Selama petualangan saya di dunia hewan peliharaan, saya rasa hewan eksotis seperti tarantula dan reptil adalah hewan yang paling mudah untuk dirawat. Untuk catatan saya pernah ngerumat sugar glider dan kucing, ya walaupun cuma dititipin oleh teman beberapa hari.
Memelihara hewan mamalia seperti kucing dan sugar glider itu sama rasanya seperti punya pacar posesif. Kucing dan sugar glider menuntut supaya dirawat secara ekstra. Kucing misalnya, entah butuh uang berapa banyak demi menutupi biaya pakannya selama sebulan. Belum lagi memikirkan biaya grooming atau perawatan bulu-bulunya. Bulunya yang rontok pun menjadi PR tersendiri untuk dibersihkan dari baju, karpet, atau permukaan lainnya.
Apalagi jika pemilik kucingnya mengidap gangguan pernapasan. Kucing yang pernah dititipkan ke saya itu dimiliki oleh seorang teman yang punya penyakit asma. Apa nggak makin bengek dia kalau menghirup bulu kucing seperti itu?
Merawat sugar glider yang jauh lebih kecil dari kucing pun masih sama repotnya. Sugar glider yang dititipkan ke saya itu pakannya adalah bubur bayi sachetan. Keren sekali ya. Tiap hewan tersebut buang air pun kita kudu telaten membersihkan saluran pembuangannya kalau tidak mau bulunya kotor dan menjadi jelek. Masalah lainnya adalah jika sugar glider belum terbiasa dipegang manusia. Tiap didekati pasti dia mengeluarkan suara menjerit-jerit yang disebut crabbing.
Kendala-kendala yang ada di sekitar dua mamalia yang sudah saya sebutkan di atas tidak saya temui selama tiga tahun memelihara tarantula dan reptil. Sebagai catatan reptil yang pernah saya pelihara adalah leopard gecko alias tokek, blood python atau dipong, molurus python atau sanca bodo, dan reticulatus python atau sanca kembang.
Tidak dibutuhkan space yang luas demi memelihara hewan-hewan tersebut. Untuk memelihara seekor gecko atau tarantula tempat yang dibutuhkan adalah satu kotak makan per satu ekor. Yang perlu diperhatikan untuk tempat gecko adalah tersedianya tempat bersembunyi atau hiding cave. Sedangkan untuk tarantula yang harus ada ialah media tempat tinggal si tarantula. Jika jenis tarantula yang dipelihara adalah burrower, pastikan kandangnya terdapat lapisan cocopeat agar si hewan bisa menggali lubang tempat tinggal. Kalau yang dipelihara adalah arboreal yang hidup di atas permukaan tanah, pastikan ada media tempat dia bisa bersarang.
Untuk kandang ular mungkin sedikit lebih tricky, hal ini tergantung dari jenis ular apa yang mau dipelihara karena beda jenis beda pula ukurannya. Dipong termasuk ular berukuran kecil, jadi tidak perlu diberikan kandang berukuran besar. Di lain pihak, sanca bodo dan sanca kembang merupakan ular berukuran besar yang perlu kandang berukuran besar juga. Tapi, hal ini bisa disesuaikan dengan ukuran si ularnya, jika masih kecil wadah sepanjang satu setengah jengkal tangan pun cukup.
Konon ular bisa menyesuaikan pertumbuhan badannya mengikuti wadah tempat dia ditaruh. Ular kecil yang ditaruh di tempat besar maka pertumbuhan badannya akan lebih cepat. Sebaliknya, ular yang ditaruh di kandang yang ngepas pertumbuhan badannya tidak akan terlalu cepat. Kandang paling pas bagi ular adalah kandang yang melebar bukan meninggi serta memiliki panjang 2/3 panjang tubuhnya. Jangan lupa berikan ventilasi yang cukup karena bau kencing ular harumnya sangat semerbak. Nah baru tahu ular bisa kencing kan?
Omong-omong soal kandang, ular saya dulu pernah kabur dari kandangnya. Pasalnya container plastik kandangnya lupa saya kunci. Tengah malam saat sedang terlelap, saya merasa ada yang menggerayangi kaki. Saya tidak repot-repot untuk bangun memeriksa, hanya membatin, “Ah paling si ular lepas. Biar lah saya tangani esok pagi.” Ternyata benar, dia keluar kandang dan sudah nangkring di atas gantungan baju. Untungnya dia tidak keluar kamar dan menyebabkan kekacauan bagi penghuni kos lain.
Masalah makanan, hewan-hewan tersebut juga tergolong mudah dan murah. Tarantula misalnya, dia hanya butuh makan seminggu sekali berupa satu ekor jangkrik bagi yang ukurannya sudah besar. Makanan gecko juga jangkrik yang diberikan sehari atau dua hari sekali. Beli jangkrik seharga Rp5 ribu di toko pakan burung terdekat bisa cukup untuk makan sebulan.
Biaya pakan untuk ular pun sama murahnya. Kalau sedang ada uang, tiap minggu mereka saya beri makan. Kalau kantong sedang kosong, diberi makan dua minggu sekali pun tidak apa-apa. Kalau fulus sedang banyak, si bodo dan si kembang bisa saya kasih tiga ekor mencit atau tikus putih seharga Rp5 ribu per ekor. Kalau benar-benar kepepet perlu diberi makan, tapi dompet benar-benar kosong, saya ke pasar terdekat membeli anak ayam seharga Rp3 ribu. Tapi ular jarang saya beri makan unggas seperti anak ayam itu karena kalau terlalu banyak makan unggas katanya tubuh ular akan bergelambir dan tidak sekal.
Di samping itu, ada kepuasan tersendiri dalam melihat mereka memangsa hewan hidup. Menunggu tarantula keluar dari lubang sarangnya untuk mencaplok jangkrik secara tiba-tiba bisa memberi kesan tersendiri. Melihat ular mengendap-endap dan menerkam tikus untuk kemudian dia cengkram kuat sampai menyaksikan tikusnya ia lahap perlahan-lahan juga memberikan kepuasan yang tidak dapat dibandingkan dengan melihat kucing yang sedang makan makanan kalengnya.
Tarantula dan reptil juga tidak membutuhkan perawatan yang khusus. Bagi tarantula yang perlu diperhatikan adalah kelembaban kandang yang tidak boleh terlalu kering. Sedang perawatan ekstra untuk ular dia hanya perlu dijemur rutin serta direndam satu atau dua kali seminggu. Setelah ular direndam jangan lupa dikeringkan agar tubuhnya tidak berjamur. Fungsi dari direndam dan dijemur ini adalah untuk membantu pencernaan agar lebih lancar. Selain itu ular yang sering terpapar matahari akan memiliki warna kulit yang lebih cemerlang.
Jika dibandingkan, sebenarnya memelihara mamalia dan reptil memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mamalia yang repot pemeliharaannya bisa dilatih dan diajak main. Sedangkan hewan seperti tarantula dan reptil pemeliharaannya lebih simpel, tetapi dia lebih cocok dijadikan hewan display ketimbang hewan yang bisa dipegang. Yang terpenting adalah rasa tanggung jawab atas hewan peliharaan yang kita miliki supaya mereka bisa hidup sejahtera di bawah naungan pemiliknya.
Photo by Rejean Bisson via Pexels.com
BACA JUGA Rekomendasi 4 Manga Weekly Shonen Jump yang Menarik Diikuti dan tulisan Salman Al Faruq lainnya.