Sate Ayam Ponorogo Lebih Enak Mengalahkan Sate Ayam Madura

Sate Ayam Ponorogo Lebih Enak Mengalahkan Sate Ayam Madura

Sate Ayam Ponorogo Lebih Enak Mengalahkan Sate Ayam Madura (unsplash.com)

Kalau kalian lebih suka sate ayam Ponorogo atau sate ayam Madura, Lur?

Siapa yang belum pernah sama sekali memakan sate ayam? Rasanya hampir semua orang pernah memakannya. Sate ayam adalah salah satu makanan khas Indonesia. Hidangan berbumbu kacang ini sering kita jumpai di warung-warung pinggir jalan hingga restoran di di seluruh Indonesia. Tak hanya itu, sate ayam juga kerap dihadirkan pada acara-acara khusus seperti resepsi pernikahan, arisan, atau acara keluarga lainnya. Artinya, hidangan ini cocok disantap dalam acara apa pun dan di lidah banyak orang.

Sesuai namanya, sate ayam dibuat dari daging ayam. Pada umumnya, sate ayam dimasak dengan cara dibakar menggunakan arang dan disajikan dengan pilihan bumbu kacang atau bumbu kecap. Bumbu kacang inilah yang membuat cita rasanya semakin sedap. Apalagi jika disantap dengan lontong, hmmm… tambah sedap.

Saya termasuk penggemar hidangan berbumbu kacang ini. Namun alih-alih sate ayam Madura yang namanya masyhur, di perantauan, sate ayam Ponorogo adalah sebaik-baiknya sate bagi saya.

Potongan daging sate ayam Ponorogo lebih besar dan empuk

Jika dilihat dari ukurannya, sate ayam Ponorogo memiliki potongan daging yang lebih besar daripada sate ayam Madura. Hal inilah yang membuat saya merasa senang menikmati hidangan satu ini. Saya bisa puas menikmati seporsi sate karena ukuran dagingnya lebih besar.

Selain itu, meski potongan dagingnya besar, daging ayam tetap empuk. Beberapa sumber menyebutkan karena daging yang digunakan adalah daging bagian paha dan tanpa lemak. Makanya nggak butuh effort untuk menggigitnya.

Sementara jika kita perhatikan, potongan daging sate ayam Madura cenderung lebih kecil. Sekali lahap sudah habis. Rasanya kurang seru. Malah bisa dibilang sate ayam Madura itu bak camilan bagi saya, bukan jadi lauk untuk nasi.

Bumbu kacangnya lebih gurih dan nikmat

Selanjutnya, kenapa cita rasa sate ayam Ponorogo mengalahkan sate ayam Madura dilihat dari bumbu kacangnya. Bumbu kacang sate Ponorogo warnanya lebih krem daripada sate Madura. Sehingga rasa kacangnya cukup mendominasi. Rasanya jadi lebih gurih dan tentu saja nikmat. Saya pribadi memang cenderung menyukai rasa gurih dan nggak terlalu manis.

Sementara jika membeli sate ayam Madura, kita bakal mendapatkan bumbu kacang yang warnanya lebih ke cokelat kehitaman. Rasa bumbu ini jadi lebih manis karena tambahan kecap. Sehingga rasa yang mendominasi adalah rasa kecapnya bukan rasa kacangnya. Bisa dibilang kurang kaya rasa menurut saya.

Tekstur bumbu kacang sate ayam Ponorogo lembut dan kental

Hal ketiga yang bikin sate ayam Ponorogo mengalahkan sate ayam Madura adalah tekstur bumbunya. Bumbu kacangnya halus, malah cenderung lembut banget. Selain itu bumbu ini juga terasa kental.

Sementara sate ayam Madura bumbunya cenderung lebih encer. Teksturnya pun nggak sehalus sate Ponorogo karena masih ada potongan-potongan kecil kacang.

Meski sate ayam Ponorogo secara keseluruhan tampak bisa mengalahkan sate Madura, ada satu kekurangannya, yakni harganya yang lebih mahal. Tapi tak masalah mengingat prinsip “ada harga, ada kualitas”. Yang jelas, sate Ponorogo adalah sebaik-baiknya sate ayam.

Selama merantau di Jogja, saya belum menemukan sate Ponorogo. Di sini paling banyak menjual sate ayam Madura. Meski begitu, ada dua tempat makan sate Ponorogo yang enak dan saya rekomendasikan di Tulungagung. Mana tahu jamaah Mojokiyah ada yang main ke sana, yakni sate ayam Pak Yono dan sate ayam Pak Siboen. Sempatkan mampir ke sana kalau ke Tulungagung, ya.

Penulis: Marselinus Eligius Kurniawan Dua
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 6 Dosa Penikmat Sate Ayam Ponorogo yang Sebaiknya Dihentikan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version