Sandal Pakalolo, Produk Lokal yang Bikin Penggunanya Senyum Manis

Sandal Pakalolo, Produk Lokal yang Bikin Penggunanya Senyum Manis

Sandal Pakalolo, Produk Lokal yang Bikin Penggunanya Senyum Manis (unsplash.com)

Sudah tak terhitung berapa kali saya melakukan eksperimen gonta-ganti merek sandal, baik produksi lokal maupun luar. Tujuannya sederhana, ingin tahu merek sandal apa yang bisa membuat saya jatuh cinta. Dari berbagai merek sandal yang pernah dicoba, akhirnya hati saya terpincut pada sandal Pakalolo. Sudah tiga tahun lebih saya menjadi pengguna sandal Pakalolo, baik yang kulit maupun karet. 

Kalau ditanya, kenapa saya jatuh hati pada Pakalolo? Sebagai orang yang berjiwa nasionalis, jawaban pertama saya karena Pakalolo merupakan produk lokal. Jadi sewaktu menggunakan sandalnya, kadar rasa percaya diri saya meningkat seperti berjalan di karpet merah karena merasa mencintai dan menghargai produk buatan tangan bangsa. 

Kualitas sandal kulit Pakalolo patut diacungi jempol

Kalau hanya produk lokal, sebenarnya banyak banget produsen sandal yang bertebaran. Yang membedakan sandal Pakalolo dengan produk lokal lainnya ada pada kualitasnya. Kekuatan sandal ini bisa dibilang tidak kaleng-kaleng. Meski sering terkena air, lapisan sandalnya tidak mudah terkelupas.

FYI aja, saya adalah orang yang suka membasuh sandal ketika selesai pipis di toilet umum. Saya merasa waswas kalau tidak membasuhnya, takut ada sisa najis. Sebagai orang yang suka membasuh sandal, saya merasa heran dengan sandal Pakalolo. Biasanya, kalau pakai sandal merek lainnya, empat atau lima bulan sudah terkelupas lapisannya. Namun, itu tidak terjadi dengan sandal ini. 

Sandal Pakalolo yang saya gunakan, masih bisa mulus, tanpa terkelupas sedikitpun meski sudah bertahun-tahun. Ini sungguh aneh. Dengan keanehan yang ada, sukses membuat saya kepo. Saya coba melakukan riset tentang bahan yang digunakan sandal ini.

Setelah saya telusuri, sandal Pakalolo katanya menggunakan kulit berkualitas. Waktu mengetahuinya, saya coba pegang sandal saya. Saya amati lamat-lamat. Sepertinya informasi yang saya baca memang benar adanya. Kulitnya tebal dan jahitannya detail.

Sandal karetnya tak mudah bau meski terkena air

Kekaguman saya tidak berhenti pada sandal kulitnya. Saya juga kagum pada sandal karetnya. Kualitas sandal karet Pakalolo juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Kali ini bukan tentang mudah terkelupas atau tidak jika terkena air. Karena sandal karet memang kuat air, sehingga tidak mudah terkelupas. 

Itu sudah saya buktikan dengan menggunakan sandal karet merek lainnya. Tapi yang unik dari sandal karet Pakalolo adalah tidak mudah bau meski terkena air. 

Kalian harus tahu, salah satu kelemahan sandal karet adalah mudah bau kalau terkena air karena mudah lembab. Jika sandalnya bau, bisa membuat aroma kaki menjadi tak sedap. Tapi entah kenapa, jika menggunakan sandal Pakalolo, tidak timbul aroma yang tak sedap. Meski pernah saya gunakan ketika tergenang banjir, tetap saja tak meninggalkan bau. 

Kata teman, sandal karet Pakalolo yang saya gunakan tipis. Jadi, sirkulasi udaranya mudah. Awalnya saya percaya jawaban dari teman. Tapi kepercayaan saya tidak bertahan lama. Soalnya ayah saya juga punya sandal Pakalolo karet. Bahannya lebih tebal dan pernah saya gunakan menyiram bunga. Meski terkena air, sandal ayah saya juga tidak meninggalkan bau.

Sampai sekarang saya tak tahu jawabannya secara pasti, kenapa sandal karet Pakalolo tidak mudah bau meski terkena air. Saya hanya bisa membuat hipotesis, barangkali ada desain khusus di sandal karetnya yang bisa memperlancar sirkulasi udara. 

Terasa ringan saat digunakan dan juga nyaman dipakai jalan

Entah hipotesis saya benar atau salah, yang pasti kelebihan lain dari sandal Pakalolo ada pada kenyamanannya saat berjalan. Meski terbuat dari bahan yang solid, tapi tak membuat penggunanya merasa berat waktu berjalan. Justru sebaliknya, saat digunakan terasa ringan seperti tak ada beban berat di kaki saya. 

Ketika berbelanja di mall, saya lebih suka menggunakan sandal Pakalolo. Karena ringan saat dipakai, jadinya kalau dibawa jalan memutari mall, membuat kaki tidak mudah lelah. Berbeda jika sandal yang saya gunakan terasa berat. Biasanya baru berjalan 30 menit saja kaki saya sudah terasa pegal. 

Dengan kenyamanan yang dirasakan, saya punya suatu keinginan. Jika kelak butuh membeli sandal lagi, sandal Pakalolo akan menjadi prioritas untuk saya beli. Selain berkualitas, harganya juga masih bersahabat di dompet.

Di sisi lain, saya suka warna sandal Pakalolo. Warnanya simpel, tapi tidak terlihat murahan. Selain itu ornamen kecil pada sandal membuatnya terlihat elegan. 

Kendati demikian, keinginan saya rasanya tak mudah. Sebab, saya merasa pemasaran sandal Pakalolo masih belum masif. Jarang toko yang menjual sandal ini. Setahu saya, di Lumajang dan Sumenep hanya ada satu toko yang menjualnya. Itu pun pilihannya terbatas. Di beberapa mall Surabaya, saya juga jarang melihat gerai Pakalolo atau toko yang menjual sandal ini. 

Jadi, teruntuk pihak Pakalolo coba dipikirkan ulang konsep pemasarannya. Jangan sampai masyarakat tidak tahu ada produk sebagus ini. Sayang banget, kan? 

Penulis: Akbar Mawlana
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Sandal Swallow Hasil Kolaborasi yang Keren biar Nggak Lagi Tertukar.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version