Seandainya Lionel Messi Karyawan Kantoran yang Kontraknya Nggak Diperpanjang

Seandainya Lionel Messi Karyawan Kantoran yang Kontraknya Nggak Diperpanjang terminal mojok.co

Seandainya Lionel Messi Karyawan Kantoran yang Kontraknya Nggak Diperpanjang terminal mojok.co

Kisah kasih antara Barcelona dan Lionel Messi dikabarkan akan segera berakhir. Melalui cuitan Fabrizio Romano, Jurnalis asal Italia yang bukan kaleng-kaleng itu, PSG menjadi klub terdepan yang menginginkan pusat tata surya Barcelona tersebut. Warbyasa, warbyasa. Jika sudah kesampaian, nggak terbayangkan PSG akan semengerikan apa ketika berlaga di liga domestik, maupun kompetisi Eropa.

Sebelum jauh berdiskusi tentang betapa digdayanya PSG jika kedatangan Lionel Messi betul-betul terwujud, perlu diingat bahwa saat ini, nasib Messi masih terombang-ambing alias tanpa klub. Untung saja blio adalah pesepakbola kesohor dan dikenal khalayak karena kemampuannya mengolah si kulit bundar. Jadi, banyak klub yang masih berminat selama mencapai kesepakatan soal benefit yang diterima. Coba saja kalau dia adalah seorang karyawan kantoran medioker yang mengetahui bahwa kontraknya tidak diperpanjang dan belum tahu akan bekerja di perusahaan mana lagi.

Hal pertama yang dilakukan Lionel Messi, sudah pasti akan update profil LinkedIn. Mulai dari foto profil yang casual, tapi tetap menawan. Update kolom bio, daftar riwayat pengalaman pekerjaan, pendidikan terakhir, sampai dengan kemampuan apa saja yang disukai. Setelah itu, ia akan coba mencari peruntungan mengetik di kolom pencarian dengan tagar #InfoLowonganKerja2021. Ya, barangkali ada banyak variasi lowongan pekerjaan yang cocok dan bisa dilamar olehnya, gitu.

Untuk menambah relasi sekaligus info tentang lowongan pekerjaan, Messi juga menambah beberapa teman di LinkedIn—khususnya dari kalangan HRD—agar bisa dapat info lowongan kerja paling update, langsung dari HRD perusahaan. Selain itu, benefit yang didapat dari hal tersebut adalah, bisa langsung chattingan dengan HRD. Kenalan tipis-tipis sekaligus konfirmasi bahwa sudah kirim CV sesuai ketentuan via email, “Halo, Kak. Saya sudah kirim CV saya ke email yang terlampir. Mohon kiranya dicek. Semoga masuk dalam kualifikasi yang dibutuhkan.” Begitu kira-kira. Barangkali, peluang untuk diundang dalam wawancara kerja jadi lebih besar, ya, kan?

Memang dasarnya Messi adalah sosok yang rajin. Dia tidak terlalu pilih-pilih soal pekerjaan apa yang akan dilakoni di waktu mendatang. Sebab, yang paling penting adalah, bisa menafkahi diri sendiri, hidup mandiri, dan berdikari. Sambil menunggu panggilan kerja dari berbagai perusahaan, Messi berjualan online tipis-tipis agar tetap produktif dan punya tabungan.

Di sela-sela waktu luang, Messi juga melakukan penelusuran di internet dan baca-baca tips mengerjakan psikotes beserta kunci jawabannya agar hasilnya bisa memuaskan. Namun, semakin banyak membaca tips psikotes, Messi semakin tersadar bahwa hal tersebut sia-sia belaka dan nggak ada gunanya.

Lha, gimana. Fungsi diadakannya psikotes kan untuk mengetahui gambaran tentang diri sendiri secara aktual. Kalau ia—juga para pelamar kerja lain—menuliskan jawaban template dan sama persis dengan yang dituliskan di buku, sama saja ia sedang berpura-pura menjadi orang lain. Bahkan, cenderung memanipulasi jawaban dan/atau faking good. Tentu saja ini bukan hal yang baik.

Meski sudah mengirim banyak lamaran pekerjaan ke banyak perusahaan, nyatanya tidak serta merta membikin Messi mendapatkan pekerjaan yang diharapkan. Akhirnya, dia coba update status di beberapa akun media sosialnya untuk memperbesar peluang.

“Butuh pekerjaan banget, nih. Info lokernya, please. Apa aja, Gan. Siap kerja ASAP.” Ini update yang ia buat di akun Twitter, Instagram, Facebook, termasuk status WhatsApp. Tentu saja akan berbeda dengan apa yang ia posting di LinkedIn, “Selamat siang, Bapak/Ibu HRD. Saya Lionel Messi. Saat ini saya sedang mencari pekerjaan baru. Saya siap bekerja di posisi apa pun. Saya adalah pekerja yang rajin, ulet, dan mau belajar hal baru. Apa pun posisi yang ditawarkan, saya akan siap bekerja dengan baik dan penuh tanggung jawab. Berikut CV dan data diri saya.”

Ya, jaga image dikit, lah. Mau bagaimanapun, di LinkedIn harus tetap sopan, formal, dan terlihat profesional. Biar dapat first impression yang baik, meski hanya melalui kata-kata saja. Kendati demikian, Messi cukup cerdik. Ia tidak melampirkan lampiran berupa KTP dan kartu identitas lainnya, termasuk nomor hape atau email secara serampangan agar data dirinya tidak disalahgunakan. Di postingan yang sudah dibuat di LinkedIn, ia menambahkan, “Jika Bapak/Ibu tertarik dengan CV saya, kiranya berkenan untuk menghubungi saya via chat/direct message. Terima kasih.”

Sumber Gambar: YouTube JavierNathaniel

BACA JUGA Cara Menyiasati Syarat ‘Berasal dari Universitas Ternama’ pada Info Lowongan Pekerjaan dan artikel Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version