Realita di Balik Layanan Bank Keliling: Derita Pegawai yang Ikut Terjebak Utang karena Nasabah Gagal Bayar

Bank Keliling Menyimpan Realita Pahit para Karyawannya (Unsplash)

Bank Keliling Menyimpan Realita Pahit para Karyawannya (Unsplash)

Bank keliling, atau yang lebih dikenal dengan nama Bank Harian, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di berbagai pelosok Indonesia. Dalam menjalankan peranannya, bank keliling tidak hanya menyediakan layanan keuangan yang mudah diakses bagi para pedagang kecil, petani, dan masyarakat umum, tetapi juga menjadi solusi bagi mereka yang tidak terjangkau oleh institusi keuangan konvensional.

Dengan menghadirkan layanan langsung ke rumah atau tempat usaha, bank keliling menawarkan kemudahan yang sangat dibutuhkan. Terutama bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil atau tidak memiliki akses mudah ke lembaga keuangan. Di balik efisiensi dan kenyamanan yang ditawarkan, ada sosok-sosok pekerja keras yang menjalankan roda operasi ini setiap harinya, yaitu para karyawan.

Namun, di balik senyum ramah dan sikap profesional mereka, terdapat sisi gelap yang jarang diketahui publik. Karyawan bank keliling menghadapi berbagai tantangan dan tekanan yang tak terbayangkan oleh kebanyakan orang.

Melalui penjelasan mendalam dan kisah nyata dari karyawan bank keliling, kita akan mengeksplorasi tekanan kerja, risiko di lapangan, dan dampak pekerjaan ini terhadap kesehatan serta kesejahteraan. Dengan demikian, diharapkan pembaca dapat memahami lebih baik dan memberikan apresiasi yang layak bagi para pahlawan di balik layanan keuangan yang sering kita anggap remeh ini.

Kehidupan sehari-hari

Menjadi karyawan bank keliling bukan pekerjaan yang mudah. Setiap hari, mereka harus menghadapi berbagai tantangan yang menuntut ketahanan fisik dan mental yang luar biasa. 

Sejak pagi buta, mereka sudah mempersiapkan diri untuk perjalanan panjang yang akan membawa mereka ke berbagai sudut kota atau desa. Dengan membawa buku catatan dan sejumlah uang tunai, mereka menempuh perjalanan jauh. Seringnya menggunakan sepeda motor atau ada juga yang berjalan kaki, untuk menemui nasabah satu per satu

Tanggung jawab utama karyawan bank keliling meliputi pengumpulan cicilan dari nasabah, menawarkan pinjaman baru, dan memberikan nasihat keuangan. Mereka harus mengelola waktu dengan baik agar dapat menemui semua nasabah sesuai jadwal. Dalam sehari, seorang karyawan bank keliling bisa menemui puluhan nasabah yang tersebar di berbagai lokasi.

Selain itu, mereka juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik untuk membangun hubungan yang kuat dengan nasabah. Kepercayaan adalah kunci dalam bisnis ini, dan karyawan bank keliling sering kali menjadi penasihat sekaligus teman bagi nasabah. 

Namun, di balik interaksi yang tampak sederhana ini, ada tekanan besar. Khususnya untuk memenuhi target dan memastikan semua nasabah membayar cicilan tepat waktu.

Sisi gelap karyawan bank keliling yang tidak banyak diketahui 

Untuk memperdalam bagian ini, saya mewawancarai beberapa teman saya yang bekerja di bank keliling. Mereka adalah MJ dan RF, yang bekerja di area Jawa Barat.

#1 Kalau masuk, harus ada jaminan

Untuk memasuki dunia pekerjaan sebagai karyawan bank keliling, Anda harus menempatkan jaminan. Sertifikat rumah atau surat-surat kendaraan bermotor bukan sekadar dokumen. Mereka adalah penjaga kesetiaan dan integritas. 

Jaminan ini, yang harus diserahkan sebagai syarat mutlak, berfungsi sebagai perisai. Mereka melindungi dari kemungkinan tindakan curang atau pelanggaran etika.

Menurut RF, jaminan yang Anda berikan saat bergabung sebagai karyawan bank keliling adalah jaminan etika agar bos percaya. Bos takut uang nasabah disalahgunakan atau dikorupsi. Jadi, jaminan ini berfungsi sebagai penjaga setia yang memastikan kita tetap berada di jalur yang benar. 

Jaminan ini akan kembali kepada karyawan asalkan karyawan meninggalkan jejak yang bersih dan tanpa masalah yang berarti. Begitu penjelasan RF.

#2 Ancaman dari nasabah yang tidak bisa bayar

Ketika di lapangan, para karyawan bank keliling sering harus menghadapi amarah dan intimidasi dari nasabah yang tidak bisa membayar. Dalam situasi seperti ini, ketidakmampuan untuk melunasi cicilan bisa memicu ancaman verbal atau bahkan kekerasan fisik. 

“Iya, saya pernah diancam dengan sajam oleh orang tua nasabah waktu di lapangan. Orang tua nasabah tidak tahu kalau anaknya punya utang,” Jelas MJ.

#3 Terjebak di lingkaran setan

Sisi gelap yang lebih dalam dari pekerjaan ini sering memerangkap karyawan dalam lingkaran setan utang yang menjerat. Di luar tekanan dari nasabah yang tidak bisa membayar, karyawan bank keliling sering menghadapi kenyataan pahit, yaitu mereka sendiri juga terjebak utang kepada bosnya. 

Lingkungan kerja yang keras dan tak terduga memaksa mereka untuk meminjam uang yang akan dipotong dari gaji mereka. Ini menciptakan siklus utang yang sulit untuk diputus. 

Setiap langkah di lapangan membawa tantangan tersendiri. Tak jarang karyawan harus berjuang keras untuk keluar dari lingkaran utang ini sambil tetap memenuhi kewajiban mereka di tempat kerja.

“Ancaman Ketika di lapangan itu udah jadi resiko dalam pekerjaan. Selain itu, kami juga sering utang ke bos untuk memenuhi kebutuhan rumah yang tiada habisnya,” ungkap MJ.

Di balik sisi gelap ini, tentu ada sisi menyenangkan, kata MJ. Menjadi pegawai bank keliling, selain karena kebutuhan dapur, tetapi juga kita mendapatkan banyak teman dari berbagai pelosok desa. Pengalaman ini juga bisa meningkatkan skill komunikasi dan pendekatan kepada nasabah atau orang-orang yang baru kita temui.

Penulis: Abdul Gani Amin

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Dear Jajaran Direksi Bank, Kami Butuh Lebih Banyak ATM 20 Ribuan!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version