betul, kayak gitu bisa jadi alternatif, tapi hal ini akan saya bahas di poin selanjutnya.

Banyak yang berpikir, kalau rasa sama, harusnya bisa sama-sama rame. Dan mereka mulai berpikir, apakah tempatnya kurang strategis? Well, nggak juga. Kini tempat strategis nggak menjamin juga suatu bisnis akan rame. Kalau memang berkesan, blusukan pun dijabanin kok.

Kuantitas

Beberapa gerai yang meniru Gacoan, kadang lupa bahwa jualan Gacoan itu juga kuantitas. Mi di Gacoan memang lumayan banyak. Lha, peniru Gacoan malah banyak yang mengurangi porsinya. Ya kalau kek gitu, jelas kalah.

Brand Mie Gacoan sudah kelewat kuat

Nah, ini yang orang lupa. Kalau rasanya sama dengan Mie Gacoan, bukan berarti bisnis kalian bisa sesukses Gacoan karena masyarakat kadung cinta dengan brand Gacoan.

Gacoan meski viral cepat, tapi jelas untuk mencapai titik sekarang, mereka butuh waktu yang lumayan lama. Mie Gacoan di Jogja itu awalnya ya nggak serame ini. Rame, tapi masih lumrah. Setelah makin kuat, makin menancapkan cita rasanya, orang susah berpaling. Padahal kita tahu sendiri, Jogja itu surganya pencinta mi. Tetap saja, orang susah berpaling dari Gacoan.

Jika orang meniru Gacoan, dari bentuk gerai, rasa, menu, ya yang terjadi adalah kegagalan. Manusia emang punya penilaian sendiri terhadap peniru. Meski lebih enak sekali pun, belum tentu akan disenangi karena jelas melihat bahwa bisnis tersebut trying really hard untuk terlihat seperti Gacoan.

Memang ada banyak faktor. Seperti faktor nonteknis seperti rezeki itu sudah diatur. Tapi kita kan sedang bicara analisis bisnis (walau sekadarnya). Intinya, bisnis seperti Mie Gacoan memang menggoda untuk ditiru. Tapi kalau tidak punya resep sukses yang lain, atau analisis yang berbeda, ya susah. Amati, tiru, modifikasi memang bisa jadi resep yang tokcer, hanya saja, kreativitas dan perencanaan yang matang tetaplah jadi juara.

Seperti pepatah Latin katakan, “Amat Victoria Curam”, kemenangan hanya untuk pihak yang bersiap. Jika kalian ingin bisnis kalian menang, ya harus siap dalam segala hal. Bahkan harus siap jika usaha kalian meniru cara sukses pun harus gagal.

Penulis: Nurul Fauziah
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Rahasia Mie Gacoan Jadi Jagoan Mie Pedas di Jawa dan Bali

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version