Saya Pengguna KLX dan Saya Bukan Fuckboy

klx kawasaki mojok

klx kawasaki mojok

Cocoklogi merek motor dengan sifat romantisasi manusia bukanlah pertama kali, nggak Ninja nggak cinta, ora Supra ora mesra, ora Vega ora manja, ora Revo ora tresno, dan masih banyak lain.

Belakangan ini ramai diperbincangkan, bahwasanya kebanyakan para premotor yang menggunakan motor Kawasaki KLX adalah kebanyakan adalah fuck boy. Sederhananya fuck boy ini adalah seseorang yang sangat mudah bergonta-ganti pasangan, kalau menurut situs Magdalene, arti fuckboy adalah panggilan untuk para kaum pria yang berjuang buat menarik hati kaum perempuan, lalu membuat hati si perempuan jadi kecewa. Lalu ujung-ujungnya meminta maaf dan langsung merayu lagi dengan tujuan untuk mendapatkan sesuatu buat memuaskan kemauan pribadinya saja.

Melekatnya stigma fuckboy pada user KLX ini lama lama meresahkan, padahal nggak semua kaum pria yang pakai KLX adalah fuck boy termasuk saya. Buktinya saya sudah empat tahun pakai KLX, masih jomblo heuheuheu. Jika dilogika juga tidak masuk akal, sebenarnya yang fuckboy itu orangnya apa motornya? Kok gampang men mencap user KLX itu fuckboy. Menurut saya apa pun kendaraannya, mau Astrea, Ninja, Supra, Beat, Vario, KLX, jika jiwanya sudah fuckboy, yo tetep ae fuckboy.

Bahkan terlintas di pertanyaan di kepala saya, semenjak ada stigma yg pake KLX itu fakboy sekarang Kawasaki mengalami kerugian atau justru malah semakin untung ya?

Sebenarnya cap yang diberikan pada user KLX, tidak terlalu parah dibanding dengan cap yang diberikan pada user RX King, mereka malah biasa dicap sebagai jambret, copet, begal, perampok, dan masih banyak lain yang berhubungan dengan penjahat di jalanan. Saya juga masih bingung, jika naik RX King dianggap begal, naik KLX dianggap fuckboy, naik Scoopy disebut sad boy, naik NMax dianggap soft boy, terus baiknya naik apa dong ? Apakah pemilihan jenis kendaraan menentukan karakter seseorang?

Pemilihan kendaraan, menurut saya, sesuai kebutuhan si pengguna. Saya memilih KLX karena saya suka travelling atau berpetualang ke medan-medan yang lumayan berat, yang tidak bisa dijangkau oleh sepeda motor yang di jalan pada umumnya. Sekalipun motor ini digunakan sebagai saran fuckboy, sungguh sangat tidak proper. Soalnya KLX sendiri didesain untuk pemotor tunggal (single). Jika dipaksa dibuat boncengan, kaki dari si penumpang lama kelamaan akan panas karena handle kaki sangat berdekatan dengan knalpot. Ditambah dengan jok yang hanya setapak dan padat, yang ada membuat pantat sakit.

Saya juga bingung, katanya, beberapa cewek sangat motorsentris, apa-apa dilihat dulu motornya. Tapi, apakah motor bisa menjamin hubungan? Terus, kata Pandji Pragiwaksono pada salah satu stand up comedy-nya pernah bilang bahwa perempuan butuh perhatian, laki laki butuh pengakuan. Nah, memangnya KLX menarik perhatian perempuan sehingga ia suka dengan sang laki laki ?

Pada akhirnya, stereotip fuckboy yang disematkan pada KLX ini jika makin ditelaah, makin tidak masuk akal. Baiknya, stereotip tersebut dihilangkan saja. Tak terbatas pada motor ini aja sih, motor lain juga sebaiknya dihilangkan stereotip yang melekat. Takutnya generalisasi ini bisa bikin orang kesulitan dalam menjalani harinya. Ya bayangin kalau ada yang beli motor serupa KLX terus dicap mau nyakitin hati orang, padahal dia beli motor tersebut untuk bantu dia ngarit, kan susah. Kalau Pak Jokowi naik RX King, apa ya mau dianggep perampok? Kan nggak.

Fuckboy itu pada sikap, bukan pada tunggangan. Sekali lagi, pada sikap, bukan pada tunggangan.

BACA JUGA Klitih kok Naik Scoopy, Ora Mashok, Bos! dan tulisan Wikan Agung Nugroho.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version